Tentang aku, takdir, dan kamu. Aku sengaja menyimpan takdir di tengah, karena takdir selalu ada di antara aku dan kamu. Takdir yang memainkan perannya, membuat garis untuk kita bertemu. Takdir pula yang memaksa rasa untuk bertamu. Hingga inginku selalu saja tentang kamu. Semoga saja kamu pun begitu, sama-sama mengamini agar takdir menyetujui kita bersatu. Tak peduli seberapa sering kita berseteru. Tak peduli bagaimana hidup kita di masa lalu. Biarlah menjadi bagian dari takdir aku dan kamu.
Maafkan aku jika terkadang aku pencemburu. Dan bahkan seringkali aku tersulut emosi sendu. Karena nyatanya aku tak sesempurna itu. Terkadang rindu, terkadang sendu, terkadang pilu. Tapi aku ingin selalu bertahan pada arus yang tak tentu. Kuharap kamu pun begitu. Tetap bertahan sampai akhirnya kita bersama dan bersatu, satu atap satu pintu. Bukan maksud menghalalkan segala cara agar bisa bersatu, tapi bertahanlah demi sebuah harapan aku dan kamu. Karena semuanya hanya soal waktu, kala takdir sudah memberi restu.
Jarak dan waktu selalu menjadi pemisah untuk kita bertemu. Bahkan kini tak cukup itu, pandemik wabah pun ikut-ikutan membelenggu. Entah sudah sebesar apa rasa rindu ini menggebu. Biarlah kembali pada takdir yang memainkan perannya, membuat garis untuk kita bisa bertemu.Â
I MISS U.