Mohon tunggu...
Fini RosyidatunNisa
Fini RosyidatunNisa Mohon Tunggu... Guru - Mahasiswa

Hobby saya adalah membaca, menulis, dan belajar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Menantang Batin (Part: 03)

4 Februari 2023   21:47 Diperbarui: 4 Februari 2023   21:54 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dia bercerita setelah berpulangnya sang ayah menuju keharibaan, 3 bulan kemudian sosok lelaki yang menggantikan ayah itu menyusul, mas Nur! Hati Atin pun kembali cemas, seolah kondisi seperti ini datang untuk kedua kali.

Kehilangan...

Atin sudah terbiasa sepi. Dahulu di bangku sekolah dasar, Atin tinggal bersama nenek. Seluruh keluarga kecilnya merantau ke Jakarta. Waktu itu Atin masih belum mempunyai adik.

Masa kecil Atin tidak dapat disamakan dengan anak-anak lain pada umumnya. Atin biasa dikucilkan, dibuli, dihina dan diperlakuan buruk lainnya. 

Tidak hanya teman-teman di kelas, bahkan kerabatnya juga seperti itu. "Dasar anak buangan, hitam, dekil dan bau" Kalimat yang menyakitkan bagi Atin sudah seperti asupan gizi setiap hari.

Ketika ayah dan ibunya kembali ke desa dan memulai hidup disana, Atin merasa sedikit tenang. Setidaknya kalau ia disakiti ada sosok-sosok yang memberi perlindungan. 

Kehadiran ayah dan ibu Atin ke rumah nenek, juga membawa adik baru untuk Atin. Padahal selama ini Atin tidak mengetahui kapan ibunya mengandung. Dan Atin mengira akan mendapatkan kebahagiaan setelah ini, ayah, ibu, kakak, dan adik baru yang bisa diajak bermain.

Realitanya kehidupan Atin yang ditulis pada kisah ini adalah usaha kerasnya untuk menantang batin yang menimbun luka. Suatu hari ibu bertanya ketika melihat Atin dihina sepupunya sendiri, "Kamu biasa digituin disini nak?"  "Enggak bu Atin disini disayang kok!" jawab Atin.

Prihatin lebih memilih tertutup serta mengabaikan hatinya yang perih. Perjalanan pahit yang ia alami sampai pada titik ayah dan mas Nur tiada, lalu ibunya depresi akut sampai dirawat inap di salah satau rumah sakit jiwa di kota sebelah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun