Mohon tunggu...
Firmansyah Wahyu
Firmansyah Wahyu Mohon Tunggu... Musisi - Mahasiswa Sosiologi FISIP UMM

Mahasiswa Sosiologi, Fisip, Universitas Muhammadiyah Malang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Vaksin Covid-19 dan Kebijakan Pemerintah Indonesia

26 Januari 2021   20:00 Diperbarui: 26 Januari 2021   20:01 112
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Virus Corona atau yang biasa kita kenal dengan sebutan Covid-19 merupakan virus single stranded RNA yang berasal dari kelompok Coronaviridae. Dinamakan coronavirus karena permukaannya yang berbentuk seperti mahkota (crown/corona). Virus lain yang termasuk dalam kelompok yang serupa adalah virus yang menyebabkan Middle East Respiratory Syndrome (MERS-CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV) beberapa tahun silam (klikdokter.com). Namun virus covid-19 yang pada awalnya muncul di Wuhan, China ini merupakan virus corona yang belum pernah teridentifikasi pada manusia. Covid-19 ini kemudian menyebar ke seluruh belahan dunia dan berlangsung lama sehingga ditetapkan sebagai sebuah pandemi dengan skala global. Pandemi ini mengakibatkan perubahan yang sangat signifikan diberbagai sektor kehidupan, mulai dari interaksi sosial antar individu hingga pembatasan dalam kegiatan apapun.

Pandemi covid-19 yang melanda seluruh dunia selama hampir satu tahun kini telah menemukan sebuah titik terang dengan ditemukannya vaksin covid-19. Vaksin ini diberi nama Vaksin Sinovac, merupakan vaksin yang berisikan virus mati sehingga dapat mencegah orang yang telah divaksin agar tidak dapat tertular covid-19. Vaksin Siovac mulai masuk ke Indonesia pada Minggu (6/12/2020) melalui Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Presiden Joko Widodo menjadi orang pertama yang disuntik vaksin tersebut pada (13/1/2021) kemudian disusul oleh Raffi Ahmad sebagai pewakilan Anak Muda Indonesia. Pembagian Vaksin Sinovac di Indonesia juga terbilang sudah merata diseluruh 34 provinsi dan akan dibagikan secara bertahap. Dengan adanya Vaksin Sinovac ini, diharapkan persebaran covid-19 di Indonesia bisa segera berkurang dan cepat terselesaikan untuk mengurangi angka peningkatan pasien positif dan angka kematian yang disebabkan kasus positif covid-19 yang semakin hari semakin bertambah.

Mengutip sebuah konsep dari salah seorang tokoh sosiologi bernama Emile Durkheim yaitu mengenai teori solidaritas sosial. Solidaritas sosial adalah kesetiakawanan yang menunjuk pada satu keadaan hubungan antara individu dan atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama. Selanjutnya, Durkheim menjelaskan bahwa solidaritas sosial dibagi menjadi dua, yaitu solidaritas mekanik dan solidaritas organik. Solidaritas mekanik didasarkan pada suatu “kesadaran kolektif” bersama (collective consciousness/conscience), yang menunjuk pada totalitas kepercayaan-kepercayaan dan sentimen-sentimen bersama yang rata-rata ada pada warga masyarakat yang sama (Durkheim dalam  Johnson, 1994: 183). Sedangkan solidaritas organik ditandai oleh pentingnya hukum yang bersifat memulihkan (restitutive) daripada yang bersifat represif. Solidaritas ini didasarkan pada tingkat saling ketergantungan yang tinggi.

Mengenai pembagian Vaksin Sinovac kepada masyarakat Indonesia, solidaritas mekanik dapat ditunjukkan dengan adanya kesadaran koleftif bersama antar semua lapisan masyarakat mengenai pentingnya vaksin covid-19 bagi keberlangsungan hidup semua orang tanpa terkecuali. Walaupun sempat beredar beberapa hoaks yang menyatakan bahwa Vaksin Sinovac menimbulkan beberapa gejala yang tidak biasa, masyarakat tetep mempercayai bahwa adanya vaksin tersebut akan dapat membuka lembaran baru bagi kehidupan yang lebih baik bagi semua orang di era new normal ini.

Solidaritas organik dapat ditunjukkan dengan adanya aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah mengenai kewajiban suntik vaksin covid-19 bagi seluruh lapiran masyarakat. Bagi siapapun yang melanggar, akan mendapatkan sanksi denda maupun hukuman penjara. Hukum tersebut dapat dikatakan sebagai bentuk solidaritas organik karena hukum tersebut merupakan hukum yang bersifat untuk memulihkan suatu keadaan agar dapat kembali membaik seperti semula. Dikatakan membaik ditunjukkan dengan menurunnya angka positif kasus covid-19 dan menurunnya pula angka kematian yang disebabkan oleh covid-19. Adanya kebijakan tersebut, pemerintah mengharapkan partisipasi masyarakat dan kesadaran individu untuk melakukan vaksin agar program vaksin nasional dapat berjalan lancar sehingga dapat menekan persebaran covid agar cepat terselesaikan. Hal tersebut sesuai dengan solidaritas organik yang digagas Emile Durkheim dimana program vaksin yang diadakan oleh pemerintah dapat berjalan lancar, begitupun masyarakatnya juga mendapat keuntungan karena telah difasilitasi untuk melakukan vaksin dan keuntungan bersmanya yakni pengurangan persebaran covid-19.

Sumber referensi :

Johnson, Doyle P. (1994). Teori Sosiologi Klasik dan Modern. Jilid Pertama. Terjemahan Robert M. Z. Lawang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Klikdokter.com : Virus Corona (COVID-19).

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun