Mohon tunggu...
Fina Septiana
Fina Septiana Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Menulis menjadi salah satu sebab teraturnya kadar emosi seseorang. Sehingga, memulainya sejak dini adalah sesuatu yang wajar. Meski masih abal-abal, tapi meyakini adanya proses pertumbuhan tidak bisa disangkal. Teruslah menulis sampai titik darah penghabisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Patah!

27 November 2022   20:16 Diperbarui: 27 November 2022   20:27 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Saya terima nikahnya...

waktu dipersatukannya dua insani

sakral penuh menghayati

duduk berdampingan mengucap janji suci

janji untuk hidup semati


Saya terima nikahnya...

terdengar sangat bergetar

hatipun ikut berdebar

bagai kilat yang menyambar

ternyata diri tidak tersadar

(Bahwa gadis berkebaya putih itu bukan aku)


Patah!

seakan selalu salah
semua terasa susah
seakan selalu gundah
semua terasa gelisah

tak tahu kapan dua insan itu bertemu

tapi akhirnya terjangkau antena panjangku

entah nyata atau halu

tapi itu yang sampai pada diriku


tak tau juga kapan awal cerita

tiba-tiba hati tersiksa

sayangnya aku tidak bisa lupa

sebab otak selalu merekamnya


meski telah sadar dan terbangun,

tetap saja, tidak hanya retak yang kutemi
tapi patah melebur dan tak dapat disatukan lagi


Kepercayaanku berhenti sampai disini!

sebab dia telah memiliki bidadari yang layak disisi



Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun