Kamu
Iya, kamu
Terimakasih sudah mengisi bagian pembelajaran dihidupku, izinkan aku untuk berpamit. Untuk kesekian kalinya aku berusaha untuk pamit pada asaku, nyatanya ia masih enggan untuk kupamiti. Mungkin, dengan cara ini, menjadi usahaku untuk berpamit seutuhnya.
Tak ada yang salah dengan sebuah pertemuan, mengenalmu adalah bagian pembelajaran berarti dihidupku, maafkan sisi kekonyolanku, mungkin jarang kan kau temui wanita sepertiku. Izinkan kisah ini, menjadi salah satu kisah kehidupan yang penuh arti bagiku.
Sejujurnya, aku tak pernah benar-benar mengerti apa yang terjadi padaku, atau padamu, dan tentang asa itu. Aku akan berhenti menerka apakah asa itu  hanya ada padaku atau padamu juga, aku berusaha untuk tak lagi peduli. Namun, nyatanya ia sering menghampiriku, maka atas semua hal yang pernah terjadi, izinkan aku untuk berpamit dengan segala penerimaan.
Bukankah aku pernah bercerita tentang bagaimana aku sangat takut untuk jatuh cinta pada orang yang mencintaiku juga? aku tak berani mendefisikan orang itu kamu, aku hanya ingin bercerita saja.
Tentang bagaimana aku berusaha untuk bertahan  untuk tidak berkecimpung pada kesemuan asa,  sampai detik ini, aku hanya ingin berusaha menjernihkan asaku saja. Cinta memang tak pernah memilih pada siapa ia akan tinggal, namun diri kitalah yang harus menyikapinya, apakah terus mengizinkannya untuk tinggal atau mengizinkannya untuk pamit. Jika aku memegang teori hukum kekelan energi maka aku percaya, bahwa meski kita telah melepaskannyai, ia akan tetap  kembali dengan utuh, baik dengan bentuk yang sama atau bentuk yang lain.
Banyak hal yang aku pelajari darimu, meskipun kamu tak pernah mengajariku secara langsung, aku mempelajari bacaan apa yang kamu baca juga tentang kebaikan hati yang ditunjukkan oleh sikapmu, dan aku mempelajarinya sebisaku. Akupun meyadari seutuhnya, tak ada manusia yang sempurna karena kesempurnaan hanya milik Sang Pencipta.
Oh ya, perihal mimpi semoga apa yang kamu mimpikan mewujud, juga mimpiku. Berjuanglah dengan caramu dan akupun akan berjuang dengan caraku.
Tidak untuk dibalas, hanya untuk dibacaÂ