Mohon tunggu...
firman syamsul rizal
firman syamsul rizal Mohon Tunggu... Guru - guru

https://www.kompasiana.com/firmansyamsulrizal/5d7715320d82300235134972/mengenal-syaeful-pemain-trombone-pertama-soneta?page=all

Selanjutnya

Tutup

Music Pilihan

Mengenal Syaeful, Pemain Trombone Pertama SONETA Group

10 September 2019   17:18 Diperbarui: 12 September 2019   17:47 1616
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dok Syaeful Husni Sadikin

"Berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian, bekerjalah dahulu, berjuanglah dahulu, baru kemudian bersenang senang", kiranya itulah penggalan lirik lagu Rhoma Irama yang menggambarkan perasaan Syaeful Husni Sadikin, seorang pemain alat musik trombone. Senang bukan kepalang, bahagia tak terkira dan tidak menyangka bisa bergabung dengan SONETA, salah satu group musik legendaris di Indonesia bahkan di dunia.

Syaeful  adalah pemain trombone pertama di SONETA. Menurutnya sejak awal tidak ada pemain trombone di SONETA. Untuk pertama kali SONETA menggunakan format brass section sekitar tahun 80 an. Pemain trumpet terdiri dari Dadi (trumpet), Anto (tenor saxophone) Farid (alto saxophone), ada pergantian Farid diganti Subiyanto, Subiyanto diganti oleh Koko dan Anto diganti oleh Banda.

Formasi SONETA dengan brass section berjalan sampai sekarang. Pada pada tahun 2017 Dadi pensiun karena faktor usia dan kondisi pisik sudah tidak prima, maka posisi trumpet diganti Sopran Saxophone/ Baby yaitu Roma. Dengan demikian format brass section terdiri dari Syaeful  (trombone), Banda (alto saxophone), Koko (tenor saxophone), Roma (baby saxophone).

Syaeful  mulai bergabung dengan SONETA pada tahun 2014. Berawal ketika Syaeful  mendapatkan pekerjaan di salah satu stasiun TV. Teman satu band Syaeful yang bernama Kiki kebetulan anak pak Koko pemain saxophone di SONETA. Waktu itu dengan nada bercanda Syaeful  berkata kepada Kiki untuk menyampaikan pesan kepada ayahnya agar SONETA memakai trombone. Kiki merespon sambil tertawa dan Syaeful tidak membayangkan apa yang akan terjadi selanjutnya. Ternyata Kiki benar menyampaikan pesan Syaeful  kepada ayahnya.

1 bulan kemudian Syaeful dihubungi Koko. Lewat sambungan pesawat telpon, Koko menawarkan Syaeful  untuk main bersama SONETA. Alangkah senang dan bahagianya Syaeful  mendapatkan tawaran tersebut. Syaeful  dikabari bahwa akan ada jadwal latihan SONETA di Depok. Koko menyarankan agar Syaeful datang ke rumahnya di Bogor 2 hari sebelumya untuk mempelajari lagu-lagu. Dari song list yang dilihatnya tidak satupun yang Syaeful  hafal, karena tidak terbiasa main musik dangdut sebelumnya. Syaeful  serius berlatih selama 2 hari dan minta izin kepada Koko untuk menulis partitur 12 lagu SONETA.

Kesempatan yang dinantikan pun tiba, Syaeful  mengikuti latihan bersama SONETA untuk persiapan pertunjukan di salah satu stasiun TV. Sebelum latihan lagu pertama dimulai, Rhoma Irama meminta Syaeful  untuk memainkan sendiri trombone lagu yang akan dibawakan. Kemudian main bersama, demikian seterusnya sampai 12 lagu selesai. Alhamdulillah berkat latihan intensif, Syaeful  dapat memainkan trombone kesayangannya dengan lancar.

Syaeful  berbincang dengan Roma Irama tentang pengalamannya dalam bermusik. Rhoma Irama bertanya kesiapan Syaeful bergabung dengan SONETA. Kemantapan hati dan penuh keyakinan, Insya Allah saya siap bergabung dengan SONETA jawab Syaeful . Alhamdulillah Syaeful  sangat menikmati kebersamaannya dengan SONETA dan "pa Haji", demikian sapaan akrab Rhoma Irama. Selanjutnya Syaeful  diberi kostum sebagai simbolis tanda diterima menjadi bagian dari keluarga SONETA.

@Official Rhoma irama
@Official Rhoma irama

Bersama personil SONETA lainnya, Syaeful  bermain dengan formasi yang terdiri dari H. Rhoma Irama (Vokal & Gitar), Mamat (Keyboard), Zuhri Nasir (Mandoline), Bachrudin (Seruling), Zulham Effendi (Dholak Gendang), H. Chovif (Gendang /Drum), Achmadi (Bass), Didi Kharisman (Rhytm), Banda (Saxophone Alto), Koko Sawaludin (Saxophone Tenor), Rorom (Baby Saxophone) Syaeful Husni Sadikin (Trombone), Fuji, Aida, Dewi dan Neneng sebagai SONETA Femina (Backing Vocal).  

Syaeful bergabung dengan SONETA sampai akhir 2015. Karena kondisi Syaeful  masih ngajar di Bandung dan luar kota, akhirnya Syaeful mengundurkan diri. Syaeful  terakhir manggung bersama SONETA malam tahun baru 2016 di Palembang. Atas izin Allah SWT pada bulan April 2019 Syaeful dihubungi kembali untuk main bersama SONETA, karena pemain trombone yang sempat menggantikannya mengundurkan diri. Syaeful bergabung kembali dengan SONETA sampai sekarang.    

Sebagai session player, Syaeful  bisa bermain musik dengan siapa saja. Jika sewaktu-waktu ada jadwal SONETA, maka Syaeful  main dengan SONETA. Menurutnya meskipun di SONETA tidak ada kontrak tertulis, tetapi SONETA harus menjadi prioritas. Syaeful  berusaha untuk memenuhi standar permainan saxophone yang diinginkan Rhoma Irama. Menurutnya semua personil SONETA sangat welcome. Meskipun mereka musisi senior, profesional dan sangat berpengalaman, namun mereka memperlakukan Syaeful  dengan baik. Syaeful  pernah merasakan ditegur dan diingatkan oleh Rhoma Irama, ketika melakukan kesalahan dalam latihan. Baginya hal tersebut pengalaman yang sangat berharga dan wajar terjadi. 

Menurut pria kelahiran Bandung, 12 Juli 1986 ini, Rhoma Irama adalah figur yang sangat kharismatik. Sangat jenius di bidang musik, penulis lirik terbaik, penata musik terbaik, penyanyi, aktor, sutradara, sekaligus sebagai guru. Baginya Rhoma Irama bisa menjadi orang tua, yang sangat peduli kepada anak-anaknya yaitu semua personil SONETA.

SONETA memiliki tradisi jadwal latihan yang luar biasa keren. Waktu latihan persiapan show di suatu kota, dilakukan sore ba'da Ashar. Ketika azan Maghrib berkumandang, latihan break terlebih dahulu untuk sholat Maghrib berjamaah. Dilanjutkan tausyiah sampai menjelang sholat Isya, kemudian sholat Isya berjamah. Latihan dilanjutkan sampai jam 21.00. Syaeful  baru menemukan 1 group musik yang selalu sholat berjamah dan rutin mengadakan pengajian.

Kekaguman Syaeful bukan hanya kepada SONETA, tetapi merasa salut juga kepada teman-teman Fans of Rhoma Irama and SONETA (FORSA). Fans yang sangat militan, dengan jumlah sangat banyak tersebar di seluruh Indonesia. Terdiri dari struktural maupun non struktural, mereka memiliki visi dan misi yang paling utama yaitu mengamalkan lirik-lirik lagu Rhoma Irama. Termasuk ikut memelihara dan melestarikan karya-karya Rhoma Irama. Sebagian besar teman-teman FORSA mengoleksi album SONETA dan memiliki pengetahuan tentang lagu-lagu SONETA yang luar biasa.

Aktifitas Syaeful  di luar SONETA yaitu sebagai seorang pengajar. Tahun 2010 sempat mengajar di Al Azhar Syifa Budi Parahyangan, namun Syaeful  hijrah ke Jakarta. Jakarta tidak selamanya menawarkan pekerjaan kepada Syaeful, ada kalanya break pekerjaan. Akhirnya Syaeful  memutuskan untuk bulak balik Jakarta-Bandung. Syaeful pernah mengajar angklung di Saung Angklung Udjo. Mengajar baginya sangat menyenangkan, Syaeful  tidak bisa meninggalkannya. Meskipun sudah tidak mengajar di sekolah dari pagi sampai sore, tapi Syaeful  masih mengajar angklung di kampus, kantor, instansi pemerintah, paduan suara, vocal group dan band sekolah.

Kini setiap hari selasa, rabu dan kamis Syaeful  melakukan pekerjaan reguler di salah satu stasiun TV di Jakarta. Sedangkan hari jumat, sabtu, minggu dan senin Syaeful  menetap di Bandung. Menurutnya profesi pemusik banyak kerja di weekend, seperti main di wedding. Syaeful  juga bermain musik bersama Don Lego salah satu band di Bandung yang beraliran Ska. Jika tidak ada kegiatan main dengan SONETA dan Don Lego maka itu adalah waktu Syaeful  bersama keluarga dan antar jemput anaknya sekolah.

Keluarga sejak awal mendukung Syaeful  untuk memutuskan untuk kuliah di seni musik dan mengambil spesialisasi trombone. Kondisi yang terbilang unik, Syaeful  kuliah di seni musik tapi tidak punya alat musik. Ketika mengambil kuliah trombone Syaeful harus punya alat musik. Sebelumnya Syaeful  hanya memakai alat milik kampus, yang terbatas jumlah dan waktu. Agar bisa latihan lebih serius, maka Syaeful harus memiliki trombone sendiri.  

Sebagai mahasiswa Jurusan Pendidikan Seni Musik UPI Bandung, semua alat musik dicoba. Alat musik piano, gamelan dan vocal wajib dikuasai, pada akhirnya Syaeful cenderung suka memainkan trompet. Karena pemain terompet lebih banyak dibandingkan pemain trombone, maka setelah 1 tahun belajar trumpet Syaeful  disarankan oleh dosennya untuk memilih trombone. Peralihan ini tidak memerlukan adaptasi yang lama, karena trumpet dan trombone masih satu keluarga yaitu instrumen musik tiup logam/brass.

Ketika Syaeful belum mempunyai penghasilan, dengan kondisi orang tua harus menyekolahkan kedua adiknya. Syaeful  memberanikan diri meminjam uang kepada ibunya, untuk membeli trombone temannya. Syaeful  sangat memerlukan trombone untuk kuliah. Setiap orang tua tentu sangat ingin melihat anaknya berhasil, maka orang tua Syaeful  memberikan sejumlah uang untuk membeli trombone. Pada saat itu Syaeful  tidak mengetahui jerih payah orang tua untuk mendapatkan uang tersebut.

Syaeful  mulai manggung dan mengambil job dengan trombonenya. Uang yang didapat sedikit demi sedikit mulai ditabung untuk mengembalikan uang orang tuanya. Ketika uang pinjaman mau dikembalikan, ternyata orang tua tidak mau menerimanya. Ibu hanya mendoakan Syaeful  agar trombone tersebut bisa bermanfaat, awet dan mendatangkan penghasilan.

Hingga kini Syaeful selalu tidak kuasa untuk menahan tangis ketika manggung bersama SONETA harus membawakan lagu berjudul Keramat. Penggalan lirik "Hei manusia, hormati ibumu yang melahirkan dan membesarkanmu", selalu membuat air mata menetes. Syaeful merasakan feel yang berbeda, karena teringat pengorbanan jasa baik ibunya dan dosa yang telah diperbuat kepada kedua orang tuanya.      

Dok Syaeful Husni Sadikin
Dok Syaeful Husni Sadikin

Sebagai pemain trombone, Syaeful menyadari bahwa setiap alat musik memiliki karakter yang berbeda-beda. Ukuran Trombone relatif besar dan panjang, sehingga agak ribet membawanya di kendaraan atau pesawat. Saeful merasa beruntung, karena ada yang lebih besar dari trombone, seperti kontra bass yang harus digendong. Menurutnya pemain trombone relatif jarang, di Bandung sendiri jumlahnya masih bisa dihitung dibanding pemain alat musik lainnya. Sehingga peluang untuk diajak bergabung dalam sebuah band lebih besar, terlebih ketika dibutuhkan untuk brass section

Secara teknis  main trombone dengan siapapun sama saja, namun yang membedakan adalah atmosfir yang dirasakan. Tidak hanya memainkan trombone, Syaeful  juga senang kepada sesuatu yang perkusif.  Kalaupun dalam suatu kesempatan Syaeful  harus memainkan alat musik selain trombone, maka Syaeful  akan memilih drum atau perkusi. Pada dasarnya hampir semua alat musik bisa dimainkannya, tapi Syaeful  merasa kurang pede ketika memainkan selain trombone dan perkusi.

Syaeful  percaya bahwa untuk menjadi trombonis harus latihan dengan serius. Ketika pertama kali belajar, terkadang kurang sabar. Meniup satu persatu nada dengan cukup lama, untuk melatih tone. Misalkan dari nada C naik ke D, demikian seterusnya. Perlahan lahan, dengan penuh kesabaran, tahapannya tidak langsung main lagu. Menurutnya latihan intensif, tekun, dan attitude adalah faktor utama bagi seorang musisi. Karena akan kerja dengan siapapun, maka secara teknis dan komunikasi harus bagus.

Era teknologi digital memudahkan Syaeful  untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan pemain trombone di seluruh Indonesia. Khususnya kota-kota besar seperti Bandung, Jakarta, dan Jogjakarta. Bertemu di sosial media, saling follow, berkomunikasi  ketika berkesempatan main satu panggung, sharing alat dan buku tentang musik.

Syaeful  merasa bergabungnya dengan SONETA merupakan suatu pencapaian yang di luar ekspektasi. Tidak terpikir sebelumnya Syaeful  bisa bergabung di SONETA. Ketika awal bermain trombone, Syaeful  sangat ingin main band, pernah main orkestra bersama Gita Bahana Nusantara di Istana Negara pada tanggal 17 Agustus 2009. Namun Syaeful  menyadari bahwa perjalanan profesionalnya di musik baru 10 tahun, masih banyak yang ingin dicapainya.

Pekerjaan musisi adalah memperbanyak relasi, berkepribadian yang baik, berkomunikasi, attitude yang bagus. Selain skill dan kemampuan teknis yang bagus, yang terpenting yaitu restu orang tua. Apapun yang dilakukan, setiap mau main dan mendapat pekerjaan dengan siapapun, Syaeful  selalu mengabari ibunya. Orang yang pertama kali dikabari ketika Syaeful  bergabung dengan SONETA adalah ibu. Baginya keluarga adalah pihak yang paling berjasa dalam perjalanan karirnya.  

Selain kedua orang tua dan keluarga, banyak pihak yang berjasa terhadap karir Syaeful. 2 orang pamannya yang telah mengenalkan chord-chord dasar gitar sejak Syaeful duduk di kelas lima SD. Adi Haryudi teman ketika SMA, yang memaksa Syaeful untuk ikut SPMB jurusan seni musik. Diki Suwarjiki sesama pemain saxophone, yang mengajak Syaeful  main di OVJ sahur. Dari situlah pintu mulai terbuka, kesempatan berkenalan dengan banyak orang. Sampai akhirnya bertemu dengan Kiki yang menjadi sebab bisa mengenal sosok Rhoma Irama dan bergabung bersama SONETA group musik legendaris Indonesia.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Music Selengkapnya
Lihat Music Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun