Mohon tunggu...
Fiky Ulya Millati
Fiky Ulya Millati Mohon Tunggu... Maha Santri di PPTQ Semarang || Content Writer || Alumni UIN Walisongo SMG. -

Sedang mencari apa itu makna hidup dengan menulis denting jarum waktu || Embun yang kian menguap menandakan dirimu “ Kurang Piknik” || Pemudi dengan angan- ‎angan mimpi yang masih mengawan rindu || Jadikan diri sendiri dengan seutuhnya.‎

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Menasehati Diri Sendiri

13 April 2018   11:25 Diperbarui: 20 September 2018   10:48 407
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rumah makan Eling Bening Banyu Biru Jawa Tengah.

Orang akan lebih mampu menasehati orang lain, daripada ia menasehati diri mereka sendiri. Menyuruh diri sendiri untuk melangkah kebaikan, berniat baik dengan perilaku orang lain. 

Berhenti tidak melakukan keburukan walaupun dengan hal yang paling sepele sekalipun. Menasehati diri sendiri untuk tidak melakukan sesuatu yang buruk bagi kehormatan diri sendiri ataupun suatu hal yang lain.

Ketika diri sendiri jauh dari para ulama, rasanya ada sesuatu yang mengingatkan berkurang. Dikira ia bebas melakukan apa saja yang ia mau lakukan. Dikira ia bebas berpikir sebebas- bebasnya, tanpa ada suatu batas yang mengikat. Ia seakan lupa dengan apa yang harus dia tanggung atau dibebankan dalam diri mereka.

Terbesit dalam diri, dikala seorang melakukan keburukan rasa tidak enak, rikuh atau sebagainya. Semisal ketika bertamu di rumah orang lain, ia seharusnya menjaga etika bertamu dan etika menerima tamu.

Menasehati diri sendiri akan terasa mudah jikalau ia tahu telah melakukan sebuah kesalahan yang harus diperbaiki dan diperbaiki lagi. 

Selalu mawas bertanya diri sendiri, apakah pantas jika hal ini saya lakukan, apakah hal ini memilki kontribusi buat saya pribadi maupun orang lain. Nyatanya dalam banyak hal, kita masih enggan berpikir sampai kesitu.

 Pada akhirnya, cobalah untuk mengoreksi diri sendiri mulai dari niat, ucapan,dan perilaku diri.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun