Mohon tunggu...
Arief Firhanusa
Arief Firhanusa Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Pria yang sangat gentar pada ular

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Pertandingan tvOne versus Metro TV di Pelantikan Jokowi

21 Oktober 2014   17:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:15 3640
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14138629751823551428

Kalau Anda jeli, maka Anda bisa memberi rapor 9 untuk tvOne di kisaran pelantikan Jokowi-JK pada hari senin. Ya, memang kita belah dulu penilaian dua stasiun ini untuk hari H pelantikan presiden dan wakil, setidaknya hingga pukul 18.00 WIB, tanggal 20 Oktober 2014 kemarin.

Dua stasiun ini berseteru hebat di masa kampanye pilpres, plus hari-hari sesudahnya hingga ke pertarungan di MK, yang mana MK kemudian memenangkan kubu Jokowi-JK. Stasiun yang dimiliki dua kubu: Aburizal Bakrie (yang mendukung Prabowo Subianto) dan Surya Paloh (yang mendukung Jokowi), yang tentu saja muatan berita maupun bincang-bincangnya condong ke calon presiden yang dibela.

Di luar tvOne dan Metro TV, ada 'penggembira' macam MNCTV, Global TV, dan RCTI yang tentu saja serong ke Prabowo lantaran grup MNC itu dimiliki Hary Tanoesoedibjo. Hary Tanoe pecah kongsi dengan Wiranto. Wiranto ke Jokowi, Hary Tanoe ke Prabowo. Juga ada SCTV dan sudaranya, Indosiar, yang 'sedikit' ke Jokowi. Begitu pula Trans 7 dan Trans TV yang memilih malu-malu ke Jokowi.

Nah, tvOne yang pernah mendapat sumpah serapah oleh kubu Jokowi, kemarin menunjukkan fenomena yang patut mendapat apresiasi dari kubu Jokowi. Ketika TV lain, termasuk Metro, menaruh kamera-kameranya di jembatan penyeberangan, atau di Bundaran HI dan Monas, tvOne menunjukkan kelas sebagai stasiun yang selangkah lebih cepat pascapelantikan Jokowi-JK, sebagaimana mereka kerapkali berada di garis depan tatkala terjadi penggerebekan teroris.

Setidaknya tiga juru kamera berada di jarak paling dekat dengan mobil dinas presiden saat Jokowi diangkut menuju Bundaran HI (untuk berganti kendaraan dari mobil ke kereta kencana), dengan sudut-sudut pengambilan gambar yang cantik dan dramatis. Kamerawan tvOne membidik kesibukan para Paspampres di kanan-kiri mobil Jokowi, men-syut tangan-tangan rakyat yang terjulur berusaha memegang mobil presiden atau memotret Jokowi, dengan selang-seling gambar dari sudut luas (long shot) lewat juru kamera lain yang nongkrong di ketinggian (gedung? Jembatan penyeberangan?).

Alhasil, perjalanan rombongan Jokowi menuju Bundaran HI terbidik sangat detail, mengingatkan kita pada tayangan perjalanan merayap Barack Obama di tengah-tengah warga Washington setelah pelantikannya pada 2013 lalu, dengan pasukan Secret Sevice berjas hitam yang mengitari mobil kepresidenan AS. Sementara itu, TV-TV lain, termasuk Metro, justru lebih asyik membidik lautan manusia di Bundaran HI dimana terdapat pesta rakyat. Tayangan yang diulang-ulang, sehingga membosankan. Untunglah tvOne melakukan teknik reportase yang ciamik, yang menjawab keinginan masyarakat yang kepo terhadap keberadaan Jokowi setelah dilantik.

Selain itu tvOne juga menciptakan udara adem dengan menampilkan perbincangan hangat melalui narasumber-narasumber yang asyik, umpama Yenny Wahid (putri mendiang Gus Dur) dan sang ibunda. Cerita-cerita ringan keluarga Gus Dur mengenai pelantikan dan keangkeran Istana Merdeka. Hal yang juga dilakukan oleh Metro TV dan sejumlah stasiun lain, namun tidak untuk RCTI yang mengundang Nurul Arifin (Partai Golkar) yang terkesan 'kurang ikhlas' dengan terpilihnya Jokowi-JK.

Pendek kata, pada hari Senin tvOne lebih unggul, dan bisa saya katakan "Jokowi banget". Sebuah fenomena indah, mengingat TV ini begitu 'memusuhi' kubu Jokowi di masa lalu. Apakah ini buah dari pertemuan Jokowi-ARB? Apakah lantaran Jokowi juga dengan lapang dada menemui Prabowo sebelum pelantikannya? Ah, itu urusan politik. Tapi, oh iya, urusan politik pun juga bisa merembes ke kebijakan tayangan TV, kan?

Metro Membalas dengan Mata Najwa

Namun, Senin malam, Metro tampaknya tak mau kalah. Tayangan langsung wawancara eksklusif Najwa Shihab dengan Jokowi di halaman Istana Merdeka dalam bungkus "Mata Najwa" sedikit membelokkan arah mata angin. Metro sedikit menyalip tvOne, meski durasi Mata Najwa kali ini cuma setengah jam (biasanya lebih dari 1 jam).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun