Mohon tunggu...
Firly Fenti
Firly Fenti Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Politik

RRI Siap Pemilu 2019

16 Desember 2018   20:48 Diperbarui: 16 Desember 2018   21:23 60
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Radio Republik Indonesia atau RRI bersiap menjelang Pemilu 2019. RRI sebagai lembaga publik siap membantu pemerintah dalam menyebarluaskan informasi yang mampu mengerakan masyarakat untuk turut berpartisipasi dalam Pemilu. RRI membuat berbagai program mulai dari on air sampai off air mengenai pemilu untuk menambah pengetahuan masyarakat mengenai pemilu tahun depan.

Salah satu program on air RRI ialah PRO Dangdut Show. Program on air ini menyajikan musik dangdut yang mampu menambah jumlah pendengar kanal RRI PRO 1. Tak hanya artis dangdut, RRI juga berkolaborasi dengan KPU sebagai edukator dalam memberikan informasi mengenai pemilu kepada audience.  

RRI memilih musik dangdut bukan tanpa alasan. RRI mengunakan jasa riset internasional untuk mengetahui hal apa yang membuat masyarakat tetap mendengarkan radio. Dari riset tersebut ditemukan bahwa alasan masyarakat menggunakan radio adalah mendengarkan musik dan dari riset tersebut juga menunjukan bahwa genre dangdut lah yang memiliki pendengar paling banyak. Oleh karena hal tersebut, RRI bersama KPU bekerja sama melalui musik dangdut untuk mengajak masyarakat berpartisipasi dalam pemilu tahun 2019. Musik dangdut yang dipilih pun telah melalui seleksi. Musik dangdut tersebut harus menjaga kesantunan, toleransi, kerukunan, damai, serta mampu menjaga persatuan.

Tak hanya program on air, RRI dan KPU juga membuat program off air yang diberi nama Gerakan Cerdas Memilih. Program ini bertujuan untuk menarik perhatian generasi millenial untuk menggunakan hak pilihnya dan menghilangkan sikap apatis terhadap kehidupan dan keberlangsungan bangsa. RRI menyasar millenials karena menurut data terdapat 90 juta pemilih muda millenial yang termasuk dalam DPT. Dari setiap program RRI, baik on air ataupun off air, RRI tidak pernah lupa untuk menyisipkan added value tentang pemilu.

Tahun pemilu yang akan datang juga akan ada yang berbeda dari RRI. Jika pada tahun 2014 RRI menjadi media yang menyediakan quick count result paling cepat dan akurat maka tahun 2019 RRI tidak akan menyajikan quick count result. Quick count result tersebut diganti dengan quick respons. Hal ini dilandasi dengan kesadaran RRI yang bukan merupakan lembaga riset sehingga lebih fokus untuk melaporkan secara cepat apa yang terjadi mulai dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia saat pemilu berlangsung. Selain itu, RRI juga melakukan coaching bagi para koresponden yang berada di luar negeri untuk melaporkan pemilu yang ada di luar Indonesia.

Independensi RRI jelang pemilu juga terus disebarluaskan kepada seluruh angkaswan ataupun angakaswati. Hal ini dilakukan oleh Direktorat Program dan Produksi yang mengeluarkan petunjuk teknis (juknis) siaran pemilu 2019. Dalam juknis tersebut tertera hal apa yang boleh dan tidak boleh disiarkan dan juga larangan angkaswan serta angkasawati untuk menjadi relawan ataupun simpatisan partai dan capres. Selain itu, dalam bermedia sosial para ASN tersebut dilarang memasang foto ataupun memberikan kode serta gerakan mendukung salah satu calon presiden. Hal ini semua sebagai implementasi Tri Prasetya RRI yang berdiri di semua golongan dengan bersikap netral serta berjiwa cover all sides.

Dari penjabaran di atas, terlihat bahwa RRI sebagai lembaga penyiaran publik terus berusaha untuk memuaskan masyarakat dengan konten-konten yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Konten tersebut juga digunakan RRI dan KPU sebagai wadah dalam menginformasikan pesan-pesan politik jelang pmilu. RRI, sebagai LPP, juga berusaha untuk netral serta tidak memihak pihak manapun. RRI berdiri atas dasar kepentingan serta keinginan masarakat dan hal ini bersesuaian dengan fungsi lembaga penyiaran publik yang peranannya dipegang oleh RRI.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun