Musim kompetisi sepakbola kasta tertinggi Indonesia Tahun 2024/2025 telah mentasbihkan Persib Bandung sebagai juara. Maung Bandung, julukan Persib, kembali mengaum. Walaupun menyisakan 3 pertandingan lagi, namun klub-klub pesaing Persib tidak mampu mengejar perolehan angka Persib di tangga klasemen.
Perolehan angka Persib untuk 30 pertandingan adalah 64 poin. Jika Persib kalah terus di 3 pertandingan sisa dan pesaing terdekatnya yaitu Persebaya serta Dewa United menang terus, Persib tetap akan juara. Sebab Persebaya dan Dewa United hanya mampu mencapai 62 poin jika menang terus.
Selamat untuk Persib Bandung. Juara di musim kompetisi 2024/2025 ini sungguh istimewa karena Persib Bandung berhasil mempertahankan gelar juara yang diraih pada kompetisi sebelumnya yaitu tahun 2023/2024. Back to Back juara.
Kehebatan Persib Bandung menjadi juara tidak terlepas dari tradisi juara yang selalu melekat di tubuh klub tersebut. Sejak jaman kompetisi amatir perserikatan sepakbola digulirkan oleh PSSI sejak tahun 1950 pasca Indonesia merdeka hingga kini menjadi kompetisi profesional, Persib selalu ambil bagian dan pernah beberapa kali menjadi juara.
Juara di era Kompetisi Amatir Perserikatan
Pertama kali Persib Bandung merasakan gelar juara adalah di tahun 1961 pasca kemerdekaan. Pada tahun tersebut, di pertandingan terakhir Persib mengalahkan Persija dengan skor 3-1 di Semarang. Persib bahkan mengkandaskan perlawanan PSM Makassar sebagai favorit juara.
Persib kemudian berhasil menjadi juara lagi di tahun 1986 dengan mengalahkan Perseman Manokwari 1-0 di partai final. Ini adalah final ketiga kali secara beruntun bagi Persib Bandung. Namun dalam 2 partai final sebelumnya di tahun 1984 dan 1985, Persib Bandung dikalahkan PSMS Medan melalui adu penalti.
Keberhasilan Persib berturut-turut menembus final 3 kali beruntun, tidak terlepas dari adanya generasi emas yang berasal dari pembinaan internal Persib. Saat itu, siapa yang tidak kenal dengan nama-nama seperti Adjat Sudjrajat, Robby Darwis, Adeng Hudaya dan Djadjang Nurjaman?
Padahal sebelum Persib masuk final di musim kompetisi tahun 1984, Persib masih berkutat di Divisi 1. Karena Persib sempat mengalami degradasi pada tahun 1978. Dan pada tahun 1983, Persib berhasil promosi untuk berlaga kembali di Kompetisi Divisi Utama Perserikatan.
Jadi sungguh luar biasa, Persib sebagai klub promosi bisa langsung merangsek hingga babak final melawan PSMS Medan di tahun 1984 tersebut. Saat itu generasi emas Persib tidak terlepas dari sentuhan tangan dingin pelatih Marek Janota, pelatih dari Polandia.
Pemain-pemain Persib saat itu masih sangatlah muda umurnya, seperti Adjat Sudrajat (21 tahun), Robby Darwis, Dede Iskandar dan mayoritas pemain lainnya berusia  19 tahun. Kiper Sobur, 24 tahun dan libero Adeng Hudaya, 26 tahun. Fantastis!