Mohon tunggu...
firdhalif
firdhalif Mohon Tunggu... Lainnya - warga biasa

just so so

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

"Kata Ayah Bundaku"

27 Februari 2018   07:22 Diperbarui: 27 Februari 2018   08:30 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perkembangan anak usia dini begitu dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu gen atau keturunan dan juga lingkungan. Hal ini membuat saya ingin menuliskan sedikit tentang tetangga saya. Suatu ketika, saat saya sedang siap-siap untuk pergi ke kampus memanaskan kendaraan. Samar-samar saya dengar kata j****k yang membuat saya terkejut. Kalau di malang, kata ini biasa digunakan untuk orang yang telah akrab dan bisan juga digunakan untuk menghardik seseorang. Nah, yang saya tagkap saat itu bukan tentang kata-katanya namn si pengucap kata ini. betapa terkejutnya saya, saat tahu yang mengucapkan adalah anak-anak usia 1 tahun dengan berlari mengejar ayahnya sambil tak berhentinya mengucap kata j****k. Wauuuuwwwww....

Sudah menjadi hal biasa ternyata bagi si anak ini. mulai saat itu saya sering mendengar kata itu yang diucapkan tiap hari oleh anak. saya merasa kasihan dengan anak tersebut yang pada dasarnya, anak tidak mengerti apa maksud dari kata itu. Anak yang pada dasarnya imitasi atau suka meniru tingkah atau ucapan orang disekitarnya. Anak ini tumbuh dengan keterbatasan orangtuanya. Yaitu dilingkungan ayahnya seorang pengamen dan ibunya hanya ibu rumah tangga dan bertempat tinggal di rumah yang bisa dikatakan kurang layak. Miris saya setiap hari mendengar pembelajaran orangtuanya kepada anak tersebut.

Yang menjadi target dalam hal ini adalah pengaruh perbendaharaan bahasa anak. namun, tahukah anda jika bimbingan konseling di anak usia dini menmiliki fungsi untuk menjaga stabilitas perkembangan bahasa pada anak. Dalam hal ini, peran bimbingan dan konseling adalah mendeteksi keterlambatan bicara anak. sesungguhnya keterlambatan berbahasa bukan sebatas ketidakmampuan anak dalam bertutur kata semata. Lebih dari itu, montessori menyatakan bahwa ketika anak "belajar" bahasa melalui interaksi dengan orang dewasa, anak-anak tidak hanya "mempelajari" redaksi kata dan kalimat, melainkan juga struktur kata dan kalimat itu sendiri (montessori, 2008).

Anak-anak tidak hanya menirukan kata yag disampaikan oleh orang dewasa, tetapi juga mempelajari struktur kata. Misalkan, jika ayah berkata "gelas diatas meja". Jika struktur kalimat tersebut rusak, misalkan menjadi " meja diatas gelas" maka rusaklah anak-anak dalam belajar bahasa. Inilah sebabnya anak seringkali mengucapkan kata-kata kotor dan arogan tanpa beban moral. Hal ini karena anak memperoleh dan menirukan kata-kata dari orang dewasa yang salah gramatikalnya. Padahal, orang dewasa dalam pandangan anak selalu bersifat baik, terlebih lagi jika sering memberi hadiah untuknya.

Anak-anak merasakan bahasa ayah dan ibu melalui komunikasi yang sering dilakukan.seperti bertanya, menjawab, respon verbal dan nonverbal yang dilakukan. Hal ini menunjukkan bahwa anak-anak mengembangkan bahasa lebih cepat dari pada yang lain (Rutter,Throp & Golding, 2000).  Oleh karena itu, orangtua dan guru diharapkan membimbing serta memperhatikan tata bahasa anak sehari-harinya. Bimbingan dan konseling berperan dalam mendiagnosis keterlambatan bertutur kata anak dan juga menyusum kosa kata. Keterlambatan dalam hal ini bisa menyebabkan anak terkucil di lingkungan karena dianggap tidajk bisa berkomunikasi dengan lingkungan sekitarnya.

Semoga orangtua dan juga guru dilingkungan kita melek akan perkembangan bahasa anak. karena jika permasalahan bahasa pada ini berlangsung hingga dewasa akan lebih sulit mengatasinya atau memberikan terapi bahasa nya.  Kembali lagi pada topik awal yaitu permasalahan bahasa pada anak tetangga saya yang membuat saya khawatir pada perkembangan anak tersebut. Mungkin dari teman-teman kompasianer dapat memberikan tanggapanartikel terkait hal ini. terimakash, dn samapai jumpa di artikel selanjutnyaaa....

Daftar pustaka :

Montessori, Maria. 2008. The Absorben Mind : Pikiran yang Mudah Menyerap.  Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Putro, Zarkasih Khamim dan Suyadi. 2016. Bimbingan dan Konseling PAUD.  Bandung : PT Remaja Rosdakarya

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun