Mohon tunggu...
Fikri Wijaya
Fikri Wijaya Mohon Tunggu... Mahasiswa - Seorang pria yang sedang mengejar impian.

Sedang menempuh pendidikan sebagai mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Brawijaya.

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Transportasi Online sebagai Wujud Inovasi di Era Modern

18 April 2021   02:55 Diperbarui: 18 April 2021   05:14 6236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Seiring dengan adanya perkembangan zaman, ilmu pengetahuan terus-menerus mengalami kemajuan atau perubahan. Perubahan tersebut dapat terjadi dengan cepat (revolusi) ataupun lambat (evolusi). Kemajuan ataupun perubahan yang terjadi secara cepat maupun lambat dapat memunculkan penemuan-penemuan baru dalam bidang teknologi guna memenuhi kebutuhan hidup manusia dalam mempermudah aktivitasnya sehari-hari. Dari fakta diatas, dapat diketahui bahwa ilmu pengetahuan memiliki hubungan yang sejajar dengan perkembangan teknologi. Karena, jika ilmu pengetahuan berkembang, otomatis perkembangan tersebut akan diikuti dengan perkembangan teknologi.  Dengan berkembangnya teknologi, manusia mampu memunculkan inovasi-inovasi baru di berbagai bidang, seperti teknologi, sosial-budaya, politik, hukum, bahkan dibidang transportasi.

Transportasi didefinisikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari fasilitas tertentu beserta arus dan sistem control yang memungkinkan orang atau barang dapat berpindah dari suatu temapat ke tempat lain secara efisien dalam setiap waktu untuk mendukung aktivitas manusia (Papacostas:1987). Jika kita ingin berpindah atau memindahkan suatu barang yang cukup jauh perlu dibutuhkan transportasi. Perkembangan transportasi di Indonesia telah dimulai dari datangnya bangsa asing yang membawa teknologi transportasi pada masanya. Yang awalnya masyarakat Indonesia hanya menggunakan sarana transportasi hewan, setelah kedatangan bangsa asing mulai menggunakan alat gerobak yang beroda. Kemudian pada masa penjajahan Belanda membawa peralatan transportasi yang sudah modern karena menggunakan mesin-mesin. Perkembangan teknologi transportasi di Indonesia terus berlanjut sampai Indonesia merdeka. Pada tahun 80-90an, transportasi konvensional seperti angkutan umum sangat diminati masyarakat, karena dahulu perkembangan mode transportasi beroda dua dan transportasi pribadi belum menjamur seperti saat ini, sehingga banyak masyarakat yang memilih transportasi konvensional untuk memudahkan perjalanan menuju tujuan masing-masing.

Dalam beberapa tahun terakhir, Indonesia kembali mengalami transformasi dalam hal transportasi. Perkembangan teknologi yang semakin modern telah merambah dunia transportasi di Indonesia. Hal ini terlihat dari munculnya model transportasi berbasis online pada kota-kota besar di Indonesia. Transportasi berbasis online ini memanfaatkan aplikasi sebagai media pemesanan untuk memudahkan konsumen dalam hal pemenuhan kebutuhan transportasi. Banyaknya kemudahan dan layanan yang ditawarkan dalam memenuhi kebutuhan transportasi mampu menarik minat serta memberikan dampak yang signifikan bagi masyarakatnya.

Dengan menyadari pentingnya peranan transportasi dan perubahannya yang cukup signifikan di Indonesia, kelompok kami memilih untuk mengangkat tema ini dan memberikan judul  Transportasi Online sebagai Wujud Inovasi di Era Globalisasi.

Perubahan sosial mengacu pada perubahan signifikan dari waktu ke waktu dalam pola perilaku dan nilai budaya serta norma. Perubahan "signifikan" diartikan oleh para sosiolog sebagai perubahan yang menghasilkan konsekuensi sosial yang mendalam. Perubahan sosial adalah setiap perubahan pada lembaga-lembaga kemasyarakatan di dalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi sistem sosialnya, termasuk dalam aspek nilai, sikap, serta pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat. (Soemardjan, 1974).

Contoh perubahan sosial yang signifikan yang memiliki efek jangka panjang termasuk revolusi industri, penghapusan perbudakan, dan gerakan feminis. Para sosiolog saat ini dengan mudah mengakui peran penting yang dimainkan gerakan sosial dalam menginspirasi anggota masyarakat yang tidak puas untuk membawa perubahan sosial. Upaya untuk memahami sifat dari perubahan sosial jangka panjang, termasuk mencari pola dan penyebab, telah mengarahkan sosiolog untuk mengusulkan teori evolusi, fungsionalis, dan siklus. Semua teori perubahan sosial juga mengakui kemungkinan adanya hambatan untuk berubah, terutama ketika orang-orang dengan kepentingan tertentu merasa tidak tenang dan terancam oleh perubahan potensial.

  1. Teknologi

Beberapa orang akan mengatakan bahwa peningkatan teknologi telah membuat hidup kita lebih mudah. Teknologi adalah kekuatan pendorong di belakang globalisasi, sedangkan kekuatan perubahan sosial lainnya (institusi sosial, populasi, lingkungan) memainkan peran yang relatif kecil (Freidman, 2009). Globalisasi terjadi dalam tiga periode berbeda. Pertama, globalisasi didorong oleh ekspansi militer, yang didukung oleh tenaga kuda dan tenaga angin. Tenaga uap dan kereta api adalah kekuatan pemandu perubahan sosial dan globalisasi pada periode ini. Terakhir, adalah era pasca-milenial. Dalam periode globalisasi ini, perubahan didorong oleh teknologi, khususnya Internet (Friedman, 2005). Dari cara bagaimana guru mendidik anak-anak di kelas hingga cara pertanian untuk menghasilkan sumber pangan, teknologi telah mempengaruhi semua aspek kehidupan modern.

  1. Institusi sosial

Setiap perubahan dalam satu institusi sosial menyebabkan perubahan di semua institusi sosial. Misalnya, industrialisasi masyarakat berarti tidak ada lagi kebutuhan keluarga besar untuk menghasilkan tenaga kerja manual yang cukup untuk menjalankan pertanian. Selain itu, lapangan-lapangan pekerjaan yang berada di dekat pusat kota di mana biaya hidup sangatlah mahal. Pergeseran yang sama menuju entitas perusahaan industri ini juga mengubah cara masyarakat dalam memandang keterlibatan pemerintah di sektor swasta, menciptakan ekonomi global, menyediakan platform politik baru, dan bahkan mendorong agama baru dan bentuk baru pemujaan keagamaan seperti Scientology.

  1. Populasi

Komposisi populasi berubah di setiap tingkat masyarakat. Kelahiran meningkat di satu negara dan menurun di negara lain. Beberapa keluarga menunda persalinan sementara yang lain mulai merencanakan anak-anak lebih awal. Perubahan populasi dapat disebabkan oleh kekuatan eksternal yang acak, seperti epidemi, atau pergeseran institusi sosial lainnya, seperti dijelaskan di atas. Tetapi terlepas dari mengapa dan bagaimana itu terjadi, tren populasi memiliki dampak saling terkait yang luar biasa pada semua aspek masyarakat lainnya. Secara global, seringkali negara-negara dengan tingkat kesuburan tertinggi paling tidak mampu menyerap dan memenuhi kebutuhan populasi yang terus meningkat. Keluarga berencana adalah langkah besar untuk memastikan bahwa keluarga tidak dibebani dengan lebih banyak anak daripada yang dapat mereka asuh. Pada tingkat makro, peningkatan populasi, terutama di bagian termiskin dunia, juga meningkatkan tekanan pada sumber daya planet ini.

  1. Lingkungan

Beralih ke ekologi manusia, individu dan lingkungan saling mempengaruhi. Ketika populasi manusia pindah ke daerah yang lebih rentan, akan terlihat peningkatan jumlah orang yang terkena dampak bencana alam, dan bahwa interaksi manusia dengan lingkungan meningkatkan dampak dari bencana tersebut. Gerakan seperti 350.org menggambarkan bagaimana dalam sepanjang eksistensinya, manusia telah melihat lima kepunahan sejumlah besar kehidupan di planet ini, dan krisis perubahan global telah menempatkan manusia di ambang kepunahan lainnya. “Angka 350 berarti keamanan iklim: untuk melestarikan planet yang layak huni, para ilmuwan menginformasikan bahwa kita harus mengurangi jumlah CO2 di atmosfer dari tingkat saat ini 400 ppm menjadi di bawah 350 ppm” (350.org ). Lingkungan paling cocok digambarkan sebagai ekosistem, yang ada sebagai wujud dari interaksi oleh banyak bagian termasuk 8,7 juta spesies kehidupan. Namun lusinan spesies akan punah setiap hari, jumlah berkisar 1.000 kali hingga 10.000 kali lipat. Krisis kepunahan ini, tidak seperti krisis sebelumnya yang disebabkan oleh bencana alam, “hampir seluruhnya disebabkan oleh kita” (Center for Biological Diversity, n.d.). Pertumbuhan populasi manusia, saat ini lebih dari tujuh miliar dan diperkirakan akan meningkat menjadi sembilan atau sepuluh miliar pada tahun 2050, secara gamblang berkorelasi dengan meningkatnya tingkat kepunahan kehidupan di bumi.

Modernisasi teknologi telah menciptakan berbagai inovasi seperti transportasi berbasis online dimana tercipta sebuah perangkat lunak yang mampu memanggil kendaraan roda dua atau roda empat ke mana pun kita butuhkan dan mampu mengantarkan kita ke tempat tujuan dengan harga yang sangat terjangkau. Transportasi online merupakan salah satu inovasi layanan terbaru dalam ranah m-commerce. Layanan transportasi online atau ride sharing adalah layanan transportasi individu dimana pelanggan dapat memesan tumpangan (mobil, motor, dll.)

Melalui aplikasi mobile dan pengemudi dapat merespon pesanan tersebut melalui aplikasi (Wallsten, 2015). Hal ini memberikan beberapa keuntungan seperti pengemudi dan pelanggan dapat mengetahui lokasi satu sama lain secara akurat, pelanggan dapat melihat pengemudi dan informasi kendaraan, dan pelanggan dapat dengan mudah menemukan transportasi untuk bepergian ke tempat lain (efisiensi waktu) (Farin, 2016). Manfaat ini membuat berbagi tumpangan mendapatkan popularitas di kalangan masyarakat perkotaan dengan mudah.

Layanan transportasi online sudah terkenal dan diterima dengan baik di negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara Eropa. Di Indonesia, layanan jenis ini semakin populer dan banyak perusahaan internasional yang mulai melebarkan pasarnya di Indonesia. Namun, apa sebenarnya layanan transportasi online itu? Beberapa penelitian menggunakan istilah ride sharing untuk mendefinisikan layanan transportasi online. Disebut ride sharing karena mobil / kendaraan yang digunakan dimiliki oleh individu (mobil pribadi) yang kemudian 'dibagi' dengan orang lain (pelanggan) saat memberikan layanan (Wallsten, 2015). Ride sharing bersifat on-demand sebagai layanan yang menghubungkan penumpang dan pemilik kendaraan (pengemudi) secara real time menggunakan teknologi seluler. Layanan transportasi online atau ride sharing kini menjadi sarana umum bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan perjalanannya (Watanabe dkk, 2016).

Layanan transportasi online terbukti sangatlah populer di Indonesia. Terdapat 21,7 juta orang di Indonesia tercatat  menggunakan layanan ride sharing atau berbagi tumpangan seperti Grab pada saat ini. Hal ini berdasarkan laporan We Are Social 2020-Digital 2020 Indonesia per Januari 2020. Laporan tersebut juga menunjukkan bahwa 75% pengguna internet Indonesia menggunakan aplikasi mobile yang berhubungan dengan pemetaan. Berdasarkan fakta tersebut, tidak heran bahwa ada puluhan terabyte data yang dihasilkan oleh aplikasi Grab setiap harinya. Dengan Bigdata tersebut, Grab mencoba memahami perilaku masyarakat untuk dapat menghadirkan lebih banyak inovasi dan tentunya menjadi solusi bagi kebutuhan pelanggan dan juga 5 juta pengusaha mikro di Indonesia, mencakup mitra pengemudi, mitra merchant, dan mitra agen (Astutik, 2020).

Faktor-faktor seperti keterjangkauan biaya dan juga kenyamanan tumpangan memicu masyarakat untuk beralih ke mode transportasi online dibandingkan transportasi konvensional. Banyak masyarakat di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Tangerang, Bekasi, Surabaya, Medan, Bogor memilih untuk berganti mode transportasi. Kompetesi dalam harga ini sangat merugikan para pekerja transportasi konvensional, karena pajak tidak dikenakan terhadap pengemudi transportasi online, sehingga perbedaan harga pun dianggap tidak adil. Hal tersebut menyebabkan berbagai konflik yang terjadi di jalan, mulai dari razia hingga kekerasan, seperti kejadian di Kota Tangerang di mana salah seorang pengemudi motor online ditabrak hingga koma oleh angkutan umum konvensional.

Dinas-dinas yang terkait dengan kementerian perhubungan harus segera mencari jalan keluar dari situasi ini. Pendalaman dilakukan mengenai situasi ini dan pemerintah pusat melalui kementerian perhubungan akhirnya mengeluarkan Peraturan Menteri (Permen) Perhubungan No. 32 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak dalam Trayek, di mana peraturan ini akhirnya mengakui keberadaan transportasi berbasis online tersebut dengan pengaturan harga batas bawah dan atas layaknya angkutan konvensional. Namun, penetapan batas atas dan batas bawah ini diserahkan ke pemerintah daerah melalui gubernur. Hal ini berkemungkinan akan memicu transaksi-transaksi yang tidak diinginkan seperti potensi suap, gratifikasi, dan sejenisnya agar kemudahan biayanya bisa diatur sedemikian rupa dan tetap murah sehingga masih diminati oleh masyarakat dan kembali memicu polemik berkepanjangan terhadap persaingan usaha konvensional dan berbasis online ini (Nur, 2017).

Internet menjadi bagian penting pada zaman ini karena mulai dimanfaatan dalam berbagai aspek kehidupan untuk mempermudah aktivitas manusia sehari-hari, salah satunya dalam penggunaan transportasi umum. Peralihan transportasi konvensional menjadi transportasi online merupakan salah satu perubahan sosial karena menyebabkan sebuah perubahan yang signifikan bagi masyarakat dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Meskipun mengalami pro dan kontra, transportasi online telah menjadi perubahan yang diterima dengan baik oleh penggunanya karena memudahkan pengemudi dan penumpang dalam menjalani kehidupannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun