Mohon tunggu...
Ahmad Firdaus
Ahmad Firdaus Mohon Tunggu... Administrasi - Ayah seorang putri cantik

Semua akan berlalu. Namun, cerita apa yang akan orang lain ceritakan tentangmu.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mbah Guru Keneng Keramat dari Ceger

22 Februari 2016   16:54 Diperbarui: 23 Februari 2016   16:33 2704
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Foto Mbah Guru Keneng. Sumber : Facebook"][/caption]Mbah Guru Keneng begitu saya mengenal beliau dari cerita pendahulu saya, orang-orang tua saya namu sampai saat ini saya belum pernah bertanya sumber yang valid atas kebenaran nama beliau dari beberapa artikel yang pernah saya temui nama asli beliau adalah Raden KH Umar.

Oke baiklah kita sebut beliau Raden KH Umar (Mbah Guru Keneng) masyarakat Bekasi khususnya Cikunir, Jatiasih, Jatibening dan Ceger yang gemar mengaji tentu tidak asing apabila mendengar nama tersebut. Beliau adalah ulama, tokoh masyarakat, sesepuh kampung dan tauladan bagi sekitar. Beliau cukup di segani dan menurut beberapa sumber beliau adalah Waliyullah dan banyak Karomahnya ada sebagian cerita juga beliau masih keturunan Wali Songo dan Rasulullah saw. Beliau juga ahli Tassawuf dan Sufi beliau mempunyai rumah sederhana dan hanya menggunakan sepeda untuk berpergian.

Menukil salah satu tulisan Prof Poerbatjaraka tentang sejarah Islam di Bekasi, bahwa diperkirakan pada tahun 1527-1530 rombongan kerabat kerajaan Banten yang dipimpin oleh Syekh Syarifudin yang kemudian dikenal sebagai Mbah Kandong, beliau merupakan keturunan laki-laki bernama Pangeran Sageri/Sogiri yang makamnya ada di Jatinegara Kaum, yang memiiki garis keturunan sampai kepada Syekh Sunan Gunung Jati Cirebon,tiba dan menetap di Jati Kramat Jati asih.

Mbah Kandong wafat dan di makamkan di Jati Kramat Jatiasih dan ada juga keturunan pangeran Sageri, bernama R.H. Sholeh yang menetap di kampung Ceger Jaka setia Bekasi Selatan. R.H. Sholeh ini memilik anak yang bernama RH. Umar yang lebih dikenal masyarakat sebagai Mbah Guru Keneng. Mbah Guru Keneng lahir pada tahun 1857 dan meninggal tahun 1972. ini terlihat pada tulisan di batu nisan makamnya, menurut keturunannya beliau hidup lebih dari 100 tahun. Banyak para tokoh yang suka berziarah ke makam beliau seperti para pejabat daerah dan para tokoh lainnya.

Hingga saat ini keturunan kerajaan Banten tersebar di wilayah Jatiasih dan Sekitarnya, mereka yang bergelar raden biasa dipanggi dengan sebutan "Aca".

Susunan nasab beliau yang saya dapat dari berbagai sumber dan didalam keluarga salah satu kitab yang berjudul

Taajul Arsy. Rh Umar Bin Rh Zahiri Bin Rh Muhadir Bin Raden Kanzul Asikin Bin Pangeran Sageri Bin Abulfath Abdul Fattah Sultan Ageng Tirtayasa Bin Abul Ma'ali Ahmad Bin Abul Mmafakhir Mahmud Abdul Qadir Bin Maulana Muhammmad Bin Maulana Yusuf Bin Maulana Hasanuddin Bin Syeikh Syarif Hidayatulloh Sunan Gunung Jati Cirebon Bin Raja Abdulloh Bin Ali Nurul Alim Bin Alhusein Jamaluddin Alkubro Bin Ahmad Syah Jalaluddin Al Akbar Bin Abdulloh Khan Bin Sayyid Abdul Malik Ba'aali Adzumat Khan Bin Alwi Bin Muhammad Shohib Mirbath Alawi Bin Ali Kholi' Qosim Bin Alwi Bin Muhammad Shohib Assouwmaah Bin Alwiy Ba'alawiy Al A'ala Bin Abdulloh Bin Ahmad Almuhajir Alfaqihil Muqoddam Sampai Ke Rasulullah Saw.

Mutiara Mbah Guru Keneng “Jalanilah apa yang tidak kamu pilih jangan menjalani apa yang kamu pilih, beragam pernak pernik kehidupan selalu saja menjadi bayangan dalam setiap gerak alur raga ini bergerak, aku bertanya apakah ini yang aku mau dan yang aku pilih... Ternyata menjalani apa yang aku pilih adalah suatu kesusahan hidup yang amat teramat menyakitkan.”

Menurut cerita para murid beliau karomah Mbah Guru Keneng sangat banyak diantaranya adalah jika hujan turun beliau tidak kehujanan, jika ada pencuri atau perampok yang hendak mencuri di tempat tinggal nya biasa nya pencuri tersebut menjadi kaku (mematung) tidak bisa bergerak ada juga yang hanya berlari memutar-mutar rumahnya, Sebuah kisah suatu ketika ada pencuri Pete (petai) di rumahnya hendak mencuri pete kepunyaan Mbah Guru, dan apa yang terjadi pencuri tersebut tidak bisa turun dari pohon pete tersebut hingga pagi.

Ketika pagi datang dan Mbah Guru Keneng keluar rumah dan melihat bahwa diatas pohon pete ada seorang yang memanjat tanpa bisa turun. Mbah Guru menyuruhnya untuk turun. Dan dengan izin Mbah Guru Keneng pencuri itu pun turun dari pohon.

Banyak juga pencuri yang tertangkap mencuri di rumah Mbah Guru alih-alih dilaporkan ke Polisi malah sebaliknya pencuri itu diberi uang oleh Mbah Guru untuk keperluannyadan berjanji tidak mengulangi kejahatannya tersebut. Dia orang tidak akan mencuri apabila tidak kepepet atau dia orang punya uang kata Mbah Guru. Mbah Guru Keneng sangat sabar dan sangat tinggi keilmuannya, Kisah lagi ketika tetangga beliau hajatan dan membuat panggung hiburan (dangdut) speaker yang menghadap ke arah rumah Mbah Guru Keneng secara otomatis mati jika dihadapkan kearah lain kembali menyala speaker tersebut. Sungguh luar biasa karomah Mbah Guru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun