Mohon tunggu...
Firda Salsabila
Firda Salsabila Mohon Tunggu... Lainnya - mahasiswa

mahasiswa yang sedng belajar.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mahasiswa sebagai Produk Intelektual Bangsa

1 Oktober 2022   17:46 Diperbarui: 1 Oktober 2022   17:50 206
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Mahasiswa adalah sebutan bagi seseorang yang duduk di bangku perkuliahan atau perguruan tinggi. Secara harfiah kata mahasiswa dibagi menjadi dua yaitu “Maha” dan “Siswa”, dimana hal tersebut dapat dijadikan sebagai julukan tertinggi bagi seseorang yang sedang menempuh pendidikan. Mahasiswa berbeda dengan siswa, bukan hanya mendapatkan kata “maha” di depan kata “siswa” peranan yang mereka tanggung juga berbeda. Mahasiswa memiliki peran dan tugas yang besar. Peran yang dimiliki mahasiswa yaitu, sebagai agent of change (agen perubahan), guardian of value (orang yang mempunyai nilai dan moral), dan iron stock (penerus bangsa). Dengan itu diharapkan mahasiswa dapat memiliki kemampuan dan pemikiran yang kritis, aktif, dan kreatif.

Untuk membantu dalam mengasah kemampuan berpikir kritis, aktif, dan kreatif, mahasiswa harus mempunyai 3 kemampuan dasar, yaitu communication (komunikasi), collaboration (kolaborasi/kerja sama), dan problem solving (pemecahan masalah). 3 kemampuan dasar tersebut akan membantu mahasiswa dalam menjalankan tugas dan peran mereka. Tugas sebagai mahasiswa tidak hanya pemberian dari dosen saja, tetapi juga dari masyarakat dan lingkungannya. Mahasiswa memiliki peran dan tugas penting dalam masyarakat. Jika peran dan tugas tersebut dijalankan dengan baik dan benar, maka akan membawa bangsa ini menjadi lebih baik. “Mahasiswa sebagai kaki tangan rakyat” julukan tersebut tidak akan lepas dari mahasiswa, karena mahasiswa dianggap sebagai seorang rakyat yang mempunyai kemampuan intelektual yang tinggi.

Selama kurang lebih 2 tahun, dunia di hadapkan oleh virus COVID-19. Selama kurun waktu tersebut kegiatan yang bersangkutan dengan masyarakat ditiadakan. Setelah pulih dari virus tersebut kita sebagai masyrakat diharapkan mampu untuk beradaptasi di era new normal. Di era new normal ini semua kegiatan sosial dimulai kembali, tetapi dalam kegiatannya tetap harus mematuhi protokol kesehatan. Dalam era new normal ini kehidupan manusia belum seutuhnya normal seperti sebelum adanya COVID-19, hal tersebut dilakukan sebagai upaya pencegahan munculnya kembali virus tersebut. Seperti penjelasan tentang mahasiswa diatas, mahasiswa sebagai agent of cange harus mampu memberikan perubahan dan pembenahan terhadap struktur sosial masyarakat di era new normal.

Dalam sejarah Indonesia, mahasiswa merupakan salah satu bagian yang mengambil peran besar dalam perubahan. Di era new normal ini mahasiswa juga harus mampu memberikan perubahan menuju Indonesia lebih baik lagi, baik dari sisi sosial, budaya, dan politik. Dengan mempunyai skill komunikasi dan kerja sama dapat membantu mahasiswa untuk bisa berkontriusi dalam melakukan perubahan sosial yang berakhir pada penyelesaian masalah tersebut. Dalam menjalankan perannya mahasiswa dapat memberikan edukasi dan ajakan kepada masyarakat agar selalu mematuhi protokol kesehatan. Hal tersebut penting dilakukan agar masyarakat mampu beradaptasi dengan era new normal. Charles Darwin mengatakan dalam bukunya “bukan yang terkuat yang mampu bertahan, bukan pula yang paling cerdas, melainkan mereka yang paling adaptif menghadapi perubahan”. Mahasiswa merupakan kaum intelektual di dalam masyarakat yang dididik dalam berbagai ilmu keahlian, oleh karena itu mahasiswa memiliki pemahaman mengenai konsep era new normal.

Dengan adanya peran dan tugas tersebut, mahasiswa harus gencar dalam mensosialisasikan era new normal ini sebagai suatu perubahan setelah adanya pandemi. Dalam membantu tugasnya mahasiswa harus bekerja sama dengan pemerintah dan intansi/perguruan tinggi, sehingga peran mahasiswa sebagai agent of change berlangsung dengan baik. Dalam kegiatannya, mahasiswa bisa mencoba dengan berbagai macam kegiatan dan inovasi dalam mengkampanyekan tentang kesehatan di era new normal. Mahasiswa harus dapat mengaplikasikan materi yang didapatkan selama kuliah dalam kehidupan bermasyarakat.

Adanya kolaborasi/kerja sama antara mahasiswa dan pemerintah dapat membantu dalam proses mengkampanyekan era new normal ini. Sebagai contoh, Abdul halim iskandar sebagai Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) pada tanggal 24 juni tahun 2020 melepaskan 4.129 mahasiswa KKN dai Universitas Andalas secara virtual di Jakarta. Hal tersebut bertujuan agar mahasiswa dapat memberikan edukasi terhadap masyarakat desa terkait era new normal. Sejak diterapkannya new normal oleh pemerintah pada tanggal 1 Juni 2020, banyak masyarakat yang menganggap bahwa kehidupan normal sudah kembali, sehingga banyak masyarakat yang abai terhadap protokol kesehatan yang dianjurkan oleh WHO. Hal tersebut berdampak pada melonjakya kasus COVID-19 di Indonesia.

Masalah tersebut merupakan salah satu tugas sebagai mahasiswa yang berperan sebagai agent of change. Dengan diadakannya kampanye dan promosi oleh mahasiswa kepada masyarakat terkait era new normal dapat menjadi solusi. Mahasiswa mengkampanyekan secara door to door agar masyarakat lebih paham mengenai konsep new normal. Cara yang digunakan adalah dengan mendemokan cara bercuci tangan, pentingnya menggunakan masker, dan menyebar poster baik secara langsung (menempelkan poster di tempat wisata atau tempat yang banyak dikunjungi) maupun secara online (memanfaatkan sosial media).

Dengan begitu peran mahasiswa sebagai agent of change (agen perubahan), guardian of value (orang yang mempunyai nilai dan moral), dan iron stock (penerus bangsa) berfungsi dengan baik. Dengan kemampuan yang mahasiswa miliki dapat membantu pemerintah untuk mengedukasi kepada masyarakat terkait era new normal. Mahasiswa sebagai kaum intelektual bangsa mendapatkan kesempatan untuk melakukan perubahan peradaban pada kehidupan baru yang lebih berkualitas.

Keterlibatan mahasiswa dalam mengkampanyekan new normal sebagai awal perubahan pasca pandemi, merupakan hal yang tepat. Karena pasalnya mahasiswa merupakan generasi muda yang bisa dengan mudah memberikan gagasan yang kreatif dan inovatif dalam menyampaikan informasi yang lebih terkait era new normal. Dengan keterlibatan mahasiswa tersebut dapat membantu menyadarkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan di era new normal. Sehingga mereka dapat menggunakan protokol kesehatan dimanapun dan kapanpun untuk mencegah terjadinya kemunculan kembali COVID-19.

Daftar Pustaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun