Mohon tunggu...
Firdaus Deni Febriansyah
Firdaus Deni Febriansyah Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Content Writer

Seorang freelance content writer, bloger, dan kontributor di beberapa media

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Kebiasaan Buruk Pembeli yang Nggak Disukai Pemilik Warung

12 April 2021   13:29 Diperbarui: 12 April 2021   13:48 2074
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : wikimedia.org

Sebagai anak dari pemilik warung sembako, saya sangat tau betul apa saja kebiasaan-kebiasaan yang sering dilakukan oleh pembeli di warung Ibu saya. Ada yang rajin membeli, dan nggak sedikit juga yang ngebon dulu karena belum punya uang (katanya sih begitu, hahaha).

Pembeli itu memang beragam sifat dan karakteristiknya. Ya namanya juga manusia, pasti memiliki kepribadian yang berbeda-beda. Si A mungkin bisa saja sabar mengantri saat membeli beras di warung yang banyak pembelinya, belum Si B bisa sesabar Si A.

Begitupun soal bon atau utang piutang. Ada yang ga enakan mau ngebon padahal sebenarnya ia benar-benar tidak mampu, ada juga yang nggak tau malu punya banyak duit dan tunjangan tapi ngebonnya terus menerus.

Selama kurang lebih 10 tahun melayani pembeli di warung sembako Ibu, saya paling nggak suka dengan kebiasaan-kebiasaan mereka yang seperti ini

#Utang

Ya bagaimana ya, namanya juga orang jualan yang pasti ingin dapat uang dan untung yang besar. Tapi hal itu sulit didapatkan warung-warung kecil kerena banyak sekali para tetangga yang berutang dulu tanpa membayar.

Sesuatu yang membuat saya merasa kesal. Apalagi kalau utangnya nggak tau waktu, misal pagi hari saat toko baru buka. Ya elah, belum juga penglarisan sudah ada yang berhutang, udah giatu jumlahnya langsung banyak lagi.

Atas perintah dari Ibu saya, calon pembeli di warung kami tidak diizinkan untuk ngebon kalau belum ada satu pun dagangan yang terjual. Kata ibu saja, itu membuat warung jadi sepi pembeli. Saya juga nggak tau itu kepercayaan dari negara mana.

#Minta Didahulukan Saat Warung Ramai

Pernah kejadian saat warung sedang ramai banyak calon pembeli yang mengantri untuk membeli sembako. Kami sendiri pasti melayani yang dating dulu, yang datangnya belakangan ya dilayaninya juga belakangan.

Kami paling kesal kalau ada pembeli yang menerobos antrian, katanya sih buru-buru masak. Lah, emang ibu-ibu yang lain nggak buru-buru masak juga apa? Kalau mau dapat antrian lebih awal ya datangnya juga harus lebih awal dong.

Sejak saat itu, kami nggak peduli lagi kalau ada pembeli yang memaksa minta dilayani dulu, nggak akan kami lakukan. Nggak apa-apa hanya kehilangan satu pelanggan, daripada menuruti kemaunnya tapi berpotensi menghilangkan lebih banyak pelanggan.

#Membeli Pada Tengah Malam

Kami juga kurang suka dengan pembeli yang kalau beli di warung kami sukanya pada waktu dini hari, Hey Pak, Bu, Mas, Mbak kami juga manusia yang butuh istirahat, Kalau kami bilang warung tutup jam 10 makam ya berarti jangan datang di atas jam segitu.

Saat ada pembeli gedar gedor di atas jam 10 malam sebenarnya kami sangat bimbang. Di satu sisi mata kami benar-benar mengantuk, namun di sisi lainnya sebenarnya saying juga kalau nggak dilayani kan bisa dapat pemasukan.

Dear pembeli, tolong dong tau waktu kalau mau belanja di warung. Selain membuat kami bimbang, datang ke rumah orang tengah malam itu sudah melanggar norma kesopanan. Toko kami hanya warung kecil, bukan minimarket yang buka 24 jam.

Minimarket punya banyak karyawan dan mereka bekerja system sistem shift. Sedangkan di warung kami nggak mungkin dibuat shift-shift begitu, orang yang ngelayani cuma dua orang saja.

#Membeli Saat Adzan Maghrib

Waktu maghrib memang bukanlah waktu orang tidur, tapi waktunya orang terutama yang beragama Islam melaksanakan ibadah sholat. Please, nggak usah belanja dulu kalau waktunya orang sholat.

Apalagi waktu maghrib. Tentu kalian tau, sholat maghrib itu waktunya pendek banget nggak seperti sholat wajib lainnya. Jika kami harus melayani kalian terlebih dahulu, bisa-bisa kami sholatnya menjelang isya.

Kami ingin lebih khusyu dari lebih awal sholat maghrib. Karena bagaimanapun juga, Tuhanlah Maha Pemberi Rezeki untuk seluruh umat manusia. Kami tidak ingin melupakan-Nya

Itu dia beberapa kebiasaan buruk yang nggak disukai pemilik warung. Sebagai pemilik warung juga, saya yakin pasti Anda juga sangat setuju dengan hal tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun