Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Pernah menjadi bankir | Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kaya tapi Miskin, Miskin tapi Kaya

6 Maret 2023   10:14 Diperbarui: 6 Maret 2023   10:16 349
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sebuah keberuntungan (Pict: Dokumen pribadi)

Ada yang bilang miskin, kaya, sehat, sakit dan semuanya yang berkebalikan adalah rahasia dan takdir dari Tuhan. Berbicara tentang kaya dan miskin, tentu Anda masih ingat baru-baru ini seorang pejabat yang harta kekayaannya menjadi sorotan, karena tingkah sang anak yang di luar kebiasaan. Begitu pula dengan kekayaannya yang disorot netizen karena dianggap di luar kewajaran. Memang dapat diakui semua ini masalah tentang mental, masih ingat dengan kata-kata "kaya tapi miskin, miskin tapi kaya"?

Mental kaya tapi miskin, menjadi hal menarik, seolah semua yang didapatkannya terasa kurang, sudah mendapatkan begitu banyak, namun terasa kurang, entah uang, harta benda bahkan jabatan yang digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kekayaan. Hal inilah yang menjadi bahasan kita.

Orang yang selalu kurang bisa dikatakan sebagai orang yang tidak bersyukur atas nikmat yang didapatkannya, bahkan bisa dikatakan kurang beruntung, karena tidak sadar bahwa kekayaan yang sebegitu banyak yang didapatkannya, pastinya tidak akan dibawa ke alam kubur saat mati, bahkan bisa saja menjadi rebutan ahli warisnya.

Maka dari itu kata "keberuntungan" diukur dengan besarnya limpahan materi, ia bisa menjadi kawan bahkan bisa juga menjadi lawan.

Hal ini disampaikan Dalai Lama dalam The Art of Living:

Even though one may have a lot material possessions, if one is mentally poor, then one will always feel lacking and always want more.

Hal ini diartikan: Berapa pun materi yang dimiliki manusia, bila ia miskin secara mental, maka yang tersisa hanya kehidupan yang serba kurang. Dengan demikian, tanpa adanya kesediaan untuk melakukan perubahan mental di dalam dirinya, maka kekayaan materi mana pun hanyalah lawan kehidupan yang sangat menakutkan.

Baca juga: The Power of Kepepet.

Mungkin dari pengertian tersebut, maka sangat baik untuk memulainya dari sebuah langkah, yaitu "sikap". Dari sikap inilah maka tranformasi keberuntungan bisa dilakukan. Dengan sikap yang baik, maka semua hal akan terlihat penuh dengan keberuntungan.

Begitu pula orang yang merasa kurang akan harta, sudah kaya namun selalu merasa kurang, inilah yang disebut dengan kaya tapi miskin. Bahkan tidak ada yang tahu kapan harta tersebut habis atau hilang. Ambill contoh setelah ketahuan korupsi, semua harta yang dimilikinya hilang tak berbekas karena disita negara.

Ada lagi catatan menarik yang ditulis oleh pakar Feng Shui, Lilian Too:

All the good health you enjoy. You are lucky even go be alive, with all the wars, diseases and accidents in the world! When you adopt this perspective on life, you realize how really lucky you are.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun