Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Ingin Buka Bisnis Kuliner? Lihat Dulu Tren Perilaku Konsumen yang Akan Anda Tuju

16 Mei 2023   17:55 Diperbarui: 16 Mei 2023   18:13 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi makanan sehat (Sumber gambar: Freepik dalam Kompas.com)

Berbicara bisnis kuliner memang menarik, bahkan karena menariknya membuat banyak orang yang belum pernah berbisnis kuliner menganggap bisnis ini selalu menghasilkan cuan yang banyak. Terlepas dari apa pun yang terjadi, ada sedikit kalimat yang akan membuat Anda untuk berpikir, yaitu "ingin buka bisnis kuliner? Lihat dulu tren perilaku konsumen yang akan Anda tuju."

Mungkin Anda akan menganggap bahwa kata-kata di atas sedikit mempengaruhi secara negatif, atau berupaya untuk menghalangi keinginan dan harapan Anda untuk sukses? Bisa 'ya' dan bisa 'tidak'. Dianggap 'ya' kalau keinginan Anda untuk membuka bisnis kuliner hanya sekedar ikut-ikutan dan tidak memperhitungkan risiko yang akan Anda terima. Bisa tidak, kalau sebelumnya Anda sudah memahami apa saja yang bisa Anda terima, selain cuan atau hasil yang besar apabila bisnis kuliner tersebut sukses.

Selain uraian di atas, yang juga harus diingat adalah seberapa besar rupiah yang Anda keluarkan itu sangatlah bernilai, apalagi kalau Anda baru memulai berbisnis. Dan satu yang harus Anda ingat lagi, belajarlah dari kegagalan orang ain, yang membuat Anda harus memulainya dengan detail, mulai dari perencanaan sampai dengan pengembangan bisnis yang akan Anda lakukan.

Bisnis Kuliner Memang Menjanjikan Keuntungan, Tapi Bisnis yang Bagaimana?

Sejak dulu sampai sekarang bisnis yang untung banyak pasti disukai, begitu pula dengan pandangan masyarakat, begitu nikmatnya berbisnis kuliner, tinggal masak atau tinggal mengolah bahan makanan, setelah matang kemudian disajikan ke etalase kaca, pembeli pun datang.

Begitu indahnya pandangan tersebut, mungkin pandangan ini dulu memang benar-benar terjadi, namun sejak terjadi perubahan pola perilaku masyarakat (konsumen), apalagi sejak merebaknya wabah pandemi Covid-19 beberapa tahun lalu dan terjadinya resesi, menjadikan perubahan atas pola konsumsi, yang tidak disadari oleh masyarakat yang belum pernah berbisnis kuliner.

Dapat diakui memang terdapat konflik pandangan yang berbeda menghadapi kondisi ini, yaitu sikap optimis di antara mereka para calon pebisnis dengan mereka yang mulai pesimis dengan kondisi usaha saat ini.

Hal ini terlihat dari berbagai interview yang dilakukan penulis atas para pelaku bisnis kuliner saat ini, yang menyampaikan bahwa untuk bisa bertahan saja dalam kondisi ini para pebisnis kuliner ini sudah sangat bersyukur.

Memasuki tahun 2023, ternyata terdapat beberapa fakta yang mengejutkan, diantaranya banyaknya usaha kuliner yang tutup, bahkan tidak hanya bisnis kuliner, beberapa marketplace terkenal juga mulai mengurangi pegawai, bahkan ada yang memberikan pengumuman mulai melakukan penutupan gerai dan menutup usahanya.

Dengan melihat kondisi tersebut, maka bisnis kuliner apa yang bisa dibuka saat ini? Untuk menjawab pertanyaan ini tentu agak sulit, karena pada dasarnya semua usaha sangat terimbas dengan resesi saat ini, bahkan dari interview dengan para penjual di pasar tradisional yang menjual bahan pendukung seperti rempah-rempah, dan komoditi juga sagat terimbas, hal ini juga menyebabkan sepinya pembeli. Kalau pun ada pembeli, makan para konsumen juga mengurangi jumlah pembeliannya tidak sebanyak yang dilakukan.

Bila ingin membuka bisnis kuliner, maka bisnis kuliner apa yang setidaknya bisa dibuka? Dari berbagai gerai dan tenant yang bisa kita lihat, memang berbagai gerai kuliner ini ada yang membeli, tetapi dilihat dari volume pun mengalami penurunan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun