Mohon tunggu...
Lyfe

Pemuda dalam Tanda Tanya

23 April 2017   16:40 Diperbarui: 24 April 2017   01:01 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pemuda merupakan pilar utama dalam suatu bangsa. Maju atau tidaknya suatu bangsa ditentunkan oleh para pemuda dan pemudi di suatu negara tersebut. Hal ini juga selaras dengan semboyan terkenal dari bapak proklamator Indonesia yaitu Bung Karno yang mengatakan “Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan aku cabut simeru dari akarnya, berikan aku 10 pemuda, niscaya akan aku goncangkan Duni, semboyan tersebut menegaskan begitu besarnya peran dan kemampuan seorang pemuda.

Pemuda memang selalu memberikan kisah yang sangat luar biasa dalam sejarah Indonesia, mulai dari sebelum Indonesia merdeka para pemuda sudah melakukan trobosan penyatuan bangsa pada tangal 28 Oktober 1928  yang dikenal dengan sumpah pemuda. Hingga setelah kemerdekaan peran pemuda pun masih tampak, katakanlah ketika penurunan rezim Soekarno pada tahun 1966 dan pengakhiran orde baru pada tahun 1998 oleh para mahasiswa.

Sejatinya peran pemuda memang sangat dibutuhkan oleh bangas ini. Idiologi yang dimiliki oleh pemuda tentu akan menjadi bumbu untuk menjadikan bangsa ini bertahan dalam idiologi sendiri dan tidak mudah terombang-ambing oleh idiologi liberal ala barat. Butuh daya tahan yang kuat dari setiap kalangan masyarakat khususnya pemuda agar bangsa ini berdiri diatas idiologi sendiri.

Konsep partisipasi politik merupakan suatu kegiatan seseorang dalam partai politik yang mencakup kegiatan sukarela dan keterlibatan dalam proses pemilu. Sehingga dengan adanya partisipasi politik ini akan membuat seseorang terikat dan memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam menyelesaikan permasalahan negara yang sedang terjadi.

Namun para pemuda Indonesia memiliki pandangan yang sangat buruk terhadap perpolitikan yang ada di Indonesia. Banyak dari pemuda Indonesia yang memiliki pandangan bahwa politik itu sangatlah jelek untuk dikaji, hal ini dikarenakan banyaknya praktek-praktek pelanggaran yang dilakukan oleh para pejabat atau pemimpin Negara ini, seperti korupsi dimana-mana, penyuapan ketika pemilu, adanya bohir politik, dll.

Sehingga dengan terjadinya pelangaran-pelanggaran tersebut  dapat menciderai perpolitikan dimata para pemuda. Banyak dari pemuda Indonesia yang anti akan perpolitikan, hal ini juga terbukti ketika ada penyelenggaraan pemilu atau pilkada terhadap tingkat partisispasi pemuda untuk ikut memilih sangatlah minim. Mereka beranggapan bahwa siapapun yang terpilih menjadi pemimpinnya pasti akan melakukan korupsi, jadi mereka memutuskan untuk tidak memilih atau golput.

Pemuda Indonesia saat sekarang ini banyak yang apatis terhadap politik di Indonesia. Padahal pemuda memiliki ideologi yang sangat kuat dan masih murni, hal ini dikarenakan pemuda belum dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan golongan. Sehingga dengan kemurnian idiologi dan tanpa pengaruh dari siapapun membuat pemuda menjadi pelopor perubahan bangsa.

Ironinya, pemuda saat sekarang ini seakan memiliki alergi dengan perpolitikan di Indonesia. Akibat dari dinamika politik yang senantiasa mempertontonkan keburukan-keburukan pelaku politik membuat pemuda menarik diri dari segala prilaku politik yang ada. Hingga alergi ini telah mengakar di hati para  pemuda, bahkan telah menjadi suatu idiologi yang berkembang dengan keyakinan anti perpolitikan.

Buruknya citra perpolitikan di Indonesia juga tidak terlepas dari pengaruh media sosial. Dengan gencarnya media sosial melakukan peliputan mengenai keburukan dan kemunafikan dari politikus di tanahair menyebabkan pemuda tidak lagi memiliki simpati dan empati terhadap masalah yang menimpa Indonesia. Ditunjang dengan mudahnya pengaksesan berita di internet menjadi faktor pendorong kebencian pemuda.

Sangat jarang ditemukan media menayangkan kebaikan-kebaiakn dari prilaku perpolitikan di Indonesia. Liputan yang memiliki konten-konten yang buruk seperti pelaku korupsi, sangat mudah menyebar dan sangat antusias pemuda memperbincangkannya. Namun ketika berita di media sosial menayangkan kebaikan para politikus malah dianggap sebuah praktek pencitraan dimata publik.

Buruknya kepercayaan pemuda terhadap perpolitikan Indoneisa akan menjadi bencana besar dimasa yang akan datang. Akan timbul pergejolakan-pergejolakan pemuda terhadap keutuhan dan stabilitas politik di Indoneisa. Hal ini tentu akan berdampak pula kepada stabilitas ekonomi bagi masyarakat, krisi ekonomi akan terjadi dimana-mana yang tentunya menambah kesengsaraan bangsa ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun