Mohon tunggu...
Fikriyyah Fahma
Fikriyyah Fahma Mohon Tunggu... Full Time Blogger - Mahasiswa PIAUD

Kuat dilakoni gak kuat kudu tetep dilakoni

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Menguatkan Mental si Anak

17 November 2019   21:19 Diperbarui: 17 November 2019   21:23 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Dalam mengasuh anak bukan cuma kecerdasan yang perlu diasah. Namun, mental anak sangat penting untuk dikembangkan, agar anak dapat menghadapi beberapa tantangan dan memecahkan solusi yang ia hadapi dalam hidupnya. Mendidik anak agar memiliki mental yang tangguh bukan dengan cara bertindak kasar, suka memberontak ataupun emosional. Melainkan, mengubah pikiran negatif menjadi realistis, membantu mengontrol emosi anak, dan menunjukkan kepada anak bagaimana bersikap positif.

Seperti ditulis di Psychology Today solusinya bukan hanya berfikir postif melainkan harus realistis. Dengan sebagai contoh anak akan menghadapi ujian tulis IPA awalnya ia berfikir tidak akan bisa lulus ujian IPA tersebut. Namun, pemikiran tersebut dapat diubah dengan realistis yaitu, jika ingin lulus ujian IPA maka harus belajar dengan giat agar mencapai nilai yang diinginkan tersebut. Anak yang mempunyai pikiran realistis akan merasa lebih baik dan lebih tangguh.

Kemudian bicarakan dengan anak tentang perasaannya. Orang tua mengajarkan anak bagaimana mengatasi perasaan yang tidak nyaman seperti, khawatir, cemas, dll. Ketika sedang mengobrol dengan anak, cobalah mengungkapkan perasaan orang tua. Bicarakan tentang bagaimana emosi tersebut mempengaruhi keputusannya. Seperti halnya, ketika anak sedang kesal dengan temannya lalu ia memilih untuk memukul temannya, apa yang akan terjadi? Temannya akan nangis karena sakit, temannya akan memusuhi si anak tersebut karena suka memukul, dll. Dengan cara tersebut anak akan mengelola emosinya lebih baik dari sebelumnya.

Perlu diketahui juga bahwa anak yang bermental kuat bukan anak yang sempurna. Biarkan dia melakukan kesalahan atau kegagalan dan beri ia pengertian bahwa hal tersebut adalah bagian dari proses belajar. Cara ini dilakukan agar anak tidak malu ketika melakukan kesalahan. Lalu, ingatkan juga ke anak agar tidak melakukan kesalahan yang sama diwaktu yang berbeda.

Bangun karakter anak dengan keputusan yang lebih sehat. Perkuat nilai-nilai positif seperti kejujuran dan kasih sayang, daripada menang dengan menggunakan segala cara.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun