Mohon tunggu...
Firdausiyahh
Firdausiyahh Mohon Tunggu... Konsultan - S1 PWK UNEJ, 19

191910501075

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Efektifkah 24 Triliun Dana Desa untuk Tangani Corona?

8 April 2020   23:46 Diperbarui: 9 April 2020   11:43 59
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Covid-19 atau yang lebih dikenal dengan corona saat ini tengah menjadi sorotan seluruh dunia. Awal mula kasus corona ini berasal dari Kota Wuhan,Tiongkok. Namun karena penyebarannya yang cukup mudah, kini hampir seluruh dunia mengalami masalah corona ini. Hingga kini belum ditemukan vaksin yang mampu menghentikan penyebaran virus ini. Bahkan pada tanggal 11 Maret 2020, WHO telah menetapkan covid-19 ini sebagai pandemic. 

Pandemic yang dimaksud disini adalah penyakit menular yang mengancam banyak orang diseluruh dunia secara bersamaan namun bukan mengarah pada keparahan suatu penyakitnya, melainkan tingkat penyebarannya. Corona ini sudah memengaruhi seluruh lini kehidupan dunia, dari sektor kesehatan, pariwisata, ekonomi, transportasi dan manufaktur. Indonesia juga ikut merasakan dampak dari pandemic ini.  Anjuran untuk melakukan physical distancing yang dikeluarkan oleh pemerintah membuat orang orang tetap dirumah dan menghentikan aktivitas yang biasa dilakukan, hal inilah yang menyebabkan perekonomian menurun dan berdampak pada sektor-sektor lainnya.

Menteri keuangan Sri Mulyani juga mengatakan bahwa  dampak dari penyebaran virus corona terhadap ekonomi lebih kompleks dibandingkan krisis yang terjadi pada tahun 1997-1998 hal ini dikarenakan virus tidak hanya berdampak pada nyawa manusia melainkan seluruh sektor ekonomi. Penyebaran virus corona semakin masif masuk ke beberapa Negara pada awal 2020. Sedangkan mulai menyebar di Indonesia pada maret 2020. 

Namun jumlah kasus yang ada di Indonesia terus meningkat setiap harinya. Pada tanggal 8 April 2020 ini bahkan sudah tercatat 2.956 pasien yang positif terinfeksi corona di Indonesia. Serta 240 kematian akibat virus corona, dan juga 222 kasus sembuh dari virus corona ini,  kasus corona tersebar di 32 Provinsi di Indonesia.

Pemerintah Indonesia sudah sangat membantu dalam menangani masalah virus corona ini. Selain dengan menganjurkan untuk melakukan physical distancing, Kementrian Keuangan juga telah menyiapkan program bantuan social untuk masyarakat kurang mampu di pedesaan yang ikut terkena dampak dari adanya virus corona atau covid-19 ini. Bantuan ini diambil dari anggaran desa tahun 2020, sehingga tidak ada penambahan anggaran untuk program bantuan ini. 

Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Kementrian Keuangan, Bapak Astera Primanto Bhakti mengatakan bahwa alokasi dana desa yang akan digelontorkan akan bergantung pada penerima di desa. Diperkirakan alokasi dananya sekitar 24 Triliun atau sekitar 25 hinga 30% dari total anggaran dana desa di APBN 2020 yang mencapai 72 triliun. Penerima dari bantuan dana ini adalah keluarga yang miskin atau kurang mampu dan tinggal di desa. 

Mereka dipastikan juga belum mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat maupun pemerintah desa. Diperkirakan jumlah yang akan menerima manfaat dari bantuan ini mencapai 5,8 juta keluarga. Pemerintah juga akan melakukan kerja sama dengan Kementrian Sosial untuk memverikasi data. 

Sehingga pemerintah mendapat gambaran lengkap mengenai keluarga yang berhak menerima bantuan ini. Rencana dari bantuan ini yaitu dana yang diperoleh sebesar Rp 600 ribu perbulan selama tiga bulan. Pendataaan kini sudah mulai dilakukan, kemungkinan pertengahan April sudah dapat disalurkan.

Walaupun pemerintah telah banyak berupaya dalam mengatasi virus corona, nyatanya untuk pengetesan virus corona, Indonesia masuk dalam Negara dengan tingkat pengetesan virus terendah di dunia. Menurut data referensi statistic Worldometer per rabu 8 April 2020 Indonesia baru melakukan pengetesan terhadap 14.354 warga.

Padahal Indonesia merupakan Negara dengan kepadatan penduduk tertinggi nomer 4 di dunia. Menurut Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementrian Kesehatan RI menuturkan tes corona memang dilaksanakan secara terstruktur dan tidak masif. Pemerintah tetap menerapkan kategori warga yang masuk daftar prioritas diperiksa corona dengan menggunakan rapid test, hal ini juga dikarenakan terbatasnya rapid test yang tersedia.

60-70% pasien corona Indonesia terinfeksi tanpa menunjukkan gejala. Hal ini lah yang membuat China menyimpulkan bahwa Indonesia menyebarkan virus corona baru tanpa adanya gejala. Terinfeksi namun tidak menunjukkan gejala merupakan bom waktu bagi Indonesia sendiri, karena pasien yang terinfeksi tanpa menunjukkan gejala ini bisa dengan mudah menularkan virusnya kepada orang lain. Pemerintah juga terus mendapat kritikan dari public lantaran dianggap lambat dalam menangani penyebaran wabah covid-19 di Indonesia Ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun