Mohon tunggu...
Bahasa

Bahasa Asing "Kekinian", Bahasa Daerah "Kekunoan"?

25 September 2018   12:03 Diperbarui: 25 September 2018   12:25 342
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bahasa. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Jcstudio

Keberadaan bahasa asing di Indonesia (khususnya bahasa Inggris) bukan lagi sebagai tuntutan perkembangan zaman tetapi telah menjadi gaya hidup dalam masyarakat khususnya bagi generasi milenial. Di tengah perkembangan bahasa asing yang pesat, banyak bahasa daerah yang terancam punah akibat minimnya penggunaan dan upaya untuk menjaga dan melestarikannya.

            Penggunaan bahasa asing di kalangan masyarakat khususnya anak muda bukan lagi hanya dalam lingkungan akademik maupun dalam dunia kerja tetapi juga sudah merambah percakapan sehari-hari. Bahasa Inggris secara khusus, banyak diserap dalam percakapan sehari-hari sehingga bahasa Indonesia sebagai pemersatu dicampur adukan dengan bahasa asing.

Sementara itu, penggunaan bahasa daerah sendiri dinilai sudah tidak sesuai dengan perkembangan zaman dan lingkungan. Hal ini khususnya bagi para pelajar dari daerah yang datang menuntut ilmu ke wilayah kota. Plurarisme yang ada di wilayah perkotaan menimbulkan stigma bahwa bahasa daerah seakan tidak begitu dibutuhkan lagi dalam pergaulan sehari-hari. Sehingga, dengan perlahan bahasa daerah tergerus karena penggunaannya yang semakin minim ditambah lagi dengan kurangnya upaya orang tua untuk menanamkan penggunaan bahasa daerah sejak kecil.

            Sebanyak 11 bahasa daerah yang ada di Indonesia dinyatakan punah. Selain itu, ada empat bahasa daerah yang dinyatakan kritis dan dua bahasa daerah mengalami kemunduran (Ira Rachmawati, 2018, diakses tanggal 02 September 2018). Fakta ini menunjukkan bahwa bahasa daerah di Indonesia mengalamai masa krisis di tengah perkembangan penggunaan bahasa asing yang sangat pesat. Bahasa daerah yang menjadi kekayaan budaya Indonesia terancam dengan keberadaan bahasa asing yang dinilai lebih sesuai dengan perkembangan zaman.. Kalau terus dibiarkan, bisa jadi 10-20 tahun ke depan banyak bahasa daerah di Indonesia akan punah. Ancaman kepunahan bahasa daerah ini jelas merupakan sebuah tantangan bag rakyat dan pemerintahh bagaimana seharusnya budaya asing bisa bersanding dengan budaya lokal.

Dewasa ini, banyak orang tua yang tidak lagi mengedepankan penggunaan bahasa daerah dalam keseharian anak di rumah tetapi sebaliknya, malah menggunakan bahasa asing dalam percakapan sehari-hari dengan anak. Padahal, peran orang tua dalam mengenalkan anak dengan bahasa daerah sangat diperlukan dan menjadi yang paling penting dalam menjaga kelestarian budaya bangsa. Hal ini khususnya disebabkan anggapan bahwa bahasa asing lebih dibutuhkan daripada bahasa daerah sendiri. Bagi generasi muda, bahasa asing dinilai lebih "kekinian" daripada bahasa daerah yang dianggap "kekunoan" atau istilah lainnya yaitu kampungan.

 Tetapi, perlu kita pahami bahwa bahasa asing tidak serta merta menjadi ancaman terhadap penggunaan dan kelestarian bahasa daerah. Hal ini terjadi karena adanya kontak antarbudaya di dalam masyarakat khususnya pelajar. Yang bisa menjadi masalah ialah kurangnya ketertarikan untuk menggunakan serta mempelajari bahasa daerah dibandingkan dengan usaha untuk bisa menguasai bahasa asing dikarenkan anggapan  bahwa bahasa asing lebih diperlukan dibandingkan bahasa daerah.

Bahasa asing sejatinya memang dibutuhkan di tengah arus globalisasi yang sangat pesat demi bisa bersaing dengan pasar global. Tetapi bukan berarti kita harus melupakan atau mengesampingkan budaya lokal dan budaya daerah. Orang tua dan sekolah harus bisa membagi peran dan upaya tumbuh kembang anak khususnya dalam penggunaan bahasa sehari-hari. Bahasa asing perlu digunakan dalam lingkungan yang memang dituntut untuk bisa menguasainya seperti dalam lingkungan akademik dan lingkungan pekerjaan. Sementara itu penggunan bahasa daerah bisa dimulai dari lingkungan keluarga di rumah maupun lingkungan bersama kawan dari daerah yang sama.

Melalui cara ini, bukan hal yang tidak mungkin anak bisa menguasai bahasa daerah sekaligus juga bisa menguasai bahasa-bahasa asing. Selain kita mengikuti perkembangan zaman dan arus globalisasi yang ada, kita juga ikut menjaga dan melestarikan kebudayaan bangsa. Adanya bahasa daerah yang beragam menggambarkan Indonesia adalah negara yang kaya dan kita memiliki kewajiban untuk menjaga dan melestarikannya. Mulailah dari lingkungan rumah atau keluarga untuk menggunakan bahasa daerah.

Perlu adanya kesadaran dari diri kita sendiri khususnya bagi anak muda bahwa bahasa daerah merupakan suatu kekayaan budaya lokal dan budaya bangsa yang harus kita lestarikan. Menggunakan bahasa asing janganlah dijadikan sebuah tren zaman yang harus diikuti agar disebut sebagai sesuatu yang kekinian, tetapi pelajarilah itu sebagai suatu syarat untuk mengikuti arus globalisasi yang ada. Sebaliknya menggunakan bahasa daerah jangan dianggap sebagai sesuatu yang kuno, tetapi merupakan upaya untuk mengenalkan kekayaan budaya  bumi Indonesia.

           

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun