Pandemi covid 19 membuat banyak perubahan di berbagai bidang kehidupan manusia, termasuk dalam dunia pendidikan. Belajar secara daring (online learning) mau tidak mau harus dilakukan.Namun melihat kondisi pandemi yang belum terlihat kapan berakhirnya, mau tidak mau setiap aspek kehidupan akan merubah tatanannya dengan situasi normal yang baru atau biasa yang disebut dengan “new normal”.
Di beberapa kampus ada mahasiswa yang ingin kembali ke kampus dengan prokes yang ketat, namun bagi beberapa mahasiswa dan bahkan orang tua masih memiliki kekhawatiran mengenai jaminan kesehatan saat belajar nanti. Sehingga bagi intitusi pendidikan, menjadi tantangan tersendiri untuk memilih cara belajar di masa pasca pandemi covod 19 ini,hybrid learning diharapkan dapat menjadi solusi dalam menghadapi “new normal”.
Hybrid learning merupakan pembelajaran dengan sistem daring yang dikombinasikan dengan luring atau PTM (Pembelajaran Tatap Muka) sehingga menghasilkan interaksi dan partisipasi yang lebih maksimal dibandingkan hanya daring saja.
Unisa yogyakarta menerapkan sistem pembelajaran secara Hybrid.Sistem perkuliahan hybrid merupakan penggabungan kuliah tatap muka dan kuliah daring. Sistem ini memanfaatkan inovasi dan kemajuan teknologi sehingga menghasilkan interaksi dan partisipasi yang lebih maksimal dibanding hanya dengan daring saja.Unisa yogyakarta menerapkan sistem pembelajaran secara Hybrid.Unisa yogyakarta menerapkan 9 parameter dalam menunjang perkuliahan luring:
Pertama adanya Satgas Covid-19. Satgas Covid-19 ini bertugas memastikan seluruh prosedur, sumber daya dan fasilitas untuk pencegahan dan penanganan kasus Covid-19 tersedia dan dapat dijalankan.
Kedua menjalankan testing jika hendak melakukan perkuliahan luring (termasuk praktik di lapangan) atau ketika melakukan tracing.
Ketiga menjalankan tracing apabila ada warga kampus yang terkonfirmasi positif dan yang bersangkutan menjalankan aktivitas di kampus.
Keempat melakukan treatment untuk warga kampus yang merupakan OTG (orang tanpa gejala), menunggu hasil test dan yang bergejala.
Kelima menerapkan proteksi untuk setiap warga kampus, antara lain melalui protokol kesehatan dalam pembelajaran, vaksinasi dan sebagainya.
Keenam mampu beradaptasi dengan kondisi terkini untuk menjalankan perkuliahan, praktikum dan jenis perkuliahan lain, termasuk praktik di lapangan.
Ketujuh adanya dukungan dari Lembaga yang berwenang dalam bidang pendidikan dan/atau kesehatan.