Mohon tunggu...
Firda Larosa
Firda Larosa Mohon Tunggu... Musisi - High School Student

.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen Sejarah | Kenyataan dari Mimpi

5 November 2018   18:59 Diperbarui: 6 November 2018   18:42 363
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://www.boombastis.com

Lelahnya hari ini. Setelah seharian di sekolah dengan banyaknya tugas-tugasku, pulang pun aku langsung berbaring dan tertidur lenyap tanpa memikirkan tugas-tugasku untuk besok.

Tidak lama kemudian, aku terbangun karena mendengar suara dari depan rumahku. Mengintip dari ujung jendeleku, terlihat sejumlah prajurit yang tinggi dan besar. Apa yang sedang terjadi? Apakah ada pengumuman suatu perayaan nasional? Tetapi prajurit-prajurit itu tidak mengenakan seragam tentara Indonesia.

"Bapak dan Ibu pemilik rumah ini segara keluar sekarang juga atau akan kami runtuhkan rumah ini!"

Ada apa ini? Suasana hatiku menjadi tegang. Rasa ketakutan pun mulai menimpaku.

"Kak, jangan pergi kemana-mana ya. Tetap di kamar kakak aja," kata ibuku kepadaku. Mendengar kata-kata nya, aku pun hanya dapat mendengarkan percakapan prajurit-prajurit itu dengan kedua orangtuaku.

"Bahan-bahan yang diperintahkan oleh kami untuk kalian persiapkan apakah sudah ada?" kata salah satu prajurit tersebut.

"Maaf pak, jumlah bahan-bahan yang diminta terlalu banyak. Sekarang belum mencukupi jumlah yang kalian inginkan," kata ayahku.

"Apa?! Sudah jelas perintahnya bahwa hari ini juga harus ada!" teriak prajurit tersebut dengan nada keras. Prajurit-prajurit itu pun marah. Mereka menarik kedua orangtuaku dengan paksa dan kemudian pergi. Aku pun panik dan tanpa berfikir ulang aku lari kedepan rumah dan berteriak, "Ayaahh, ibuu, jangan pergiii!" Seketika salah satu prajurit itu mengarahkan tembakannya kepadaku.

Tok tok tok.

"Kak, udah jam 11 malam loh. Kok kakak daritadi tidur doang? Kakak ga belajar? Besok ga ada ulangan?" kata ibuku kepadaku.

Ternyata kejadian tadi hanyalah mimpi. Aku pun merasa sangat lega setelah mendengar suara ibuku. Karena mimpi itu, aku teringat akan ulangan sejarah besok.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun