Mohon tunggu...
Fikih Azali
Fikih Azali Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Al Azhar University Mesir

penulis, kaligrafer, dan pebisnis

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pesan Bangsa Binatang

18 September 2022   11:12 Diperbarui: 18 Mei 2023   05:13 320
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kantor dekranasda Pekanbaru 


Perseteruan bangsa burung dan bangsa serigala di negri bangsa binatang, telah membuka kedok pengkhianatan bangsa kelelawar. Hukumnya tidak bisa diintervensi. Bangsa kelelawar dilarang mencari makan di siang hari, maka selama matahari terbit dari timur dan tenggelam di barat, bangsa kelelawar selalu mencari makan di malam hari.

mereka terpaksa bersembunyi di balik balik dahan dan daun kayu. Konon begitulah ceritanya. Itu dosa keturunan yang harus mereka tanggung tidak pula sebatas tujuh keturunan, tapi bertujuh tujuh keturunan selama dunia berkembang.

Alkisah bangsa serigala bersepakat untuk menyerang negri bangsa burung, dan akhirnya menimbulkan pertarungan sengit yang tak terelakkan. Bangsa kelelawar tidak bisa menahan diri untuk mengambil posisi non blok. Mereka ikut bertempur membantu Bangsa burung, namun ketika mereka membaca tanda tangan Bangsa burung akan kalah, mereka pun bersembunyi di dahan dahan dan dibalik daun kayu.
Bangsa burung akhirnya kalah, maka pulanglah bangsa serigala dengan sorak Sorai kemenangan. Bangsa kelelawar membaca peluang dan bergabung dengan bangsa serigala, bangsa serigala protes " hei bangsa kelelawar, bukankah kalian bangsa burung dan tadi berperang melawan kami?" Bangsa kelelawar dengan tangkas menjawab " kami memang memiliki sayap dan bisa terbang, tapi tidakkah kalian melihat mulut kami? Mulut kami sama seperti mulut kalian wahai bangsa serigala, kami tidak memiliki paruh sperti bangsa burung, kita bersaudara" bangsa serigala setuju dengan argumentasi Bangsa kelelawar, dan kemudian mereka merayakan kemenangan bersama.

Suatu hari kemudian, bangsa burung yang belajar dari kekalahan, gantian menjadi agresor dan menyerang negri bangsa serigala. Perang dunia kedua antar bangsa binatang tak terhindarkan. Bangsa kelelawar sudah mesti membantu Bangsa serigala. namun roda berputar, bangsa serigala mulai keteteran. Melihat situasi ini Bangsa kelelawar mulai mengundurkan diri, bersembunyi di balik balik dahan dan daun kayu. Bangsa serigala akhirnya kalah, maka bangsa burung pulang dengan bersorak-sorai kegembiraan atas Kemenangan yg di raih.
Bangsa kelelawar kembali memanfaatkan momentum itu dan ikut berpesta ria dengan bangsa burung, Bangsa burung tentu saja protes " hei bangsa kelelawar bukankah kalian termasuk bangsa serigala dan tadi berperang melawan kami ?" Bangsa kelelawar dengan tangkas menjawab " hei sahabat kami bangsa burung mana ada serigala yang bisa terbang, coba tunjukkan ke kami kalau ada serigala yang bisa terbang, tidak ada kan, nah ini menunjukkan kalau kami adalah bangsa burung sama seperti kalian. Bangsa burung pun mengiyakan, namun satu dua warga bangsa burung menolak, sebab mereka melihat pengkhianatan yang di lakukan bangsa kelelawar.
Maka merekapun melakukan rapat lintas bangs, dan membuktikan kalau ternyata bangsa kelelawar telah berkhianat dan melakukan kecurangan bin culas, vonis pun dijatuhkan, bangsa kelelawar harus di hukum berat, tidak boleh mencari makan di siang hari, tidak ada lembaga aju banding atau kasasi. itu hanya ada di dunia manusia dan bangsa binatang tidak percaya itu.

Dunia Binatang adalah dunia yang memiliki nilai nilai tersendiri, bangsa manusia menyebutnya nilai-nilai kebinatangan lawan dari nilai-nilai kemanusiaan. Didunia binatang tidak ada istilah malu malu meski mereka punya kemaluan, mereka menganut sistem pergaulan bebas dan bebas bertindak, mereka boleh dan bisa kawin di mana saja dan dengan siapa saja. Tidak ada istilah istri teman atau istri orang lain. Tidak ada perselingkuhan. Ketentuan nya jelas lagi tegas, istriku istrimu, istrimu istriku. Semuanya boleh dan sah pengecualian kepada burung merpati, burung merpati setiaa kepada pasangan nya, kemana pun mereka selalu terbang berdua, berdua dan selalu berdua. Oleh sebab itulah bangsa manusia menyebutnya jika dua insan berlainan jenis saling berkasih kasih bak layaknya seperti sepasang merpati, atau mungkin merpati lah yang meniru manusia.

Dunia bangsa binatang, hukumnya juga tegas, tidak terbantahkan, tidak ada hukum. Hukum mereka ada hukum rimba, yang kuat yang menang. Mereka boleh zolim boleh kejam, boleh tidak adil, boleh hidup sesuka mereka, boleh hidup sendiri, makan sendiri berkuasa sendiri dan boleh mementingkan diri sendiri.
Tidak ada demokrasi tidak ada reformasi tidak ada sosialisasi, tidak ada kesetiakawanan tidak ada istilah senasib sepenanggungan, pengecualian mungkin hanya kepada bangsa semut, yang mampu menunjukkan semngat berkerja sama. Semut mampu mengusung benda yang besar yang lebih besar dari ukuran badan mereka secara bersama sama dengan kerja kompak bersama.

Tapi satu hal menarik pada dunia binatang tidak ada dusta diantara mereka, mereka apa adanya, makanan yang sudah di mulut tanpa basa basi di rebut oleh yg lain, dan itu di lakukan secara terang-terangan dan tidak melanggar hukum, jelas saja di dunia bangsa binatang itu sah sah saja di lakukan , tidak ada istilah berbohong, dan tidak ada istilah menohok kawan seiring.
Tidak ada istilah lain di depan lain di belakang, pengecualian mungkin pada kucing yang suka malu malu kucing, di depan tuannya ( tentunya bangsa manusia) dia diam. Tapi ketika tuannya berbalik arah ikan bakar itupun dilarikan nya. Agaknya malu malu kucing itu di pelajari oleh kucing dari manusia.

Umumnya nilai nilai kebinatangan itu memang buruk, karena mereka di ciptakan oleh sang pencipta tidak memiliki akal Budi, tapi mereka memiliki naluri dan insting yang umumnya sangat tajam. Adakalanya pesan dari dunia binatang patut kita renungkan. Nilai nilai yang buruk kita enyahkan, sesuatu yang baik dari binatang, apa salahnya kita bercermin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun