Mohon tunggu...
Firda Aulia Pasha
Firda Aulia Pasha Mohon Tunggu... Pecandu sajakmu

diatas langit masih ada langit

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Tetesan Air Tawar

6 Maret 2025   14:18 Diperbarui: 6 Maret 2025   16:00 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto dan sumber: FM

Seribu hariku mulai pecah dengan kalbu berkeping-keping, anganku mulai kalah pada hati yang melawan takdir.

Kau memasuki ruang cerita kepada awan tanpa terang. Rintik segera berjatuhan begitu sigap dan kau enggan menerimanya.

Payahnya lagi, payungku binasa jika diam-diam menyelinap sampai gerbang labirin ketenangan. Berbagai pandang tak terbinar sudah kau soroti pada bola mataku.

Setelah menyoroti pandangku, kau belum juga siuman bahwa aku melampiri sinar pada narasi lesuh yang kau kumandangkan dalam setiap musim.

Sesungguhnya, aku sudah tunduk dengan tetesan bulir yang malu-malu terbit dipadu rasa tawar.

Bisakah kau bernostalgia diantara peluk dan peliknya lembaran hayat bersamaku?
-fap

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun