hujan singgah di kereta
rintiknya berjeda
mengejaÂ
usang yang dibawanya
lalu hening mulai menyusun aksara
diantara bayangan wajahÂ
dan tetes air yang meluncur di kaca
janggal memenuhi interval
apa yang bisa kutuliskan?
sementara kereta tak pernah berhenti berjalan
dan hujan, dia tak pernah punya nama
tak pernah punya nyawa
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!