Mohon tunggu...
Fikri Wahid
Fikri Wahid Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Masih dalam perjalanan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Semoga, Tersemogakan

20 Oktober 2020   20:19 Diperbarui: 21 Oktober 2020   08:30 285
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ponsel yang dulu jarang dimainkan ketika berada di sebuah kedai kopi. Kini, perlahan terisi dengan pembicaraan hangat tentang segala penuh kasih dan canda pada layar yang ditatap.

Perbincangan pengetahuan tentang organisasi yang biasanya menjadi konsumsi di setiap harinya. Kini, terganti pada puisi, sajak dan syair-syair gombal.

Jatuh cinta memang aneh, daya magisnya mampu menyentuh sanubari seseorang.

Dulunya segelas teh hangat teman di pagi hari, kini menjadi sempurna dengan balasan pesan mu, yang hangat dan manisnya menyatu.

Terheran dan diam pada biasnya mentari terbit di sebelah timur. Kini wujudnya hadir di sebelah rumah.

Dan cahayanya membangunkan ku dari mimpi.

Manado, 20 oktober 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun