Mohon tunggu...
Fiksiana Community
Fiksiana Community Mohon Tunggu... Administrasi - Komunitas pecinta fiksi untuk belajar fiksi bersama dengan riang gembira

Komunitas Fiksiana adalah penyelenggara event menulis fiksi online yang diposting di Kompasiana. Group kami: https://www.facebook.com/groups/Fiksiana.Community/ |Fan Page: https://www.facebook.com/FiksianaCommunity/ |Instagram: @fiksiana_community (https://www.instagram.com/fiksiana_community/) |Twitter FC @Fiksiana1 (https://twitter.com/Fiksiana1)

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

[Event] Cerita untuk Anak Fiksiana Community

11 Januari 2020   20:19 Diperbarui: 12 Januari 2020   08:00 450
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: ublik.id

Hai, hai, hai!
Apa kabar mBer-mBer kesayangan Mimin?
Sudah rindu dengan event menulis dari FC?
Rindu Mimin juga pastinya, yak! Hihihi...
Baiklah, sebelum beranjak lebih jauh, mari kita simak penggalan kisah berikut ini.

***

Rani bergegas menuju rak yang biasa ia datangi. Lorong kedua dari sisi barat, baris paling bawah. Lima bungkus keripik kentang kegemarannya segera berpindah tempat ke troli belanja yang didorong sang ibu.

"Boleh aku tambah satu bungkus lagi, Bu?"

Linda, sang ibu, agak mengerutkan dahi. Tumben gadis kecilnya minta tambahan keripik kentang. Biasanya cukup lima bungkus. "Untuk apa, Rani?"

Rani mengendik. "Entah, Bu. Aku merasa harus membelinya satu bungkus lagi. Barangkali akan ada teman-temanku datang ke rumah hari Minggu besok. Tadi di sekolah mereka bilang ingin melihat kucing-kucingku."

Linda tersenyum, lalu mengangguk. Satu bungkus keripik kentang lagi masuk ke troli.

Setelah membayar semua belanjaan, ternyata Rani dan ibunya tidak bisa langsung pulang. Hujan deras mengguyur kota mereka. Jika memaksa menerobos hujan dengan sepeda motor, tentu amat berbahaya. Lagi pula, Rani bisa demam setelahnya. Jadi, mereka menunggu hujan reda di teras toserba.

Rani tadinya asyik menonton limpahan air dari langit, akan tetapi perasaannya sedikit terusik. Ia menyapukan pandangan ke sekitar, lalu menangkap sosok gadis cilik yang mungkin seumur dengannya sedang memerhatikan kantong belanja di samping kaki ibunda Rani.

Gadis cilik itu berpakaian lusuh, rambutnya berantakan, dan menggenggam gelas plastik bekas berisi uang receh. Berkali-kali Rani melihat gadis cilik itu menelan ludah sambil satu tangan lainnya mengelus-elus perut.

Rani mengalihkan pandangan ke kantong belanja ibunya, objek yang sedari tadi tak lepas dari mata si gadis berpakaian lusuh itu. Rupanya, ada satu bungkus keripik kentang yang menyebul dari kantong. Tanpa pikir panjang, Rani mengambil satu bungkusan keripik kentang dan memberikannya kepada gadis cilik itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun