Mohon tunggu...
Finna
Finna Mohon Tunggu... Wiraswasta - a Chemical Student

Tumpahkan apa yang dirasakan melalui tulisan lebih baik daripada melampiaskan ke orang lain

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Atasi Bau Kaki Dengan Kulit Jeruk Nipis dan Ampas Kopi

22 Juni 2019   10:27 Diperbarui: 22 Juni 2019   11:04 294
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kulit jeruk nipis dan ampas kopi merupakan salah satu lmbah organik yang  sering dibuang begitu saja. Padahal, limbah sisa hasil produksi ini dapat disulap menjadi spray anti bau kaki, lho. Selain itu, pemanfaatan sisa hasil produksi ini dapat mengurangi permasalahan limbah di Indonesia.

Seiring dengan menjamurnya kedai kopi di Indonesia yang menyediakan berbagai macam olahan kopi, maka limbah ampas kopi yang dihasilkan juga semakin meningkat. Oleh karena itu, dengan memadukan ampas kopi dan kulit jeruk nipis yang banyak ditemui disekitar lingkungan, mahasiswa Unesa ciptakan spray anti bau kaki.

Bau tidak sedap yang sering muncul pada kaki disebabkan oleh adanya bakteri yang menempel pada kulit kaki. Bakteri seperti Staphylococcus sp. merupakan salah satu bakteri yang memicu timbulnya bau kaki dengan cara mendegradasi leusin yang dihasilkan oleh keringat. Sehingga terbentuk asam isovalerat yang merupakan asam lemak yang dapat menyebabkan bau kaki. 

Dibawah bimbingan Rusmini, S. Pd., M. Si., Finna Ashfia, Fidelia Yustisia A., dan Devy Puspita Sari mahasiswa FMIPA Unesa melakukan penelitian mengenai pemanfaatan limbah kulit jeruk nipis dan ampas kopi pada Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Penelitian Eksakta (PKM-PE). 

Limbah kulit jeruk nipis dan ampas kopi masih mengandung senyawa aktif seperti flavonoid yang dapat dimanfaatkan sebagai zat penghambat pertumbuhan bakteri. 

Sebelumnya, kedua limbah tersebut diekstrak terlebih dahulu agar didapatkan senyawa aktif flavonoid, kemudian campurkan dengan bahan dasar spray sehingga menghasilkan foot spray antibakteri. 

"Kami memilih sediaan dalam bentuk spray agar mudah dibawa kemana -- mana, mudah digunakan, serta lebih efektif penggunaannya." Ujar Finna Ashfia selaku ketua tim peneliti.

dokrpi
dokrpi

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun