Mohon tunggu...
ikram embisa
ikram embisa Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru, mangajar di man 1 sula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sulit Berpendapat di Masyarakat Sula

6 Juli 2020   13:11 Diperbarui: 6 Juli 2020   13:21 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kita hidup di sula perbedaan pendapat sesuatu yang sangat mahal sekali, ini bisa terlihat dari , Saya pernah mengkritik kebijakan Ahmad Hidayat Mus ( AHM) selama 10 tahun menjadi bupati di grup dad hia ted sua, sesuai dugaan pasti timnya pasti tidak terima. Pada kolom komentar tersebut sebanyak 200 lebih, seluruhnya menjatuhkan dan mengancam akan melapor kepada pihak yang berwajib. Para timnya membungkap masyarakat untuk tidak berpikir dan menceritakan kejelekannya. Kalau sampai timnya ketehui lain ceritanya. Masyarakat berada dalam suasana ketakutan selama kepimimpinya dan sekarang sudah tidak menjabat lagi. Timnya membela mati-matian seakan-akan seorang pemimpin yang paling baik dan sempurna di Indonesia.

Dan juga saya pernah memberi saran kepada tempat teman-teman guru supaya jangan terlalu membela siswa yang nakal dan pemalas sekolah untuk tidak naik kelas karena akan berpengaruh buruk terhadap perkembangan sekolah. Mereka tidak mau kenapa saya berkata seperti itu. Malah mereka menjelekkan dan menjatuhkan saya. Mereka menjatuhkan harga diri saya supaya tidak berani melawannya. Memang saya kalah jumlah dengan mereka, sehingga tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka katakana saya hanya pandai berteori tapi prakteknya nol.

Selain itu saya mempostingan tulisan yang bertema, keluar dari zona nyaman tradisi Sula di grup online masyarakat Sula yang berisi tentang kritik kebiasaan masyarakat dan system Pendidikan yang berada di Sula, mereka tidak suka malah menghina saya di grup whassap sekolah kami dan juga Sebagian masyarakat tidak terima tulisan tersebut, ini terlihat di kolom komentar.

Kehidupan masyarakat sula tidak dapat menerima pendapat orang lain walaupun baik untuknya. Mereka mudah merasa tersinggung dan cepat marah apabila ada seseorang yang mencoba untuk memperbaiki kesalahan dan kebiasaannya yang tidak baik. Mereka sering mengangkap orang yang memberi masukan untuknya seakan-akan telah menjatuhkan harga dirinya.

Belum lama ini ada kasus yang viral di media sosial,  salah satu warga Sula yang mengunggah coletan gus dur mengenai 3 polisi jujur di Indonesia. Ternyata dia di polisikan, padahal coletan tersebut banyak orang telah gunakan tapi tidak di permasalahkan, tapi kenapa di Sula harus berurusan dengan pihak berwajib. Ini menjadi bahan intropeksi kita Bersama masyarakat sula.

Kalau kita melihat daerah-daerah lain di Indonesia dengan mudahnya mereka berpendapat di depan umum, tapi di sula itu sangat sulit sekali. Padahal negara kita adalah negara demokrasi, kebebasan berpendapat dan mengekspresikan diri di jamin undang-undang.

Selamanya kita tidak berani mengungkapkan pendapat di depan umum maka akan menjadi masyarakat yang tidak dewasa menyikapi kehidupan ini. Kita akan menjadi masyarakat yang lembek ( rapuh ) dan mudah dipermainkan. Kita tidak dapat belajar cara yang baik menjalani kehidupan ini. Kita mudah tersinggung, marah dan cepat mengeluarkan emosi negative. Mengeluarkan pendapat di depan umum adalah kebutuhan masyarakat  yaitu kebutuhan mengekpresi diri dan di dengarkan. Apabila kebutuhan tersebut tidak terpenuhi akan terjadi kepinjamgan sosial. Kehidupan sosial tidak akan berjalan dengan baik

Setiap masalah sosial tidak berani untuk di ungkapkan di hadapan public ibarat menyimpan  api dalam sekam , itu akan panas sekali apinya. Masaalah tidak akan pernah selesai , malah akan menimbulkan masaalah yang lebih parah dari sebelumnya. Ini sesuai yang terjadi sekarang ini, khususnya di dunia Pendidikan. Karakter siswa dari tahun ke tahun malah bertambah buruk sangat tidak baik. Sebenarnya perubahan zaman sekarang siswanya harus sudah lebih baik dari zaman dulu.  Apakah selamanya kita akan hidup seperti ini ?.

Sebuah perubahan adalah sesuatu yang sangat sulit sekali, harus ada kerja sama dan kesadaran Bersama. Selama kita hanya memikirkan kepentingan pribadi tanpa memikirkan kepentingan masyarakat umum, susah untuk melakukan perubahan. Sebelum melakukan perubahan harus ketahui dulu penyebab masyarakat Sula tidak berani mengungkapkan pendapat di depan umum :

Keluarga adalah wadah pertama membentuk karakter anak tersebut bisa jadi berani atau penakut. Orang tua selalu memarahi dan selalu menyalahkan serta  tidak menghargai anaknya . Dan anak di hadapan orang tua tidak tahu apa-apa maka anak tersebut tumbuh menjadi pribadi  yang tidak percaya diri dan tidak berani mengungkapkan pendapat di hadapan orang tua maupun di hadapan masyarakat . Didikan orang tua seperti itu  membuat mental atau emosinya tidak berkembang dengan baik . Pikiran dan emosi selalu negative. Orang tua tidak punya kesadaran mendidik anak.

Masyarakat sula terdiri atas 4 suku yaitu fagudu, falahu, mangon dan fatcei yang tersebar di  2 wilyah yang di pisahkan oleh laut. Suku-suku tersebut terwujud dalam beberapa desa yang berada di Sula. Masing-masing suku tersebut ingin saling mendominasi baik di pemerintahan maupun masyarakat. Mereka tidak mau mengalah untuk kebaikan Bersama. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk saling menjatuhkan antara satu dengan lainya. Polarisasi tersebut terbawa dalam lingkungan sosial masyarakat ini terwujud dalam sikap, perbuaatan dan percakapan. Selain itu juga antara desa ingin saling menjatuhkan, mereka menginginkan desa lebih hebat dengan desa lainnnya. Kondisi ini juga terbawa sampai di tingkat komplek dan individu. Percakapan dan perbuatan sehari saling menjatuhkan antara satu dengan lainnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun