Bunga itu layu, tangkainya patah sendu seirama.
Tak lagi berputik, tampak serik saat hiasnya henti menderma.
Terpekat embun, tapi makin membasi.
Iklim berganti, merahnya memudar.
Gugur menjampi, Bunga itu hampir mati.
Dalam sesal menyesap jiwa, bermenung terlara-lara.
Bunga tak lagi ada, tinggal sisa-sisa nestapa.
Seketika hujan.
Di atas rindu yang dikenang, rinainya mendusta kehilangan warna.
Lunturnya mendayu-dayu, tatkala daun terhempas merapal semu.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!