Mohon tunggu...
ikram embisa
ikram embisa Mohon Tunggu... Guru - guru

saya seorang guru, mangajar di man 1 sula.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lom Poa Do Hoi

29 Juni 2020   20:41 Diperbarui: 29 Juni 2020   20:43 347
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Setiap tes  dan nikahan serta wisuda ada kala orang sula mengadakan lom po do hoi ( kumpul keluarga). Keluarga besar dan tetangga diundang untuk membantu  beruapa uang seadanya.saya tidak tahu sejak kapan perkumpulan ini berawal, namun suadah sejak lama ada di tengah-tengah masyarakat sula . 

Perkumpulan ini bertujuan untuk membantu keluarga yang kekurangan uang memenuhi hajatannya. perkumpulan ini katanya dapat memupuk rasa kebersamaan dan persatuan di antara saudara.

Lom po do hoi secara istilah lom = perkumpulan, poa = darah, do = dan, hoi = tulang. secara bahasa adalah perkumpulan keluarga untuk membantu meringankan beban antara sesama masyarakat sula. 

Kalau kata tersebut dikaji perkata artinya bertolak belakang dengan pengertain kalimat tersebut, kata yang pertama artinya jelas, sedangkan tiga kata terakhir tersebut saling berdiri sendiri tidak saling melengkapi karena di pisahkan oleh kata do ( dan ). 

Contoh kata yang mempunyai arti darah muda= remaja, darah biru = penguasa, hubungan darah = saudara sekandung. Tulang rusuk = tulang yang ada pada pria, tulang punggung = harapan orang tua. Sedangkan darah dan tulang artinya keluarga dan membantu. Paduan kata ini sangat membinggungkan tidak sesuai bahasa daerahnya.

Warhang dalam sabrani ( 1992 : 109), menyatakan pikiran ( kebudayaan mental) mengarahkan Bahasa yang berisi, bermakna dan bermanfaat. Jikalau terjadi kerusakan dalam pikiran seseorang, maka akan mempengaruhi bahasanya. 

Mungkin Bahasa orang yang mengalami kerusakan pikiran masih dapat di mengerti , tapi makna, manfaat dan tujuan tidak dapat difahami. Padahal Bahasa sebabai system komunikasi harus dapat difahami makna dan tujuan oleh masyarakat.

Paduan kata tersebut di atas ambingu atau membingungkan, ini sesuai karakter atau watak orang sula tidak mempunyai prinsip hidup yang baik,mereka mudah di permainkan oleh situasi. 

Misalkan setiap pemilihan caleg, bupati dan wakil bupati, mereka jatuhkan pilihan bukan berdasarkan kualitas atau karakter yang baik , tapi yang mempunyai banyak uang ( bukan rahasia umum lagi). Mereka sering berkata,kalau tidak kasih uang  mereka tidak akan memlih kandidat tersebut. Dicoba untuk di beri pengertian dan pemahaman supaya memilih pemimpin yang berkarakter dan mempunyai visi dan misi yang jelas untuk membangun sula, tidak mau didengarkan. 

Mereka terbiasa berpikir jangka pendek, bukan jangka Panjang. Mereka hanya berpikir secepatnya memberi uang tidak usah terlalu banyak bicara. Mereka berpikir lebih baik hidup nikmat saat ini walaupun nanti sengsara berkepanjangan.

Berdasar hal terebut maka kalimat lom po do hoi tidak dapat dijadikan sebagai bahasa atau simbol pemersatu keluarga besar sula. Ini sesuai dengan realita dari perkumpulan keluarga tersebut. Ada beberapa  hal yang menjadi  lom po do hoi justru berakibat negatif :

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun