Mohon tunggu...
Fiqih P
Fiqih P Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Semarakkan literasi negeri

Belajar menulis

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Cerpen | Kotak Sabun

3 Juli 2018   09:58 Diperbarui: 3 Juli 2018   10:05 566
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kotak. www.lelong.com

Banyak orang akan menjadikan sampah. Usai mengeluarkan isinya, kotak sabun langsung dibuang. Namun tidak dengan Warno. Ia menyimpan kotak sabun, menyusunnya pada kayu rangka rumah.

Mungkin sudah ribuan. Dalam kamarnya saja susunan kotak sabun sudah menjulang tinggi mengisi ruas dinding. Maka julukannya pun Warno si kotak sabun. Apa yang mendasarinya memelihara kotak sabun itu?

Hanya Warno yang tahu. Bekerja sebagai Satpam di sebuah swalayan. Warno 45 tahun tak memiliki pasangan. Ia hidup sendiri. Kepribadiannya juga penyendiri. Munah, penjaga toko ponsel di swalayan itu suka padanya. Tapi Warno seperti tak menghiraukan.

"Akang, ini ada kotak sabun kalau akang mau. Munah bawa dari rumah," Munah memberi Warno.

"Mmmm. Ya terimakasih. Akan saya bawa pulang neng,"

"... Akang, Munah boleh tahu Ndak. Kenapa akang koleksi kotak sabun?"

" Ya ...untuk koleksi saja neng," Warno berlalu dari Munah tak ingin perpanjang percakapan.

Raut wajah Munah tampak kesal, melihat sikap dingin Warno yang mengacuhkannya.

***

Selang seminggu Pak RT datang ke rumah Warno, melihat-lihat rumahnya.

"Mas Warno, boleh saya masuk?"

"Ada apa ya pak?" Tanya Warno.

"Ya saya mau lihat kondisi rumah saya," jawab RT.

"Silahkan," kata Warno dengan raut kesal.

" Sepertinya kotak sabun koleksi mas Warno sudah berkurang banyak?" Tanya Pak RT. Kondisi kotak sabun Warno memang sudah berkurang 75 persen dari terakhir kali Pak RT melihat.

"Saya kira ini bukan urusan Pak RT," Warno mulai kesal.

"Oh, baiklah saya keluar," Pak RT jalan bergegas dengan langkah takut dan tangan gemetar.

***

Munah sudah seminggu tak di ketahui keberadaannya. Pihak kepolisian sudah berusaha mencarinya. Keluarga dan pemilik toko ponsel juga sudah menanyakan pada teman-temannya.

Warno sempat ditanyai keterangannya. Namun jawaban Warno sudah jelas tidak dekat dengan siapapun teman-teman yang bekerja di Swalayan.

Pada akhirnya Warno sama sekali tak dicurigai oleh pihak kepolisian. Namun,  usai diperiksa polisi, Warno membeli banyak sabun. Mengeluarkan isinya dan menyusunnya kembali.

Kondisi kamar Warno kembali seperti semula dengan dinding yang tersusun kotak sabun.

***

Headline berita di suratkabar hampir sama. Banyak kotak sabun berisikan potongan tubuh manusia ditemukan. Lokasi penemuan berbeda-beda.

Otoritas setempat langsung mengambil tindakan dengan membuat posko penemuan kotak sabun berisi potongan daging. Penduduk kota di buat ketakutan.

Aparat mengaitkan dengan hilangnya beberapa wanita belakangan. Keluarga orang hilang berkumpul di dekat posko, menunggu hasil otopsi potongan-potongan tubuh yang didapati masyarakat.

***

Rumah Warno digerebek gabungan aparat. Warno sedang tidur. Aparat menangkapnya. Saat dia dipegangi aparat, sejenak Warno memejamkan mata dan berkomatkamit.

Seketika para aparat terpaku, berdiri tak bergerak. Seperti ketidaksadaran melanda seluruh aparat itu. Warno dengan santai pergi dari rumah menyandang ransel hitamnya.

Selanjutnya, Warno masuk dalam Daftar Pencaharian Orang hingga kini.

Sei Rampah 3/7/2018

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun