Mohon tunggu...
Firdilla Kurnia
Firdilla Kurnia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Universitas Padjadjaran

MC

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Kisah Padang di Tataran Sunda: Rantau Tak Sejauh Itu, Saya Cuman Culture Shock Saja

27 September 2022   09:42 Diperbarui: 27 September 2022   09:55 429
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto by Firdilla Kurnia

Hari itu pengumuman SBMPTN. Penantian satu tahun akhirnya berakhir dan terselip harapan tinggi semoga hasilnya tidak sama di seleksi-seleksi sebelumnya. Gap year saya sandang dengan penuh curah air mata dan momok nyelekit tetangga. Akhirnya, saya dinyatakan lulus SBMPTN. Ketika melihat layar itu dunia seakan terhenti lalu tubuh ini reflek melompat menerjang adik yang ada di ruang tamu, "Akhirnyo den lulus!!! (Akhirnya saya lulus!!!)", dengan tawa bersimbah air mata. Adik yang hanya berjarak 4 tahun itu dengan saya hanya tersenyum, "Alhamdulillah, jadi jo gau kuliah (Alhamdulillah, jadi juga kamu kuliah."

Ya, saya bangga dengan hasil seleksi kali ini yang tak tanggung-tanggung dinyatakan lulus di Universitas Padjadjaran, nan jauh itu. Padahal dulu di UNP saja tidak jebol sama sekali dengan dua kali percobaan. Tapi ini memang takdir Tuhan kalau saya harus merantau ke Jawa seperti tabiat 'Urang Minang' yang suka merantau.

Segala persiapan sudah beres hanya tinggal mempersiapkan mental dan perasaan takut jauh dari orangtua. Namun, mereka melepas kepergian saya begitu saja dengan doa dan harapan anak sulungnya sukses di negeri orang. Seyakin itu mereka sehingga tidak ada cemas yang berlebihan. Mereka percaya kalau orang Minang pasti akan banyak bertemu dengan saudara se-Minang-nya karena setiap kota mana ada gak ada kedai nasi padang. Ya, itu melegakan tapi apakah itu tidak terlalu polos?

Mahasiswa baru membayangkan kuliah di kampus UNPAD Bandung

Pertama kali saya juga mempercayai kalau proses PBM di kampus Dipatiukur atau disingkat DU di Bandung. Bahkan percaya diri seakan telah mengenal kampus ini dengan bermodalkan YouTube dan Google. Pada kenyataanya kampus utama untuk sebagian program studi ada di kampus UNPAD Jatinangor, Sumedang. Sedangkan keluarga besar dan orang-orang di kampung sudah terlampau yakin kalau 'anak ini' kuliah di Bandung. Kepalang tanggung kalau ingin melarat kesalahpahaman, ya sudah dibiarkan saja. Sebab, toh sebagian dari mereka belum terlalu familiar dengan Kabupaten Sumedang. Untung-untung bisa lanjut S2 nanti yang PBM-nya di UNPAD DU, iya kan?

Kasus ini sering terjadi terutama maba yang bukan warga lokal alias awam terhadap lokasi kampus UNPAD. Lucu kalau mendengar kebingungan mereka. Sama halnya dengan saya, kawan yang baru dikenal beberapa saat yang lalu menyatakan keheranan kenapa Unpad di Jatinangor. Namanya A kalau serakarang sering dipanggil U. Dia asli Tegal. Kalau ngomong logatnya medok banget. Orang-orang sekitar sering melirik ke arah kami. Mungkin ada yang lucu melihat kami berdialek daerah masing-masing.

"Dil, asli aku kaget banget. Ku kira kampus kita di DU. Padahal mau sering-sering main ke Bandung. Ini mah kita terkecoh."

"Pikiranmu cuman main, doank. Nggak seburuk itu tinggal di Nangor tau. Malah ini lebih baik. Lihat masih tampak asri dan suasananya masih familiar untukku yang dari dulu tinggal di kampung."

"Benar juga. Mungkin nggak seburuk itu karena masih ada mall di sini."

"Iya, Jatos."

Bagaimanapun juga perasaan kebingungan itu bakal tetap kalah dengan rasa syukur bisa berkuliah di UNPAD. Malahan kesalahpahaman ini menjadi perbincangan seru di kalangan kami. Menciptakan cerita yang selalu dapat kami bagi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun