Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger

Pernah menjadi bankir | Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Entrepreneur, Sebuah Mitos atau Harapan

27 Januari 2023   10:30 Diperbarui: 27 Januari 2023   11:19 184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pict: Dokumen pribadi)

Entrepreneur, Sebuah Mitos atau Harapan - Wirausaha, sebuah kata yang sering kita dengar saat ini. Bahkan banyak diantara kawan-kawan yang saat ini masih bekerja sebagai karyawan berharap bisa menjadi seorang wirausaha. Tentunya menjadi wirausaha sukses adalah dambaan dan harapan bagi setiap orang yang sudah bosan bekerja dibawah perintah orang lain. Wirausaha atau bahasa kerennya "entrepreneur" ini adalah orang yang bekerja sendiri tanpa perintah orang lain.

Seperti yang pernah kita singgung dalam artikel sebelumnya bahwa menjadi wirausaha sebaiknya berasal dari hati. Karena keinginan untuk mengembangkan potensi diri serta adanya kompetensi yang harus dikembangkan yang tidak hanya menjadi karyawan atau seorang pegawai saja.

Namun demikian, ada banyak alasan menjadi wirausaha, yang selain memang dari keinginan diri sendiri untuk bekerja sendiri, namun ada juga karena alasan lain, misalnya dari faktor keluarga, yang karena harus meneruskan usaha keluarga dan tidak ada keluarga lagi yang meneruskan selain anaknya. Atau alasan lain karena keterpaksaan, karena tidak ada sumber pendapatan, maka orang ini harus bekerja sendiri, kecil-kecilan, namun keberanian dan nekat akan menjadikan orang ini maju dan lebih banyak berhasil menjadi seorang wirausaha.

Nah, ada hal lain lagi yang menjadikan seseorang menjadi wirausaha, untuk alasan ini adalah alasan klise yang ada pada kawan-kawan yang saat ini masih menjadi karyawan, yaitu karena alasan bosan atau jenuh atas pekerjaannya, stress, tidak suka dengan atasan, bisa menjadi alasan utama bagi seseorang yang saat ini menjadi karyawan untuk resign dan memutuskan untuk berwirausaha.
Ada sebuah saran dari seorang kawan, bahwa untuk berhasil, baik itu masih menjadi seorang karyawan atau pun memulai berwirausaha harus punya modal 1 M. Wah 1 M? Jangan kaget dulu kawan, 1 M ini adalah "Me". Ya, me atau diri sendiri. Tanpa memulai dari diri sendiri mustahil kita bisa memulainya.

Karyawan ke Wirausaha 

Ada banyak artikel dan tulisan yang membahas tentang dorongan untuk menjadi wirausaha, terutama yang awalnya berasal dari seorang karyawan. Ada banyak sekali keuntungan sebenarnya apabila menjadi wirausaha dari yang awalnya seorang karyawan. Salah satunya adalah yang bersangkutan minimal bisa mempelajari sistem yang ada dalam perusahaan atau pun minimal bisa mempelajari proses marketing dalam perusahaan tersebut.

Sedikit banyak untuk menjadi seorang wirausaha harus mempersiapkan secara dini. Minimal modal mental dan hati. Jangan sampai mimpi tentang keberhasilan menjadi seorang berwirausaha kandas hanya karena kurang dan tidak adanya persiapan awal untuk masuk dalam dunia wirausaha.

Selain itu banyaknya mitos dan harapan tentang mudahnya menjadi wirausaha menjadikan kawan-kawan yang saat ini masih menjadi karyawan mulai untuk berpikir untuk menjadi seorang wirausaha.

Berpikir mudah untuk menjadi seorang wirausaha memberikan semangat untuk kawan-kawan beralih kuadran, salah satu mitos yang sering salah kaprah adalah tentang keberadaan modal.

Biasanya yang sering terjadi adalah isu modal, mereka yang ingin memulai usaha selalu berpikiran modal bisa didapatkan dengan berhutang atau kredit dari bank meskipun kecil-kecilan atau diputar dari kartu kredit atau KTA (kredit tanpa agunan). Hal ini sangat kurang tepat, seharusnya modal memang harus dipersiapkan sebelum memulai usaha. Bahkan dengan semakin ketatnya penyaluran kredit dari bank dan lembaga pembiayaan, institusi ini pun mulai memperketat penyaluran atas dana kepada usaha yang baru saja berdiri.

Mitos Yang Muncul

Terdapat beberapa mitos yang muncul dan berkembang di masyarakat tentang wirausaha, khususnya pewirausaha awal:

1. Modal
Modal ini menjadi isu utama dalam berkembangnya bisnis. Menurut Krisna Wijaya, pemodalan adalah segalanya bagi usaha kecil sehingga berkembang tidaknya usaha kecil sangat tergantung kepada ketersediaan modal yang dalam arti sempit selalu dikonotasikan dengan kredit

Padahal banyak sekali modal selain modal berupa dana atau uang dalam memulai berwirausaha, apalagi dengan pengajuan dana untuk modal usaha dari bank. Oleh karena itu, seyogyanya sebelum memulai berwirausaha, kawan-kawan yang saat ini akan merubah haluan dari karyawan ke wirausaha hendaknya mempersiapkan lebih dini, minimal modal berupa dana dan konsep bisnis.

Karena apabila langsung meminta bantuan dana dari bank, kebanyak bank akan menolak pengajuan tersebut, dengan alasan usaha masih baru dan usaha masih belum terlihat prospek bisnisnya.

Selain itu harus diakui bahwa bank hanyalah bagian dari sub sistem dari sebuah sistem makro yang tentunya mempunyai keterbatasan sendiri apabila semua persoalan usaha kecil hanya ditumpukan pada perbankan saja. Dan yang paling penting disini adalah merubah paradigma, bahwa modal dana berupa kredit bank bukanlah dana hibah dari pemerintah, melainkan hutang dari bank. Dan modal itu sebenarnya adalah salah satu faktor produksi dalam suatu kegiatan bisnis. Sehingga semuanya perlu dipersiapkan secara terintegrasi oleh para calon wirausahawan.

2. Mitos lain yang sering muncul adalah menjadi wirausaha atau pemilik usaha kecil adalah kelompok bisnis yang harus dikasihani karena populasinya atau untuk dan atas nama kelompok arus bawah dan yang terbelakang yang penuh keterbatasan.

Hal ini sangat kurang tepat, karena kebanyakan para pewirausaha pemula saat ini sudah mempersiapkan atas usaha yang dipilihnya sebelum memulai membuka usahanya. Dengan adanya pewirausaha baru yang saat ini muncul dan banyak yang berhasil dengan konsep yang jelas, hal ini mematahkan anggapan bahwa pewirausaha pemula ini adalah pihak yang perlu dilindungi dan harus dikasihani.

3. Adanya anggapan bahwa pewirausaha pemula selalu membutuhkan dana, yang dalam hal ini "kredit". Dan menganggap bank selalu memiliki keberpihakan atas pemberian kredit, padahal sebenarnya tidak.

Saat ini dengan ilmu dan pengalaman yang telah dimiliki masyarakat, khususnya para karyawan yang ingin mengubah haluan pada area bisnis (berwirausaha), mereka ini sadar bahwa tidak semuanya harus menggunakan dana bank. Karena dibalik penggunaan dana bank, ada biaya yang harus diserahkan atas penggunaan dana bank.

Dengan adanya teknologi yang semakin berkembang dan ilmu yang mudah dibagikan melalui media sosial, rasanya saat ini sudah semakin mudah untuk mewujudkan harapan untuk memulai berbisnis. Memang tidak mudah untuk meuwjudkan hal ini, terutama isu modal, namun dengan keyakinan dan proses yang harus dialui rasanya semua isu sulit dalam berwirausaha akan bisa dilalui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun