Jika kau tanya tentang sahabat,
maka aku melihatmu sebagai bahuÂ
rebah sedihku saat tak ada matahari yang
menyibaknya dan kau bawakan senja
ketika mendung berarak-arak, ketika langit
benar-benar berganti sunyi malam
Di sehampar pasir putih, seputih tulusmu
yang kukuh tempat sampan rapuhku
berteduh, meski berkali-kali riak-riak
ombak mendebur dan lautan jalang
menenggelamkan senja saat angin
memiuh makin kencang dan kencang
Karibku, bolehkah kita nikmati lebih lama,
lebih hikmat, dan jujur, melihat tongkang-
tongkang merapat dan panorama
beringsut malu-malu di sebalik matamu,
sebab, barangkali, senja ini tak 'kan
sama lagi
Tanggamus, 19 Juni 2022
Rulitaa Lathifadua
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!