Mohon tunggu...
F.A Taufiq
F.A Taufiq Mohon Tunggu... Konsultan - penulis karbitan

cuma manusia biasa yang diciptakan tuhan untuk jatuh cinta pada aksara dan sepakbola...

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Patah

13 November 2022   13:42 Diperbarui: 13 November 2022   14:04 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita patah
Ditengah badai bulan November yang menghancurkan
Tercerabut sampai ke akar lalu kemudian dihanyutkan
Tanpa sisa
Tanpa jejak yang mengikat kenangannya

Kita patah
Sebelum daun daun berubah warna
Dan jatuh meninggalkan rantingnya
Pada hari dimana matahari menolak untuk kembali
Dan kabut tebal tak kunjung beranjak pergi

Kita patah
Disaat sedang berusaha menyelamatkan hati
Disaat mencoba menata ulang arti dalam setiap benci
Kita kalah
Oleh sesuatu yang tidak pernah bisa kita sanggah

Kita patah
Mungkin agar kemudian bisa ditumbuhkan kembali di tanah lain
Dilahirkan ulang menjadi baru alih alih selamanya menjadi layu
Untuk menemukan apapun yang tidak kita temukan di masa lalu
Dan jika itu bagian dari perjalanan,
Maka kuharap nanti kita akan bisa saling melupakan

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun