Mohon tunggu...
Firman Rahman
Firman Rahman Mohon Tunggu... Lainnya - Blogger Kompasiana

| Tertarik pada finance, digital marketing dan investasi |

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur Pilihan

Menjadi Wirausaha Kuat Layaknya Ayam Kampung yang Tidak Kampungan

18 Januari 2023   16:16 Diperbarui: 18 Januari 2023   16:33 550
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Pict: Infografis diolah)

Menjadi Wirausaha Kuat Layaknya Ayam Kampung Yang Tidak Kampungan - Menjadi seorang wirausaha adalah sebuah pilihan. Bisa pilihan dari hati atau memang sebenarnya karena keterpaksaan. 

Nah, mengapa bisa disebut keterpaksaan? Jawabannya, bisa karena harus dipaksa atau harus terpaksa masuk di dunia bisnis, apakah karena meneruskan bisnis orang tua yang sudah tidak ada penerus lagi untuk mengelola sehingga sebagai anak harus turun tangan sebagai pembuktian berbakti kepada orang tua atau yang lebih ekstrem karena tidak ada lagi pekerjaan sehingga harus berusaha untuk mendapatkan penghasilan.

Pada diskusi dan perbincangan kali ini, saya akan membicarakan tentang point terakhir di atas. Kondisinya pun sepertinya sama kawan, seperti tadi malam saat saya mampir di sebuah warung kopi milik teman kecil semasa SD dulu yang kebetulan warung kopinya ini baru saja dibuka. 

Saya pun dengan santai memesan secangkir kopi, ya hanya secangkir kopi hitam kental ditambah sebungkus nasi untuk mengganjal perut, saya pun masuk di ruangan pojok, karena kebetulan sekalian menyelesaikan pekerjaan yang harus diselesaikan. Dan tidak beberapa lama, pesanan pun datang, dan saat itu memang pengunjung pun tidak terlalu banyak malam ini, yang ada hanya beberapa anak muda yang ngopi sambil bermain internet sehingga kawan ini pun ngobrol dengan saya.

Singkat kata, sebenarnya dia membuka usaha ini pun karena dia terkena PHK ditempat dia bekerja, dan yang lebih heboh lagi, PHK ini pun bisa dikatakan mendadak. Saya pun tidak menanyakan alasannya kenapa terkena PHK, namun yang pasti, kondisi menjadi wirausaha seperti di atas bisa saja terjadi karena faktor kepepet.

Waw...ngobrol makin dalam. Akhirnya, memang dalam kondisi bingung atau pun kalut, dia pun memutuskan untuk membuka warung kopi yang kebetulan dibuka didepan rumah, dengan konsep sederhana, lesehan di beranda rumah dan ruang tamu rumah, ya memang masih dalam skala kecil namun saya acungkan jempol, karena dia sudah berani untuk membuka usaha walaupun kalau dihitung dari skala pendapatan masih jauh dengan gaji yang dia dapat. Memang sih yang dijual hanya beberapa jenis kopi instan dan mie instan namun kalau volume yang dijual banyak, hasilnya juga lumayan.

Dari beberapa pembicaraan dengan kawan tadi, saya bisa menangkap maksudnya juga bahwa dia ingin mengembangkan dan merenovasi warung yang ada saat ini dengan konsep yang lebih bagus. Dan dia pun dengan bersemangat menjelaskan ide dan rencananya. Saya pun hanya mendengarkan dan tentang rencana tersebut.

Saya pun bertanya satu hal kecil yang agak berat untuk dijawab. Bro, modal dananya darimana???

Nah, kalau ditanya yang satu itu pasti susah menjawabnya. Okelah, sebenarnya selain dana, masih ada modal lain yang sudah menjadi nilai plus dalam keberanian membuka usaha sendiri, selain niat dan persiapan yang matang walaupun modal dalam bentuk dana masih sedikit. Satu lagi yang sangat penting yaitu keyakinan atas pertolongan Sang Pencipta - Alloh SWT yang membantu kita sampai dengan terbukanya usaha tersebut.

Dari pertanyaan saya tersebut, kawan pun menjawab, "Ya gimana, mungkin salah satunya dengan berhutang, apakah nanti hutang ke saudara atau yang lain, kalau kepepet mungkin pinjam uang bank mas".

Tidak lama, saya pun berbicara, kita harusnya bersyukur dengan kondisi yang ada sekarang. Kita diberikan amanat untuk membuka usaha walaupun itu masih kecil. Memang jalan setiap orang berbeda-beda, bisa karena di PHK atau memang secara ikhlas keluar dari pekerjaannya karena niat di hati. Untuk masalah yang tadi tentang rencana berhutang, alangkah sebaiknya ditunda dulu. Karena kita harusnya sudah berhitung sampai sejauh apa sih bisnis kita sehingga harus menambah dana dan dengan menambah dana apakah bisa berbanding lurus dengan pemasukan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun