Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Sudah Mulai Berumur, Pilih Ngabuburit yang Berfaedah Saja

8 Maret 2025   21:45 Diperbarui: 8 Maret 2025   21:45 258
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Bulan Ramadan adalah bulan yang penuh berkah, di mana umat Muslim di seluruh dunia menjalankan ibadah puasa, termasuk umat Muslim di Indonesia. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menambah pahala ibadah di bulan Ramadan ini, mulai dari aktivitas positif, menjalankan ibadah sunah, seperti mengaji, hingga mengikuti kajian ilmu. Namun, ada juga suatu aktivitas yang saat ini menjadi tradisi yang hanya dilakukan di bulan Ramadan, yaitu "ngabuburit".

Ngabuburit merupakan salah satu tradisi khas di bulan Ramadan, yaitu kegiatan menunggu waktu berbuka puasa. Banyak hal yang bisa dilakukan dalam ngabuburit ini, entah bermanfaat atau tidak, semua adalah pilihan.

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk menikmati ngabuburit, salah satunya dengan mengisi hal positif, yang tidak hanya duduk-duduk menunggu Magrib atau bahkan hanya bermain gadget saja. Padahal, seharusnya ngabuburit bisa menjadi waktu yang tepat untuk menjaga kebugaran tubuh dan melakukan kegiatan yang bermanfaat.

Jalan Sore dan Nyare Malam, Menjadi Aktivitas Wajib "Ngabuburit" di Puasa Ramadan Tahun Ini

Ada alasan tersendiri mengapa dua aktivitas tersebut, yaitu jalan sore dan nyare malam, menjadi aktivitas wajib yang harus Saya lakukan bersama dengan istri di bulan Ramadan tahun 2025, yaitu:

- Jalan Sore

Jalan sore yang kami pilih sebenarnya adalah aktivitas olahraga yang kami ganti waktunya di sore hari, yang biasa kami lakukan di pagi hari.

Mengapa jalan sore tersebut menjadi "wajib", ceritanya memang lumayan panjang. Awalnya di tahun 2024 kemarin, setelah Hari Raya Idul Fitri, tiba-tiba dada sebelah kiri istri mengalami nyeri, tentu saja Saya pun langsung memabwanya ke poli jantung untuk mengetahui apa penyebabnya.

Dari situ diketahui bahwa istri mengalami kondisi awal atau gejala sakit jantung, yang membuat kami harus mengubah pola hidup. Dan tidak hanya pola hidup, kami berdua pun memutuskan merubah pola makan, termasuk menjalankan puasa sunah yang rutin harus kami lakukan. Sebagai pilihan dan konsekwensi kami agar kami tetap sehat, apalagi umur kami yang sudah masuk di umur 40 tahun.

Istri jalan sore (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)
Istri jalan sore (Sumber gambar: Dokumentasi Pribadi)

Memaksa? Ya begitulah kiranya, untuk sehat kami pun harus memaksa diri agar kami tetap sehat. Begitu pula di puasa Ramadan kali ini, aktivitas fisik pun kami mulai jadwalkan seperti hari-hari biasanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun