Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Otomotif Pilihan

Perilaku Mengemudi dan Kemacetan Lalu Lintas

14 Februari 2020   11:24 Diperbarui: 14 Februari 2020   11:37 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokpri | Tersendatnya arus lalu lintas

Saat ini kemacetan lalu lintas terutama di kota-kota besar menjadi makanan sehari-hari warga kota. Saya yang tinggal di Kota Bandung pun merasakan hal yang serupa. Hampir setiap hari, sejak pagi hari hingga sore hari, ruas-ruas jalan tertentu di Kota Bandung sering disergap kemacetan lalu lintas.

Bila diartikan sederhana, kemacetan lalu lintas bisa berarti lambatnya arus pergerakan kendaraan saat melaju di jalan, mungkin antara 10-20 km per jam.

Dan bisa juga diartikan, berhentinya arus pergerakan kendaraan dalam waktu tertentu di ruas jalan tertentu. Kalau istilah para jurnalis, kita kenal seperti padat merayap, tersendat, semrawut dan sebagainya.

Kemacetan lalu lintas sering dikaitkan dengan banyaknya kendaraan (baik roda dua, roda empat atau lebih) yang melintas di suatu ruas jalan. Selain itu, lalu lintas yang macet sering dihubungkan juga dengan sempitnya lebar jalan dan daya tampung jalan yang terbatas.

Sebagai contoh, Kota Bandung yang dibangun sejak jaman kolonial Belanda mempunyai tipe jalan yang lebarnya sekitar 4-6 meter dan mempunyai banyak persimpangan. Pertambahan ruas jalan baru pun sangat lambat.

Bahkan hanya beberapa, contohnya jalan Lingkar Selatan, Jalan By-Pass Soekarnoa Hatta. Yang terbaru dibangun adalah jalan layang Pasupati dan jalan layang KiaraCondong. 

Jika diamati lebih jauh, sebetulnya kemacetan lalu lintas tidak hanya terkait dengan jumlah kendaraan dan prasarana jalan. Saya sering memperhatikan jika kemacetan lalu lintas yang terjadi seringkali diakibatkan oleh perilaku mengemudi.

Berikut ini saya buat daftarnya terkait perilaku mengemudi tersebut, yaitu:

1. Berhenti seenaknya

Seringkali para pengendara motor dan mobil menghentikan kendaraannya tanpa menghiraukan perbuatannya tersebut mengganggu arus kendaraan di belakangnya.

Contoh nyata yang bisa dilihat misalnya supir angkutan umum (bus, angkutan kota dan lain-lain), mereka seringkali berhenti di persimpangan jalan untuk menurunkan,menaikkan dan menunggu penumpang.

Kadang juga dijumpai para supir yang malah berhenti di tengah jalan. Selain supir kendaraan roda empat, para pengendara motor juga sering berhenti seenaknya.

Selain berhenti seenaknya, umum kita jumpati supir angkutan umum yang ngetem seenaknya di pinggir jalan. Tentunya hal ini menghambat arus pergerakan kendaraanya di ruas jalan tersebut. 

2. Berjalan perlahan

Saat mengemudi kendaraan, jika kecepatannya sangat lambat akan berpotensi terjadinya kemacetan lalu lintas. Saya sering dibuat kesal oleh para pengendara motor dan mobil yang sangat perlahan melajukan kendaraannya. Hal ini menyebabkan seringkali arus laju kecepatan kendraan lainnya menjadi terhambat.

Padahal pada saat itu, jika berjalan dengan kecepatan yang ditambah, tidak akan masalah karena jalan sedang kosong. Jadi, jika ada mobil dan motor yang berjalan perlahan, maka otomatis kendaraan lain di belakangnya akan mengurangi kecepatannya. Yang lebih parah adalah berjalan perlahan di lajur kanan, padahal lajur kanan diperuntukkan untuk kendaraan yang melaju kencang.

3. Mengobrol

Saya sering dibuat jengkel jika melihat pengemudi, khususnya pengemudi motor yang saling mengobrol dengan temannya sesama pengemudi motor lainnya.

Mereka berjalan beriringan. Motor mereka dijalankan dengan kecepatan rendah. Hal ini mengakibatkan kendaran lain di belakangnya, akan me nurunkan kecepatannya dan berpotensi menciptakan kemacetan.

Tidak saja para pengendara motor, sering juga terdapat pengendara mobil yang mengobrol dengan teman semobilnya sehingga tidak memperhatikan dengan seksama kondisi arus lalu lintas di sekitarnya.

4. Menggunakan Handpone (HP)

Saat ini lumrah, para pengendara motor dan mobil yang menggunakan HP saat menjalankan kendaraannya. Sudah banyak kecelakaan yang terjadi karena hal ini.

Sehingga wajar saja sekarang ini, pengendara yang menggunakan HP akan ditilang oleh polisi dan mendapat denda. Nah, karena menggunakan HP tersebut, otomatis para pengendara akan mengurangi laju kendaraanya.

Karena tindakannya tersebut maka potensi kemacetan akan semakin besar karena kendaraan lain di belakangnya pun akan semakin pelan kecepatannya. 

5. Melawan arus

Para pengendara motor seringkali seenaknya melawan arus di ruas jalan. Perilaku ini biasanya dilakukan untuk mencari jalan pintas karena kalau menempuh jalan yang sebenarnya akan memutar terlalu jauh.

Namun justru perilaku seperti ini akan menyebabkan terganggunya arus lalu lintas. Para pengendara akan menurunkan kecepatannya untuk menghindari tabrakan. 

6. Berpindah jalur seenaknya

Banyak pengendara motor dan mobil yang suka berpindah jalur seenaknya. Ada pengendara yang seringkali berpindah jalur dari kiri ke kanan, kemudian pindah lagi dari kiri ke kanan.

Hal ini sering mengacaukan arus lalu lintas. Kadang dijumpai juga pengendara yang hendak belok ke kiri, namun kendraaannya malah ada di lajur kanan, sehingga saat berbelok harus secara perlahan. Tentunya hal ini menyebabkan terjadinya kemacetan.

Demikianlah kira-kira beberapa perilaku mengemudi yang bisa menyebabkan terjadinya kemacetan lalu lintas. Apakah masih ada perilaku berkendara lainnya yang menyebabkan kemacetan lalu lintas ?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun