Mohon tunggu...
Firdausiyah 191910501075
Firdausiyah 191910501075 Mohon Tunggu... Konsultan - Mahasiswi PWK UNEJ 19

Iridiscent

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

KIP-Konservasi Mangrove dan Cemara Kawang

6 Mei 2021   01:08 Diperbarui: 6 Mei 2021   01:17 191
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Meningkatnya laju pertumbuhan penduduk tanpa diimbangi adanya ketersediaan tempat tinggal yang memadai dapat menyebabkan tingkat lahan permukiman kumuh semakin meningkat. Salah satu usaha yang harus dilakukan untuk mengatasi permasalahan permukiman kumuh tersebut adalah dengan cara menerapkan kampung improvement programme. Kampung improvement programme atau yang biasa disebut dengan KIP adalah program inovatif yang berfokus untuk memeperbaiki kondisi lingkungan perumahan yang kumuh dan tidak sehat, agar masyarakat dapat tinggal dalam lingkungan perumahan yang lebih nyaman dan sehat. Dalam pelakasanaan program ini biasanya menggunakan biaya swadaya dari masyarakat sendiri atau mendapat bantuan dari pemerintah.

Salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Timur yang menawarkan berbagai wisata alam yaitu terletak di Kabupaten Banyuwangi seperti Taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, Kawah Ijen, Pulau Tabuhan dan masih banyak lagi. Selain wisata alam yang dapat memanjakan mata, untuk dapat terus menambah ketertarikan wisatawan mengunjungi Banyuwangi, Pemerintah terus melakukan pembenahan wilayahnya. Salah satunya yaitu di Dusun Kabatmantren Desa Wringinputih Kecamatan Muncar. Dusun Kabatmantren adalah perkampungan nelayan yang kotor dan kumuh. Hal ini disebabkan masyarakat yang mayoritas bermata pencaharian sebagai nelayan kurang menjaga lingkungan. Sebenarnya Dusun Kabatmantren memiliki potensi alam yang selama ini tertutup dan rusak akibat ulah masyarakat sekitar yang kurang menjaga alam dan lingkungan, kampung ini memiliki ekowisata yang berbasis konservasi yaitu Konservasi Mangrove dan Cemara Kawang, namun sayangnya konservasi tersebut mengalami kerusakan. Masyarakat Dusun Kabatmantren sadar akan hal tersebut dan berusaha memperbaiki keadaan kampung. Masyarakat melakukan pengembangan konservasi untuk melindungi kelestariaan dari pohon mangrove dan pohon cemara selain itu masyarakat juga melakukan kerja bakti membersihkan lingkungan kampung. Namun ada pula tujuan lain dari pengembangan ini yaitu untuk mempublikasikan keindahan ekowisata Konservasi Mangrove dan Cemara Kawang.

Pengembangan konservasi ini dilakukan oleh kelompok swadaya masyarakat yang bernama KUB Mina Sero Laut, dan diresmikan pada tahun 2016 oleh Bupati Kabupaten Banyuwangi, Bapak Azwar Anas. Pengembangan konservasi tersebut membawa angin segar bagi masyarakat Dusun Kabatmantren, banyak sekali dampak positif yang dirasakan, yaitu pelebaran penanaman pohon mangrove, adanya kerja sama yang baik antar masyarakat dalam menjaga Dusun Kabatmantren, adanya pengeboran sumur bor sehingga masyarakat Dusun Kabatmantren semakin baik dalam mengelola air dan sanitasinya, adanya kemajuan dalam kelompok KUB Mina Sero Laut, adanya kemajuan dalam kelompok pemuda karang taruna, masyarakat Dusun Kabatmantren semakin sadar akan potensi dusunnya dan kawasan Konservasi Mangrove dan Cemara Kawang dijadikan obyek wisata. Kawasan yang dulunya kumuh dan dihindari masyarakat sekarang menjadi tempat masyarakat berlibur dan menghabiskan waktu. Selain itu terciptanya peluang kerja bagi masyarakat sehingga dapat meningkatkan perekonomian desa, masyarakat Dusun Kabatmantren membuka usaha warung di sekitar kawasan Konservasi Mangrove dan Cemara, menjaga area parkir konservasi, dan menjadi tukang bersih-bersih di konservasi.

Seperti dua sisi mata uang, pengembangan konservasi ini juga memiliki dampak negative yaitu adanya konflik antar masyarakat karena perbedaan pendapat antar kelompok serta lahan pantai menjadi semakin sempit karena adanya beberapa pembangunan warung dan sarana prasarana konservasi. Saat pandemic Covid-19 konservasi harus ditutup Untuk menghindari penyebaran cluster. Hal ini menyebabkan masyarakat kehilangan pekerjan dan berdampak pada penurunan pendapatan. Selain itu sarana dan prasarana mengalami kerusakan akibat penutupan ekowisata tersebut. Kedepannya pengembangan ini perlu sosialisasi mengenai konservasi lebih lanjut agar masyarakat lebih sadar akan perlunya menjaga kelesatrian lingkungan dan lebih meningkatkan kesolidaritasannya dalam menjaga Konservasi Mangrove dan Cemara Kawang.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun