Mohon tunggu...
Fina Thorpe-Willett
Fina Thorpe-Willett Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

Sekarang berpuas hati hanya menjadi istri dan ibu dari 3 bos yang masih balita. Tapi gak lupa dengan hobi lama, eksplorasi dan menulis. Intip rangkumannya di kompasiana dan www.travelwithfina.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Tips Naik Taksi di Kuala Lumpur

22 Juni 2012   23:36 Diperbarui: 4 April 2017   16:14 17292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Karier. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dilematis memang soal taksi menaksi di KL. Di satu sisi jasa taksi sangat dibutuhkan baik oleh warga maupun turis. Tapi di sisi lain mendapatkan pengalaman buruk naik taksi di KL sudah bukan rahasia lagi. Walaupun KL dan sekitarnya tercakup dalam sistem transportasi kereta, tapi kita memang akan sering butuh taksi. Entah karena belanjaan banyak, kepanasan, jarak tujuan jauh dari stasiun kereta atau karena kaki sudah pengkor seharian jalan kaki.

Skenario menyebalkannya ada banyak macam. Yang paling juara tentunya taksi ‘nembak’ yang mangkal di depan pusat perbelanjaan dan obyek wisata. Supir taksi tipe ini sangat mengerti kalau pengunjung kedua tempat itu rata-rata turis. Karena warga lokal biasanya tidak ‘gentayangan’ di kota Kuala Lumpur kecuali para pekerja kantoran atau karyawan toko. Dengan alasan sudah lama menunggu, mereka enggan menggunakan argo. Akhirnya turispun menyerah karena tidak tahu jalan atau sudah banyak belanjaan ataupun kepanasan tak sanggup jalan.

Skenario menyebalkan lain adalah supir taksi yang menolak mengantar kita ke tujuan. Saya pernah menyetop lebih dari 10 taksi di pinggir jalan selama hampir 1 jam tanpa hasil. Penolakan seperti in cukup umum (dan super annoying!) karena supir taksi di KL lumayan pemalas melewati jalan macet atau ke tujuan tertentu. Sekitar jam sholat jumat juga agak sulit mendapatkan taksi. Bukan karena mereka jumatan, tapi karena mereka tidak mau melewati rute yang banyak mesjidnya. Penolakan lain biasanya terjadi jika anda minta diantar ke tempat yang jauh atau Anda menyetop taksi yang lewat diantara taksi yang mangkal. Supir taksi yang tidak mangkal harus mendapat ‘restu’ dari supir taksi mangkal untuk mengangkut penumpang.

Karena KL adalah rumah sementara saya dan kami belum diijinkan mengemudikan mobil kantor di 2 bulan pertama, jadilah saya sangat akrab dengan taksi. Memang butuh waktu untuk berbesar hati menghadapi jasa taksi ini. Namun di sisi lain, banyak cerita dan pengalaman yang saya peroleh dari para supir taksi yang saya rasa sangat berguna untuk bekal pengunjung Kuala Lumpur yang lain.

JENIS DAN TARIF TAKSI DI KL

Di Kuala Lumpur beroperasi 3 jenis taksi :

1. Taksi bandara berwarna hitam yang khusus mengantar penumpang dari bandara KLIA ke kota. Harga pas dibayar di counter taksi di terminal kedatangan. Harga ditentukan berdasarkan jumlah penumpang dan jarak tempuh. Taksi ini dilarang mengangkut penumpang di tengah kota. Kalau dari bandara AirAsia / LCCT, taksi bandaranya mirip dengan taksi umum yaitu bercat merah dan putih, dengan stiker khusus. Sama dengan taksi hitam, penumpang sebaiknya membeli voucher taxi di dalam bandara. Sesaat setelah bagian pengecekan bea cukai dilewati akan ada counter resminya.

2. Taksi eksekutif alias taksi biru. Taksi ini hanya ada di KL tapi bisa mengantar penumpang ke luar kota. Di desain untuk mengakomodasi turis, jadi jangan heran kalau harganya 2x lebih mahal dari taksi biasa. Flagfare-nya 6 ringgit. Untuk menjadi pengemudi taksi eksekutif, seorang calon supir harus mengikuti kursus menjadi supir merangkap tur guide. Dengan harga lebih, penumpang bisa menikmati mobil yang lebih baru, bersih terawat dan banyak diantaranya adalah mobil berkapasitas penumpang hingga 7 orang. Plus supir yang berpakaian bersih, lebih ramah dan bisa menjadi konsultan wisata.

3. Taksi biasa alias taksi bajet (budget). Ini dia taksi biang kerok yang sering dikeluhkan orang. Hubungan saya dengan taksi bajet seperti ABG pacaran. Benci sama cinta gonta ganti dengan mudahnya. Tentunya saya senang taksi bajet karena tarifnya jauh lebih murah dari taksi eksekutif yaitu flagfare 3 ringgit saja. Tapi supirnya banyak yang gak punya ‘manner’. Kisah-kisah menyayat hati pun sering terjadi ketika saya naik taksi bajet. Plus armadanya lebih banyak yang jelek dan mereka paling hobi ‘ngetem’.

Selain harga berdasarkan argo, taksi di KL juga menerima booking per jam atau harian. Harga standar sewa perjam dalam kota KL untuk taksi bajet adalah 35 ringgit sementara taksi biru 50 ringgit. Harga ini bisa menjadi patokan Anda jika terpaksa pakai taksi tembak. Kalau jarak tempuh 10 menit misalnya, jangan bayar lebih dari 10 ringgit. Untuk booking taksi per hari, misalnya day trip ke Malaka, taksi bajet mulai dari 400 ringgit dan taksi eksekutif 500 ringgit. Mereka juga bersedia untuk dibooking bermalam. Ke Penang, Langkawi, Perak, etc. Harga-harga ini sangat fleksibel tergantung jarak, jumlah jam dll. Kalau sudah langganan, biasanya bisa ditawar.

CARA MENDAPATKAN TAKSI ARGO YANG AMAN

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun