Mohon tunggu...
fina siti fauziyah
fina siti fauziyah Mohon Tunggu... Freelancer - warisan diri, rekam jejak insan yang pernah singgah di bumi. semoga bermanfaat

kenang aku dalam jiwa, mari berdo'a senandung kebaikan, menjadi insan yang bermanfaat bagi sesama

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Pesan Itu..

26 Januari 2018   10:46 Diperbarui: 26 Januari 2018   11:04 364
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Selepas turun dari motor itu, aku langsung melepskan helmku dan memberikannya padanya. Ia pun berucap " salam ya buat orang tua" aku yang mendengar itu, spontan dengan polosnya menolak, karena aku tak pernah mendapat titipan salam dari teman laki-laki secara langsung untuk orang tuaku, lantas akupun menjawab"ya nggak mau lah, ngapain?" sesaat suasana menjadi hening dan aku tak mau menatapnya lagi, hingga akhirnya memutuskan untuk melangkahkan kakiku pergi dari motornya, namun masih terbesit perasaan tidak enak karena tadi menolak kiriman salamnya, beberapa langkah setelah itu, aku kembali menoleh padanya "Jaga Shalatnya yaa" ucapku padanya, ia pun langsung mengepalkan tangannya dan berucap "Semangat ya ngafalinnya". Best momentum yang seperti sinetron itu, kini menjadi boomerang bagiku, yang akan menjadi kenangan.

Kamu tahu kenapa pesanku memintanya untuk menjaga shalat? Sebab karena keyakinanku, jika seseorang baik dalam melaksanakan shalatnya maka baik pula amalnya. Pesanku hanya satu padanya, jadilah lelaki yang baik. Baik pada Tuhannya, sesama manusia, dan pada seluruh makhluk ciptaanya. Meskipun pada akhirnya aku tidak pernah tahu dengan siapa diri ini akan berlabuh.

Setelah kejadian itu, akupun menyadari akankah itu pesan terakhirku untuknya atau bukan. Juga perjumpaan terakhirku dengannya atau bukan. Karena semenjak acara laporan pertanggung jawaban akhir desember kemarin, aku sudah resmi mengundurkan diri dari kepengursan radio kampusku. Sebuah organisasi yang mempertemukan juga memisahkan aku dengannya, salah satu orang yang pernah ada dalam kisah perjalanan hidupku di kota rantau ini. karena setelah ini, aku akan berusaha fokus pada cita-cita mulyaku "menjaga Kalam Ilahi". Dan ia pun kembali lagi ke kota asalnya.

Cerita asa yang belum ku akhiri ini, akan ku akhiri detik ini juga. Aku sudah membiarkan asa ini menggangguku terlalu lama. Berdalih cinta adalah anugerah, namun tidak untuk saat ini, karena cinta akan menjadi musibah, jika datang pada saat yang belum tepat.

Aku sendiri lebih memilih pergi tanpa mengetahui apa yang ia rasakan padaku, karena jika aku tahu, itu akan membuatku semakin sulit. Inilah keputusanku aku akan berjalan pada prinsipku "cinta yang hadir tanpa ikatan suci hanyalah kesemuan belaka, akupun menyadari akan banyak cinta yang akan datang lalu pergi,tinggal bagaimana kita menyikapinya hingga cinta sejatilah yang akan mengikatnya abadi dalam ikatan suci".

Selamat menempuh hidup baru, jadilah kamu lelaki yang baik. Begitu pula denganku semoga aku bisa menjadi perempuan yang baik. Dengan siapapun akhirnya kamu dan aku berjodoh, satu harapanku semoga mendapatkan pendamping terbaik dunia-akhirat.

Sejak saat ini, aku sudah tak ingin menggores luka pada siapapun lagi, aku lelah dengan jutaan asa yang menghampiriku. Aku akan terus membunuh asa, jika itu memang jalan yang terbaik. Aku juga menyadari akan ada yang terluka jika aku mengukir kisah asa dengan yang lain, yaitu kamu tulang rusukku. Maka sejak saat ini, aku akan bertekad untuk selalu menjaga asaku sekaligus memperbaiki diriku untuk menjadi lebih baik lagi. Aku harap kisah ini adalah kisah terakhir pembunuhan asaku, karena jika kamu tahu, ini adalah salah satu bagian tersulit dalam hidupku. Untuk selanjutnya semoga akan hadir kisah menjalin asa yang indah untuk menuntun jalan ke SurgaNya. Aamiin.

Duhai Rabbku, tuntun aku agar selalu dalam jalanMu

Ridhai aku dalam menapaki setiap skenario indahMu

Aku adalah milikmu kan ku abdikan hidup matiku pada jalanMu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun