Ke atas makam-makam kebencian,
Bergulut bergantian memenggal rembulan,
Di bungkusnya cahaya dalam kado keheningan.
Sabtu malam merindu.
Gejolak itu beranak-pinak,
Bukan di sungai nil,
Jangan di rahim efrat.
Tapi di lambung jeruji tanpa debu.
Ini lain dari malam perhitungan.
Mengapa mesti menebus kematian nalarnya?
Apa mungkin ada yang lebih ramah selain peringatan?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!