Mohon tunggu...
ikram embisa
ikram embisa Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru, mangajar di man 1 sula.

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Sula Mencari Pemimpin

29 Juni 2020   22:19 Diperbarui: 29 Juni 2020   22:32 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Ini akibat kontruksi bangunan yang tidak baik, sehingga belum lama digunakan rusak Kembali. Ini menghambat orang-orang yang berada di luar kota sanana membawa hasil bumi dan berbelanja. Sedangkan untuk transportasi laut masih mengguna bodi sehingga membuat tidak nyaman para penumpang dan tingkat kecelakannya sangat tinggi. Pernah beberapa kali terjadi kecelekaan laut.

Daerah Sula memeliki karakteristik daerah yang sangat beragam, mulai dari sumber daya alam dan kebudayaan. Sumber daya alam belum dapat dikelola secara baik oleh masyarakat. Masyarakat mengelola masih menggunakan cara-cara tradisional . Dan juga kebudayaan masyarakat , dalam hal ini kebiasaan masyarakat, tidak mendukung pembangunan.

Selama 15 tahun sula di pimpin oleh 2 bupati defenitif, yaitu bapak Ahmad Hidayat Mus (ahm) dan bapak Hendrata Theis ( ht ) banyak hal yang telah dilakukan untuk merubah sula dari sisi infrakstruktur. Selama kepimpinan ahm banyak proyek fisik dibangun , mulai dari jembatan, jalan aspal, sekolah, kantor bupati, isda, dan masjid raya.

Namun sangat menyedih dan mengecewakan banyak proyek tidak sampai selesai dan di biarkan begitu saja serta kontruksi bangunannya sangat buruk sekali. Dan banyak terjadi korupsi, sampai sekarang orang-orang yang dekat beliau, banyak yang masuk penjara karena kasus korupsi. Dan sekarang beliau juga telah masuk penjara karena kasus bandara bobong.

Pada masa beliau banyak pns dan masyarakat hidup dalam ketakutan, karena tidak bisa menceritakan kejelekannya, kalau sampai orang-orang atau timnya ketahui yang bersangkuatan, pns dipindahkan ke desa terpencil yang jauh dari keluarga dan masyarakat dilaporkan kepihak berwajib, ini sudah menjadi rahasia umum.

Sampai sekarang juga masyarakat tidak  berani mengkritik kebijakannya pada saat itu, karena akan mendapat intimidasi dari pendukungnya. Indonesia sudah merdeka tapi orang sula tidak merdeka mengkritik kebijakannya yang tidak baik untuk masyarakat.

Belajar dari pengalaman tersebut bapat ht ingin merubahnya, namun belum sampai setahun hubungan dengan pak wakil bupati menjadi tidak baik. Pak wakil tidak di beri ruang yang leluasa untuk menjalankan tugas dan tanggung jawabnya. Penentuan kepala dinas dan jabatan-jabatan dilingkungan pemerintahan tanpa melalui koordinasi dengan beliau. Dan sejumlah proyek tidak melibatkan orang-orang dekatnya wakil bupati. 

Sampai sekarang hubungannya dengan bupati sudah mau berakhir masa jabatan mereka berdua, tidak pernah akur. Kondisi ini sangat mempengaruhi jalan roda pemerintahan. Ibarat kapal yang kehilangan induknya, yaitu pemerintah tidak dapat mewujudkan visi misi yang telah ditetapkan awal kampanye.

Masyarakat tidak suka dengan kebijakan yang diambil, yaitu Sula mau jadikan  menjadi daerah persawahan , katanya  itu hanya objek pencitraan bupati. Proyek-proyek diambil alih oleh keluarganya. Dan katanya  beliau juga melakukan penistaan agama.

Pengganan covid 19, katanya bupati tidak transparan dan banyak kasus blt hampr setiap desa, yang tidak ada penyelesai dari pemerintah.  Masyakat demo atas hal tesebut. Penjelekan nitezen atas pribadi di media sosial, yang kalau dibaca sangat miris. Tapi beliau tidak melaporkan kepihak yang berwajib. Dia membiarkan masyarakat mengeluarkan pendapat didepan umum.

Terlepas dari sepak terjang bupati tersebut di atas, masih lebih baik beliau daripada bupati sebelumnya . Beliau jarang keluar daerah, waktunya lebih banyak di Sula untuk menjalankan tugas dan tanggung jawab sebagai bupati. Dan tidak seenaknya menonjob seseorang dan memindahkan tugas pns didaerah terpencil. Dan selalu melakukan penyegaran strukrur pemerinatah melalui roling jabatan, untuk mendapat orang-orang yang kompeten.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun