Mohon tunggu...
R Firkan Maulana
R Firkan Maulana Mohon Tunggu... Konsultan - Pembelajar kehidupan

| Penjelajah | Pemotret | Sedang belajar menulis | Penikmat alam bebas | email: sadakawani@gmail.com | http://www.instagram.com/firkanmaulana

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Pengelolaan Sampah yang Setengah Hati

9 Januari 2019   15:20 Diperbarui: 9 Januari 2019   15:24 843
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dampak keempat, dari segi ekonomi. Jika sampah mulai tidak tertangani dengan baik dan benar, maka akan terjadi masalah susulan berupa biaya tambahan untuk menyelesaikannya. 

Kasus nyata akibat longsornya TPA Leuwigajah Bandung, maka harus dikeluarkan biaya santuan kematian bagi para korban. Selain itu, warga masyarakat harus menyediakan biaya kesehatan akibat lingkungan yang tidak sehat dari gundukan sampah di mana-mana. TPA baru pun harus segera dibangun, tentunya dengan biaya yang besar. 

Tata Kelola

Pengelolaan sampah harus dimulai dengan merubah cara pandang terhadap sampah. Selama ini sampah selalu dianggap sebagai barang yang harus dibuang begitu saja. Padahal sesungguhnya sampah masih bisa dimanfaatkan karena masih mempunyai nilai ekonomi dari produksi kompos dan penjualan barang bekas yang bisa didaur ulang (plastik, botol, kertas, kaleng). Sampah yang dikelola dengan baik dan benar juga akan berimplikasi pada bagusnya kualitas lingkungan hidup.

Sampah tidak harus dibuang begitu saja, tetapi dikelola dengan baik dan benar. Selain memikirkan pencarian lokasi TPA baru dan manajemen pembuangan sampah serta pengolahannya, maka pemerintah perlu memulai langkah-langkah penyadaran cara pandang masyarakat dalam mengelola sampah. Sebab masalah sampah tidak bisa ditangani oleh pemerintah sendirian.

Masyarakat bisa berperanan dalam mengelola sampah di tingkatan rumah tangga. Cara pertama, mengurangi (reduce). Perlu diingat semakin banyak menggunakan sesuatu, maka makin banyak sampah yang dihasilkan. Contohnya penggunaan kertas bisa bolak-balik.

Cara kedua, memakai kembali (reuse). Warga kota harus sebisa mungkin menggunakan barang atau bahan yang dapat dipakai kembali. Hal ini dapat memperpanjang usia pakai barang sebelum jadi sampah. Contohnya, memakai kertas daur ulang, sisa makanan dijadikan pakan ternak.

Cara ketiga, mendaur ulang (recycle). Barang-barang yang sudah tidak berguna harus bisa didaur ulang kembali. Misalkan mendaur ulang kertas, plastik, besi, kaca, alumunium, tembaga dan sebagainya. Sekarang ini sudah mulai banyak para pengumpul barang bekas yang mengumpulkan barang bekas dari bahan-bahan tersebut untuk dikirim dan didaur ulang di pabrik pengolahan.

Cara keempat, mengganti (reproduce). Warga kota harus terbiasa mengganti barang yang hanya bisa dipergunakan sekali saja. Misalkan, selalu membawa kantong belanjaan sendiri agar tidak menggunakan kantong plastik. Cara kelima, pembelian kembali (repurchase). Warga kota harus membiasakan diri untuk membeli kembali barang-barang yang sudah didaur ulang. Yang bisa dibeli umumnya adalah kertas dan plastik daur ulang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun