Hal yang lumrah terjadi saat liburan tiba di jaman sekarang ini, yaitu jalan-jalan menuju tempat wisata macet. Makan dan minuman yang mahal di tempat wisata. Suasana tempat wisata yang dipadati pengunjung. Harga sewa kamar hotel yang melonjak drastis.
Liburan jaman sekarang itu membahayakan. Semua orang mudah tergiring dengan informasi yang hadir di media sosial. Semua orang tergiur dengan tawaran liburan yang tersaji dalam foto-foto indah.
Konsumerisme liburan makin menjerumuskan kehidupan masyarakat. Seusai liburan, justru hal yang didapat adalah lelah dan stress. Lelah karena secara fisik harus menempuh perjalanan yang lama gara-gara macet di jalan. Stress karena isi dompet terkuras habis.
Liburan itu perlu bagi semua orang. Tapi tidak perlu liburan itu harus sama seperti kebanyakan orang. Itulah hal pertama kali yang saya bicarakan dengan anak istri saat merencanakan liburan.
Liburan, apalagi jika liburan keluarga, di alam demokrasi saat ini maka wajib hukumnya harus membicarakannya bersama anggota keluarga. Pembicaraan liburan ini mencakup hal-hal seperti memahami makna liburan, waktu liburan, bentuk liburan, hingga biaya liburan. Semuanya itu saling terkait.
Memahami Makna Liburan
Sebelum merencanakan liburan, saya dengan anak istri pasti mengobrol dulu. Apalagi anak-anak menjelang remaja, sudah dibiasakan berdialog jika membahas sesuatu hal. Untungnya, anak-anak hampir sama dengan saya dan istri, kalau liburan itu harus bikin "happy."
Happy atau bahagia karena anak-anak bisa melepaskan diri dari kegiatan rutin sehari-hari yaitu bersekolah. Saya, bisa sejenak istirahat dari pekerjaan. Walaupun saya bekerja di rumah, tetap saja perlu penyegaran. Istri saya juga tentunya harus melepaskan diri dari kegiatan rutin sehari-hari di rumah.
Namun pengaruh sosial media seperti Tiktok, Instagram dan lainnya, tidak bisa dihindari terhadap cara pandang anak-anak saya terkait liburan. Liburan itu harus ke tempat wista. Perginya harus bawa mobil sendiri. Atau naik pesawat. Menginap di hotel. Dan sebagainya. Dan sebagainya.
Jika dirinci, waktu liburan di Indonesia itu, ada 3 jenis, yaitu liburan dengan waktu pendek, biasanya di hari Sabtu dan Minggu. Yang kedua, ada liburan dengan waktu yang panjang, biasanya ada tanggal merah dikombinasikan dengan sabtu-minggu dan cuti bersama. Yang ketiga, adalah liburan anak sekolah dan kuliah. Waktunya lama. Antara dua minggu hingga 1 bulan.
Karena ada 3 jenis waktu libur, maka akan berpengaruh terhadap perencanaan waktu liburan. Sebagai contoh, jika waktunya pendek, maka jika liburnya ingin diisi dengan mengunjungi tempat wisata maka harus diperhitungkan soal jarak tempuh.
Demikian juga jika halnya mau liburan dengan waktu yang agak panjang, harus dipikirkan betul jika mau berkunjung ke tempat wisata. Sekarang ini, perjalanan darat dengan naik mobil dan motor ke tempat wisata membutuhkan perjuangan ekstra keras karena sering adanya kemacetan.