Mohon tunggu...
Firli Kurniasih
Firli Kurniasih Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hallooo!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Sikap dalam Berlalu Lintas Remaja Masa Kini

16 November 2022   11:30 Diperbarui: 16 November 2022   11:35 159
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tingkat kecelakaan lalu lintas semakin hari semakin meningkat. Hal tersebut terjadi karena kurangnya pengetahuan dan kesadaran dalam berkendara bagi masyarakat. Tidak dipungkiri bahwa kendaraan adalah suatu hal yang sudah wajar dan wajib untuk dimiliki masyarkat demi memenuhi fasilitas mobilitas yang tinggi. Namun, pada kenyataannya tidak dibarengi dengan sikap sadar tata tertib lalu lintas sehingga pengendara bersikap seenaknya tanpa memerdulikan hak pengguna jalan lain.

        Tingkat kesadaran para pengguna jalan raya terhadap pentingnya keselamatan sangat minim, ini terlihat dari tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang sebagian besar dialami anak sekolah/remaja. Para remaja menggunakan sepeda motor lebih bukan pada pemanfaatan transportasi namun pada life style atau trend. Remaja sekarang ini belum memahami etika dan aturan dalam berlalu lintas dengan baik. Dengan faktor psikologis yang kurang stabil sangat mempengaruhi etika remaja dalam berkendara. Pada masa remaja ini, mereka lebih mengedepankan sifat individualisme dan egoisme yang tinggi dan terkadang tidak memerdulikan hak orang lain di jalan. 

        Tingkat pemahaman dan kematangan psikologis yang kurang matang di usia remaja sangat beresiko besar dan mempengaruhi hal-hal kecelakaan remaja saat berkendara. Dengan psikologis yang tidak stabil saat ini mereka sedang berada pada masa pencarian diri mereka sehingga sering kali mereka menunjukkan sikap ingin menonjolkan diri, semaunya sendiri, pemahaman yang kurang, dan kurang menghargai orang lain. Tak jarang apabila remaja ingin menunjukkan diri mereka agar dianggap hebat yaitu dengan ugal-ugalan, mengendarai sepeda motor dengan kecepatan tinggi, perlengkapan sepeda motor yang tidak sesuai standar dll.

          Jumlah remaja yang mengendarai sepeda motor sudah sangat banyak, terutama anak sekolah. Mereka beranggapan bahwa mengendarai sepeda motor ke sekolah sangat efisien, tidak terlambat, lebih irit dan memudahkan dalam transportasi.Dengan mempertimbangkan efisiensi transportasi ke sekolah apabila menggunakan sepeda motor maka banyak orang tua yang tidak memberikan kontrol pada anaknya akan bahaya nya berkendara yang tidak sesuai aturan karena usia dibawah tahun atau perlengkapan berkendara yang tidak sesuai, hal tersebut sangat disayangkan mengingat keluarga adalah tempat penanaman nilai moral pertama kali pada perkembangan diri anak dan psikologisnya.

        Untuk mengatasi fenomena yang terjadi diatas perlu adanya suatu penanaman etika berlalu lintas sejak dini , agar nantinya dapat menjadi generasi berkendara yang lebih baik dan berperan sebagai agen perubahan. Penanaman sejak dini sangat penting karena anak usia dini memiliki potensi yang luar biasa ,daya rekam anak usia dini itu sangat tinggi dan peka. Penanaman etika tersebut bisa dengan memberitahu kalau lampu merah berhenti, lampu hijau jalan, menyebarang jalan harus di zebracross. Perlu juga adanya sosialisasi bahwa anak yang belum cukup umur atau yang belum mempunyai SIM tidak boleh membawa kendaraan bermotor mengingat kondisi psikologis dan mental mereka yang belum stabil untuk menghadapi kejadian di jalanan serta belum terampilnya dalam menjalankan kendaraannya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun