Mohon tunggu...
M Firmansyah
M Firmansyah Mohon Tunggu... CreativePreneur -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

"Bertekad Hijrah"

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Persaingan Ketat Dua Raksasa Transportasi Daring di Indonesia

30 Januari 2019   14:18 Diperbarui: 30 Januari 2019   15:28 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

* OVO yang digandeng Grab banyak digunakan sebagai metode pembayaran berbagai layanan online dan offline, sedangkan Go-Pay lebih banyak dimanfaatkan untuk futur-fitur Go-Jek

* Go-Food memimpin industri online food delivery, sedangkan GrabFood berusaha menyusul dengan cepat

* Kecurangan (fraud) menjadi 'isu besar dalam industri ini karena menyebabkan kerugian besar. Berdasarkan studi yang dilakukan Spire Indonesia, diperkirakan 30% dari order Go-Jek terindikasi fraud, sementara Grab sekitar 5%

Jakarta, 30 Januari 2019 Jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 265 juta jiwa pada 2018 berdasarkan perhitungan Badan Pusat Statistik tentu menjadi daya tarik tersendiri bagi pebisnis, terutama di industri transportasi. Sebab, populasi yang sangat besar itu jelas diiringi dengan angka kebutuhan konsumsi dan mobilitas yang tinggi pula.

Itu sebabnya, industri transportasi online (ride-hailing) tumbuh subur akhir-akhir ini. Banyak pemain bermunculan, meskipun saat ini hanya dua yang bertahan, yakni Go-Jek, start-up unicorn asal Indonesia dan Grab, perusahaan penyedia layanan ride-hailing terbesar di Asia Tenggara.

Seiring berjalannya waktu, persaingan antara Go-Jek dan Grab semakin sengit. Keduanya saling salip dalam mengembangkan Iayanan dan meningkatkan kualitasnya. Harapannya, tentu saja ingin memperoleh jumlah pengguna yang lebih banyak daripada pesaing. Namun, pada akhirnya konsumen yang menjadi penentu.

Spire Research and Consulting, salah satu perusahaan riset terkemuka global yang berpusat di Tokyo, Jepang, belum lama ini melakukan studi terhadap pengemudi dan konsumen untuk mencari tahu preferensi terhadap penyedia layanan transportasi online dari berbagai aspek, seperti consumer awareness, frekuensi penggunaan, dan preferensi dalam menggunakan layanan e-money1.

"Temuan paling menarik dari studi kami adalah adanya kecurangan (fraud) yang cukup besar dan bagaimana pandangan para pengemudi (driver) terhadap hal tersebut," ungkap Jeffrey Bahar, Group Deputy CEO Spire Research and Consuiting, di Jakarta, Selasa (29/1).

Berdasarkan hasil survei "Consumers' Awareness" yang dilakukan Spire Research and Consulting, 75% dan 61% responden menyebutkan bahwa Grab merupakan merek (brand) yang mereka gunakan dalam 6 dan 3 bulan terakhir. Sementara itu, 62% dan 58% responden memilih menggunakan Go-Jek untuk kategori yang sama dalam 6 dan 3 bulan terakhir.

Melihat data tersebut, konsumen lebih banyak menggunakan Grab, setidaknya hingga kuartal 4/2018. Sebanyak 34% pengguna GrabCar, salah satu layanan dari Grab, menyebutkan bahwa mereka menggunakan layanan itu sebanyak 3-4 kali per minggu. Sementara itu, 25% pengguna Go-Car cenderung hanya menggunakan layanan sebanyak 1-2 kali dalam seminggu.

Di kategori roda dua, Go-Ride masih menjadi pilihan utama pengguna transportasi online. Dari total responden yang memilih Go-Ride, sebanyak 64% menggunakannya hingga 1-2 kali sehari sedangkan pemilih GrabBike yang menggunakan 1-2 kali dalam sehari ada 58%.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun