Mohon tunggu...
Fikry Ekawardhana
Fikry Ekawardhana Mohon Tunggu... Dokter - Dokter Umum

menulis, bermain game dan berolahraga suatu cara untuk mencari inspirasi

Selanjutnya

Tutup

Parenting Artikel Utama

Baby Led Weaning, Apa yang Perlu Diketahui Orangtua?

15 Desember 2022   12:45 Diperbarui: 15 Desember 2022   16:37 763
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi BLW (Thinkstockphotos)

Baby Led Weaning (BLW) adalah metode alternatif saat Pemberian Makanan Pendamping Asi (MPASI) di mana bayi memegang makanan sendiri, makan sendiri dan tidak diberi makan oleh ibu maupun pengasuhnya. 

Metode Baby Lad Weaning pertama kali dikenalkan oleh Gill Rapley tahun 2005, di mana sempat menjadi suatu perhatian media sosial maupun ilmiah. 

Pada metode pemberian makan menggunakan metode BLW, bayi ikut berpartisipasi makan bersama keluarga dan memilih makanannya sendiri, serta menentukan berapa banyak yang dimakan dan berapa lama durasi makannya.

Pada BLW sendiri, tekstur makanan yang ditawarkan adalah makanan yang sudah dipotong kecil atau dicincang yang dapat dipegang sendiri oleh bayi seperti kentang, wortel, potongan daging yang sudah di rebus sampai lembut.

Sedangkan MPASI secara tradisional adalah makanan yang diberikan dengan spoon feeding adalah makanan lumat yang dicampur dari beberapa jenis makanan misalnya seperti bubur nasi dengan daging ikan/ayam/sapi dan sayur-sayuran sehingga bayi tidak dapat membedakan rasa tiap jenis makanan.

Metode BLW menekankan bayi lebih cepat belajar makan, mengenal rasa setiap makanan dan berhubungan dengan kemampuan mengontrol rasa lapar dan kenyang sendiri serta mampu mengkonsumsi makanan sendiri untuk memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, biasanya diberikan pada bayi usia 6 bulan.

Resiko Metode BLW

Ada beberapa resiko pemberian makan menggunakan metode BLW yang menjadi perhatian dokter dan orangtua, yaitu resiko kekurangan zat besi, resiko tersedak dan resiko weight faltering.

Resiko Kekurangan Zat Besi

Pada saat usia 6 bulan, pemberian MPASI harus mengandung zat besi yang tinggi. Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia defisiensi besi yang dapat  mengganggu fungsi kognitif anak. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun